Chapter Forty Eight - 48

1.1K 49 1
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

assalamualaikum. hai, apa kabar kalian? 🫶❤️

MAAFINNNNN PLIS YA ALLAH LAMA BGT BUSET UPDATENYA😭😭😭😭😭😭😭 (ini aku ketik sblm revisi, up nya setelah 1 bulan🗿)

- selamat menggulir halaman ini! -

***

"Ketemu sama Theresia?"

Saheera memang agak was-was mendengar nama Theresia, apalagi suaminya izin ingin bertemu dengan mantan kekasihnya itu. Walaupun ia percaya Fathar tidak akan melakukan hal-hal negatif itu.

"Aku janji sebentar aja, kalau pun kamu mau ikut gapapa."

"Oh enggak kamu aja gapapa, aku izinin kok. Aku percaya sama kamu," balas Saheera dengan senyumnya.

"Yakin gamau ikut?"

"Yakin ih, dah sana. Pasti ditungguin."

Fathar mendelik curiga. "Tau darimana aku ditungguin?"

"Y-ya nebak aja, lagian Theresia pengen ketemu kamu berarti lagi nungguin dong." Saheera sengaja menghindari kontak mata dengan Fathar, takut laki-laki itu akan mencurigainya.

"Hm, aku pergi dulu. Nanti aku kabarin kalau udah di sana, kamu istirahat aja Ra jangan banyak gerak," titah Fathar sembari memakai jaketnya.

"Siap, laksanakan!" Wanita itu membuat gerakan hormat. "Hati-hati ya Papaaa."

"Iya bumil-ku assalamualaikum." Cup.

"Wa'alaikumussalam." Saheera hanya duduk di atas kasurnya sambil melihat suaminya yang mulai hilang setelah menutup pintu kamar.

Tidak apa-apa kok, Saheera percaya Fathar akan menjaga janjinya. Lagipula hanya sekedar bicara kan? Mungkin saja Theresia ingin menyampaikan salam perpisahan sebelum pergi ke luar negeri kepada teman lamanya alias Fathar.

Dan bisa juga, salam perpisahan kepada mantan terindah. Eh? Tidak-tidak, Saheera harus selalu berpikir positif dengan suaminya itu. Ayo lah kerja samanya wahai pikiran.

"Iya bener, cuma ngomong biasa kok. Aku ga boleh banyak pikiran, nanti ngaruh ke bayinya, oke stop mikir yang macem-macem."

***

Setelah sampai di Rumah Sakit yang Daffa berikan lokasinya, Fathar pun segera turun dari mobil dan masuk ke dalam. Ia berjalan menuju bagian resepsionis, karena Daffa tidak memberitahukan dimana letak kamar inap Theresia.

"Permisi, mau nanya sus. Kamar inap atas nama pasien Theresia lauderys ganando di mana ya?" Tanya Fathar.

Perempuan yang berprofesi sebagai suster itu menjawab. "Sebentar ya mas saya cek." Ia membuka lembaran yang berisi nama-nama pasien di Rumah Sakit itu.

"Ada di kamar Mawar nomor 15 ya, lorongnya bersebelahan dengan toilet."

"Makasih sus." Setelah mendapatkan informasinya, Fathar pun segera menuju kamar yang disebutkan.

New LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang