Chapter Twenty One- 21

2.8K 109 2
                                    

بسم الله الر حمن الر حيم

assalamu'alaikum all   ≧﹏≦

absen coba, pake emot dgn warna kesukaan kalian.
contoh : 🥶🥤🐬💙🧊❄️💙☁️

WKWK seru-seruan aja

- selamat menggulir halaman ini!-

***

Pagi ini, Saheera dan Fathar niatnya ingin pulang ke rumah Arfan dan Rusmei. Semua baju-baju dan keperluan mereka sudah dikemas di dalam tas. Tapi sebelum pulang ke rumah, mereka ingin pergi ke rumah sakit terlebih dahulu bersama Zaky dan Fara untuk menjenguk Qila.

Masih ingat kan? Pada saat kecelakaan waktu itu, Qila mengalami koma sampai beberapa hari. Syukurnya, tadi pagi Zaky mendapatkan kabar baik bahwa Qila sudah sadar dari komanya.

Karena kabar itu, mood Saheera tiba-tiba naik. Ia senang sekali Qila sudah sadar. Ia rindu sekali dengan sepupunya itu. Hitung-hitung, ia ingin berhenti berduka atas apa yang keluarga mereka alami. Berhenti berduka bukan berarti melupakan.

Raga Nafi memang tidak berada di tengah-tengah mereka, namun jiwa dan hati mereka tetap merasa kehadiran sosok Nafi. Sampai kapan pun itu.

Mereka pergi menggunakan mobil Zaky, dan nantinya setelah dari rumah sakit, mereka berdua, Zaky dan Fara, pergi mengantarkan anak dan menantunya pulang ke rumah sang besan.

Kurang lebih 20 menit, mereka pun sampai di Rumah sakit tempat dimana Qila dirawat.

Fathar lebih dulu keluar dari mobil untuk menyambut Saheera dari luar. Tanpa Saheera sadari, saat dirinya ingin keluar dari mobil, Fathar menempelkan tangannya di pinggir atap mobil, agar kepala Saheera tidak kepentok.

"Ayo masuk, aku ga sabar mau ketemu sama Qila, kangen banget." Saheera berujar antusias. Tersirat nada bahagia dari ucapannya itu, keliatan bahwa dirinya sangat merindukan Qila.

Tapi sebelum mereka masuk, Fathar lebih dulu menarik Saheera agar mendekat dengannya. Saheera pun menatap Fathar heran. Lalu, cowok itu mendekatkan wajahnya ke telinga Saheera dan membisikkan sesuatu.

"Lo jalan sama gue, biar Bunda sama Ayah."

Alis Saheera mengerut heran. "Kok gitu?"

"Berpasangan Ra jalannya, gitu aja harus dijelasin." dirinya kesal karena ketidak-pekaan Saheera.

"Ck, terserah kamu aja deh."

Fathar pun tersenyum puas. Ia tidak mau harus berjalan sendirian tanpa Saheera, ntar dikira jomblo lagi.

Mereka pun berjalan menuju ruang rawat Qila. Saat sudah sampai, Saheera lebih dulu membuka pintu ruangan tersebut.

"Assalamu'alaikum."

Ketika dibuka, nampak lah Qila yang duduk di atas brankar, dengan perban di kepalanya, juga selang infus di tangannya.

Gadis itu tengah disuapi makan oleh Fatimah. Ia dan Fatimah pun menoleh ke arah pintu masuk secara bersamaan. "Wa'alaikumussalam."

New LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang