Chapter Forty Seven - 47

1.3K 56 0
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

assalamu'alaikum, hehe lama ya? maafff🥲😔

dann yaaa, aku juga mau ngucapin minal aidin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batinn semuaa!! tolong di maafin yaa dr segala hal yang mungkin ga ngenakin dari aku💗

- selamat menggulir halaman ini -

***

10 April 2024.

Dari malam hingga pagi tiba, tak henti-hentinya lantunan takbir terdengar. Melalui info dari Kementerian Agama, 1 syawal 1445 H jatuh pada hari ini.

Sehari sebelum lebaran, Saheera sudah memasak makanan yang ingin ia bawa untuk keluarganya besok. Ia juga sudah menyiapkan tunjangan hari raya untuk anak-anak yang ada di sana.

Langit pagi ini sangat cerah, udara pun terasa sejuk. Daun-daun yang ada terlihat diam tak bergerak saat takbir dilantunkan.

Usai pulang sholat eid tadi, Saheera langsung bersiap ingin pergi bersama Fathar ke rumah orang tuanya. Nanti akan bergilir ke rumah sang mertua.

Baju koko Fathar dan gamis Saheera memiliki warna yang sama, yaitu putih. Pasangan itu terlihat serasi saat berdampingan dengan baju couple.

"Sayang, udah? Ayo berangkat."

Buru-buru Saheera mengaitkan jarum bross jilbabnya. "Eh iya-iya bentar."

Dipeluknya lengan Fathar sambil menyandang tas dan menenteng rantang besar. "Yuk, pergi."

"Cantik banget perasaan."

Saheera tersenyum malu. "Gombalnya nanti aja, kasian Ayah sama Bunda nungguin."

"Kenapa sih kamu sering ngira aku gombal? Ngapain aku ngegombalin kamu, orang udah jadi istri. Setiap ucapan dari aku buat kamu, itu ungkapan, Ra."

"Iya deh iya, nanti kapan-kapan aku aja yang gombalin kamu," kekeh Saheera sambil menyolek dagu Fathar.

"Ngapain? Belum di gombal aja, aku nya udah kepincut."

"IDIH!"

***

Di rumah Zaky sudah banyak sanak saudara berkumpul di sana. Belum lagi suara anak-anak tetangga yang juga bersilaturahmi ke rumah mereka.

"Tante ga nyangka, perasaan dulu kamu masih main got sama Nafi, masih ingusan lah, suka juga ngambil mangga pak Somat sama Nafi, lari-larian pake celana dalem, eh sekarang udah mau punya anak aja, hahaha."

Mendengar itu, Saheera hanya menggaruk tengkuknya malu. Dari sekian banyak pembahasan mengapa harus itu yang dibahas tetangganya itu? "Ih tante malu ih, masa kecil itu mah."

"Ngapain malu, kan waktu itu kamu belum bisa mikir malu atau enggaknya. Tante ga nyangka aja, dunia cepat banget berlalu," lanjut bu Laila itu.

"Hehehe iya tante." aduh, Saheera bingung harus merespon bagaimana.

"Yaudah ayo kita makan lontong dulu, Saheera juga kemaren masak opor bu," ajak Fara sambil mengangkat teko yang ingin ia isi minuman kembali.

New LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang