"Junghwan!"
Junkyu panik. Mereka baru saja selesai mandi dan Junkyu sedang mengambil pakaian ganti untuk kedua anaknya setelah memakaikan keduanya popok saat Junghwan, anak laki-lakinya itu merangkak dan mengambil sesuatu yang kemudian langsung dimasukkan ke dalam mulut.
Bayi satu tahun itu diam saja saat mulutnya dirogoh dan sebuah potongan dari mainnya dikeluarkan dari sana. Baru Junkyu mengomel untuk memberi peringatan pada anak laki-lakinya, ia sudah disela oleh tangisan anaknya yang lain; Pharita, anak perempuannya.
"Iya, sebentar ya sayang, ini diambilin dulu bajunya."
Saat Junkyu lengah, Junghwan kembali menggerakkan kedua kaki kecilnya meninggalkan kamarnya. Anak itu sudah bisa berjalan sebenarnya, tapi lebih sering merangkak saat ingin bergerak cepat.
Kamarnya ada di lantai satu. Sejak melahirkan, Jihoon dan Junkyu sepakat memindahkan kamar mereka ke lantai bawah untuk sementara agar memudahkan mereka dan anak-anak untuk beraktifitas dan berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Jihoon sedang berada di tengah saat ini, duduk di bagian belakang ruangan di mana ia letakkan meja dan kursi tempatnya mengikuti kelas online; karena setelah setahun cuti Jihoon harus kembali kuliah dan akhirnya putuskan untuk ambil kelas online saja karena ia tidak mungkin membiarkan suaminya sendirian menjaga kedua anaknya yang sangat hyperactive.
Kelasnya baru akan dimulai saat rungunya mendengar suara cekikikan seorang bayi. Jihoon segera menoleh mencari sumber suara karena ia yakin, entah Junghwan atau Pharita, salah satu anaknya itu pasti kabur lagi sebelum Junkyu sempat selesai memakaikan mereka baju ganti; sudah setiap pagi hal ini terjadi.
"Mum..., mih...," Junghwan terus bergumam selama perjalanannya berusaha memanggil Jihoon.
"Eeeh, Junghwan, duh kamu kok kabur lagi sih," Jihoon segera beranjak menghampiri anaknya lalu menggendong bayi gendut yang masih telanjang dada itu.
"Jangan kabur dong sayang, kasian Daddy kamu kerepotan terus tiap pagi," meskipun mengomel, tapi Jihoon tetap menciumi Junghwan dan tertawa bersamanya.
["Jihoon, anaknya diturunun dulu Jihoon. Kelasnya udah mulai ini, itu juga kenapa nama kamu Kim Junkyu, ganti nama atau bagaimana kamu. Ayo cepat, teman-teman yang lain juga suruh cepat masuk sini, kelamaan nanti."]
Jihoon terkejut. Ia tak sadar jika kamera laptopnya menyala. Tak lama dari itu akhirnya Junkyu muncul sambil menggendong Pharita. Anak perempuannya itu diturunkan di samping sofa tempat biasanya dia bermain sebelum sarapan; di sana juga sudah ada beberapa mainannya.
"Maaf ya, kelasmu sudah mulai?" Junkyu segera mengambil alih Junghwan dari gendongan Jihoon.
"Baru mau, masih nunggu yang lain. Pak, ini betulin nama ininya dong," Jihoon menarik Junkyu mencegahnya untuk pergi.
"Oh, ini kamu pake laptop saya? Laptop kamu kemana," tanya Junkyu seraya kini matanya satu tangannya sibuk mengetik pada laptop untuk membenarkan display name di zoom meeting untuk kelas Jihoon.
"Ada, di kamar. Batrenya abis, tadi buru-buru kan soalnya kelasnya tiba-tiba dimajuin jadi aku pake laptop kamu aja, gak apa-apa kan? Maaf ya kamu jadi kerepotan sendiri ngurusin anak-anak."
Junkyu masih sibuk mengganti nama Jihoon karena hanya satu tangannya yang bisa bekerja ia jadi bergerak lebih lambat saat mengetik. Sementara Junghwan justru memelototi layar laptop, memperhatikan satu per satu wajah asing yang muncul di layar. Semua wajah itu tampak tertawa cekikikan sendiri entah ap yang ditertawakan.
"Gak apa-apa, gak usah minta maaf. Saya juga gak sibuk-sibuk banget. Udah nih," laptopnya digeser kembali menghadap Jihoon sepenuhnya. Junkyu mengusak rambut Jihoon pelan, kemudian mencium atas kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Love [ kyuhoon ]
FanficB O Y S L O V E [ COMPLETED ] Tujuan awalnya adalah untuk memanfaatkan uang yang dimiliki suaminya untuk pengobatan ibunya dan juga untuk memperbaiki keuangannya yang kian memburuk setelah kepergian ayahnya. Namun kini perasaannya justru terbuai aka...