Chapter Twenty - 20

2.7K 97 0
                                    

بسم الله الر حمن الر حيم

assalamu'alaikum.

maaf lama up ya😓🙏

- Selamat menggulir halaman ini! -

***

Sesuai dengan waktu yang mereka janjikan, Herlin baru saja datang ketika selesai sholat isya. Dirinya baru saja menemani Saheera untuk meminta izin kepada Zaky dan Fara. Dan syukurnya mereka diberi izin, dengan syarat tidak boleh pulang terlalu larut.

Mereka pergi menggunakan mobil milik Herlin. Posisinya Saheera duduk di samping kursi kemudi, nanti kado belanjaan mereka akan ditaruh di jok belakang.

Di perjalanan, mereka membahas hal random untuk mengisi kekosongan. Lagipula, mereka sudah lumayan lama tidak bertemu, mungkin kurang lebih seminggu. Herlin juga meminta maaf karena tidak datang saat pemakaman Nafi berlangsung, sebab dirinya sedang ada urusan pribadi yang harus di selesaikan. Dirinya hanya bisa mengucapkan turut berdukacita dari ponsel pada keluarga besar Saheera.

Tidak terasa, mereka pun sampai di basement mall. Saheera dan Herlin pun turun dari mobil dan mulai berjalan masuk ke dalam mall. Mereka berjalan bergandengan, sekalian jaga-jaga, sebab kondisi Saheera masih dalam keadaan baru pulih, oleh sebab itu Herlin memeluk lengan Saheera.

"Ra, lo udah makan malam?" Tanya Herlin.

"Hm kebetulan belum sih."

Herlin pun mengangguk. "Oh yaudah, kita makan dulu yuk? Ada Restoran yang makanannya enak-enak di sini."

"Habis itu baru beli kado?" Saheera bertanya dan diangguki oleh Herlin.

"Yaudah ayok."

Dua wanita itu pun berjalan menuju Restoran yang Herlin maksud. Sekalian Saheera melihat-lihat ke sekeliling mall yang sangat ramai. Toko-toko yang di dalam mall dipenuhi orang-orang yang ingin berbelanja.

Sesampainya di Restoran yang Herlin katakan tadi, mereka pun langsung memilih meja untuk makan. Ternyata bukan hanya toko-toko yang lain saja, Restoran ini pun dipenuhi oleh pengunjung.

Herlin pun memanggil pelayan untuk memesan makanan mereka. Sekalian Saheera meminta segelas air hangat untuk dirinya meminum obat yang sengaja ia bawa. Dirinya harus rutin meminum obat, karena keadaannya belum sembuh total. Jika orang tuanya dan Fathar tau ia tidak meminum obat, pasti Saheera akan diceramahi panjang lebar.

Membutuhkan waktu kurang lebih 10 menit, akhirnya makanan yang mereka pesan pun datang. Tak lupa segelas air hangat yang Saheera pinta.

"Makan, Her."

Mereka pun melanjutkan kegiatan makannya. Namun, tiba tiba saja Herlin pamit pada Saheera untuk ke toilet sebentar.

"Ra, bentar ya gue ke toilet dulu, kebelet nih," Pamit Herlin sekalian menitipkan tasnya pada Saheera.

"Iya, gamau ditemenin?"

"Engga, lo nunggu di sini aja, orang deket kok."

Saheera pun mengangguk. "Iya, yaudah gih sana."

Dengan cepat Herlin pun pergi meninggalkan Saheera ke toilet. Karena ditinggal sebentar, Saheera pun kembali melanjutkan makannya sembari melihat-lihat keadaan Restoran yang semakin banyak pengunjung.

New LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang