Hampir tengah malam saat akhirnya pulang, memasukkan mobilnya ke garasi, dan keluar membawa satu paper bag berukuran besar yang penuh oleh pakaian baru. Lampu di dalam rumah sudah banyak yang dimatikan sehingga hanya tinggal beberapa lampu kecil yang sinarnya redup. Langkah kakinya dibawa dengan hati-hati agar tak buat kericuhan karena sudah masuk jam tidur.
"Junkyu."
Panggilan itu mengejutkan Junkyu. Ia menoleh dan dapati ibunya yang kini menghampirinya yang sepertinya juga baru saja keluar dari kamarnya. "Kenapa Mama belum tidur," tanya Junkyu kemudian dengan suara pelan.
Jisoo terlihat menghela nafas panjang, tedengar frustasi akan sesuatu. "Begini, bukannya Mama mau melarang, tapi tidak bisakah kamu menahan diri sedikit?! Adikmu sampai harus pindah ke kamar tamu!"
"Hah?!"
Junkyu mungkin bisa saja terlihat biasa saja dan tak peduli. Namun di satu sisi ia juga terkejut dengan kejujuran ibunya. Junkyu menundukkan kepala. Sedikit menyesali tindakannya yang terburu-buru.
"Sudahlah. Juga, kalian belum makan malam kan, makanlah." Jisoo segera beranjak dari sana dengan langkah sedikit terburu. Tangannya mengibasi wajahnya yang memanas.
Saat akhirnya kembali ke kamarnya dan dapati suaminya yang berdiri di depan pintu menunggunya, Jisoo lantas saja memukul suaminya itu dengan kesal. "Harusnya kamu yang bicara dengannya tentang ini! Hahh..., kasian Doyoung."
Hanbin hanya tertawa kecil seraya kemudian merangkul baju istrinya dan mengusapnya pelan. Mengingat bagaimana putra bungsunya itu turun dari lantai dua dengan sedikit tergopoh membuatnya ingin tertawa. Apalagi saat mendengar alasan yang Doyoung lontarkan atas alasannya tak bisa bertahan lebih lama lagi di kamarnya.
Yah, setidaknya Doyoung tidak lantas meminta untuk tidur bersama kedua orang tuanya. Sementara itu Junkyu justru berusaha mengabaikan omelan ibunya barusan. Ia kembali ke kamarnya, dapati Jihoon yang juga langsung menolehkan kepala ke arahnya.
"Lama banget sih," Jihoon berucap seolah ia kesal karena harus menunggu Junkyu lama. Paper bag yang dibawa Junkyu lantas diberikan padanya. "Eh, ini baru ya?" tanya Jihoon terkejut begitu melihat adanya tag harga dan pakaian-pakaian di dalam paper bag tersebut yang masih terbungkus plastik.
"Iya," Junkyu menjawab singkat.
Jihoon berdecak-kali ini benar-benar merasa kesal. "Kan aku bilang pulang aja, ambil baju aku yang di rumah, itu loh juga masih ada yang baru!"
"Sama saja, yang penting kan ada bajunya."
"Beda!" Jihoon menyentak kesal. Paper bag tersebut lantas ia dorong kembali ke Junkyu. "Udahlah, kamu nyebelin, orang diajak hidup hemat malah hobi buang-buang uang."
Junkyu tertawa kecil. Paper bag tersebut kemudian ia letakkan di lantai. Bibir manyun istrinya itu lantas ia cium sekilas. "Lagipula semuanya ini juga untuk kamu kan," katanya, membuat Jihoon jadi tak bisa benar-benar marah padanya.
"Pinter banget sih curi-curi kesempatan, ini juga mulutnya pinter banget ngerayu belajar dari mana coba!" Jihoon mencubit pipi Junkyu dengan geram dan suaminya itu justru hanya tertawa tanpa memprotes.
Matanya saling bertatapan. Untuk sesaat itu waktu bagai terhenti dan Jihoon dibuat menyadari sesuatu dari bagaimana Junkyu menatapnya. "Pak," panggilnya pelan, dibalahas deheman singkat oleh Junkyu.
"Kamu beneran cinta ya sama aku?"
Junkyu kembali dibuat mengerutkan kening mendengar pertanyaan tersebut. "Memangnya kamu tidak," tanyanya balik tanpa menjawab pertanyaan Jihoon.
Jihoon mengendikkan bahu. "Gak tahu," ucapnya tak acuh.
"Maksudnya? Apa maksudnya kamu gak tahu," Junkyu kembali bertanya dengan kerisauan yang kini penuhi relung hatinya. Ada cemas yang tiba-tiba datang melihat bagaimana Jihoon menjawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Love [ kyuhoon ]
FanfictionB O Y S L O V E [ COMPLETED ] Tujuan awalnya adalah untuk memanfaatkan uang yang dimiliki suaminya untuk pengobatan ibunya dan juga untuk memperbaiki keuangannya yang kian memburuk setelah kepergian ayahnya. Namun kini perasaannya justru terbuai aka...