Chapter Thirty Nine - 39

2K 73 4
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

assalamu'alaikum. part ini pnjang yaaa, 3rb kata lbh, semoga sukakk! 😍

- selamat menggulir halaman ini! -

***

"Saheera?"

Wanita yang tengah memeluk seorang remaja laki-laki itu pun mengurai pelukannya dan segera menoleh ke arah seseorang yang tengah memanggilnya. Ia sedikit terkejut akan kehadiran lelaki itu.

Bangkit dari posisi duduknya, Saheera pun berjalan mendekat. "Fathar? Kamu kok tau aku di sini?"

Tidak menjawab pertanyaan Saheera, melainkan Fathar yang sekarang malah menatap Pangeran yang tengah duduk di kursi besi itu dengan tatapan sedikit sinis.

Jujur saja, walaupun sudah jelas bahwa Pangeran adalah kembaran Nafi yang notabenenya adik kandung Saheera, ia tetap saja cemburu melihat Saheera memeluk cowok itu.

Berbeda saat Saheera memeluk Nafi, ia masih bisa menerimanya. Tapi Pangeran? Entah mengapa ia sedikit tidak ikhlas melihat istrinya itu memeluk Pangeran. Apalagi awal mereka bertemu, sifat Pangeran sangat jauh dari kata sopan.

"Fathar?"

Terkesiap, Fathar pun menoleh ke arah Saheera. "Udah malem, gue nyariin lo dari tadi. Ketemu di sini, dan lagi pelukan sama dia."

"Dia?"

Saheera menoleh ke arah belakang, dimana Pangeran yang tengah duduk dengan tatapan datar ke arah Fathar dan Saheera. Sontak wanita itu terkekeh, ketika menyadari seperti nya Fathar tengah cemburu.

Ia berbalik menatap suaminya itu dengan jahil. "Cemburu yaa?"

"Enggak," balas Fathar cepat.

"Masa?"

"Ck, lagian lo ngapain di sini? Katanya mau ke mall? Terus kenapa bisa ketemu sama Pangeran? Pake acara pelukan segala lagi, rese banget."

Saheera mengulum bibirnya menahan senyum saat melihat wajah kesal Fathar yang seperti ia tunjukkan secara terang-terangan. Belum lagi wajah muak Pangeran saat tak sengaja mendengar bahwa Fathar cemburu melihat Saheera memeluk dirinya.

Ck, dasar bucin. Masa gitu aja cemburu.

Karena merasa tidak ada lagi urusan di sana, Pangeran pun memutuskan untuk pulang saja. Ia mengambil jaketnya yang tergantung di kursi besi, tak lupa kunci motornya. Ia pun berjalan melewati Saheera dan Fathar.

"Loh, Pangeran? Kamu mau pulang?"

"Hm."

"Hati hati ya dek, jangan berantem lagi!"

Menghembuskan nafasnya kasar, lalu Pangeran memakai helmnya. "Bawel banget lo."

Alis Fathar sudah menukik kesal saat mendengar jawaban Pangeran. "Dia ngasih tau yang bener, kalau ga terima yaudah gausah bilang bawel segala. Masih untung dia peduli sama lo."

"Dih, gaada yang minta dipeduliin juga kali."

"Gatau diri banget, syukur Saheera masih nganggep lo adek."

Pangeran berdecih. "Dia itu yang ngemis perhatian biar gue mau jadi adeknya."

"Emang gaada sopan santunnya lo jadi manusia!" Fathar hampir saja menghampiri Pangeran jika tidak ditahan oleh Saheera.

New LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang