Chapter Forty One - 41

1.6K 73 9
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

assalamu'alaikum everyone, apa kabar?

🎶 Yang Terbaik Bagimu (Ada Band)

tuh dengerin laguunyaa, cocok bgt buat part ini! 😌

- selamat menggulir halaman ini! -

***

Betapa bahagianya Fara saat mendengar kabar dari Wiran di telepon, bahwa Pangeran sudah menerima mereka sebagai orangtua kandungnya. Belakangan ini Fara selalu termenung karena memikirkan Pangeran, dan ia selalu mendoakan agar hati anaknya terbuka untuk menerima mereka.

Dengan senyum yang tak kunjung luntur, Fara memberitahukan hal itu pada Zaky, tentu di sambut bahagia oleh suaminya itu. Bisa dipastikan, Zaky dan Fara adalah orang yang paling bahagia hari ini.

Tanpa berlama-lama lagi, keduanya pun segera pergi menuju kediaman Wiran. Mereka sudah tidak sabar ingin memeluk raga sang anak yang sama sekali tidak pernah mereka peluk selama 17 tahun ini.

Menghabiskan waktu sekitar 20 menit, mereka berdua tiba di rumah Wiran. Tak lupa juga dengan Saheera yang ikut. Memang Zaky yang menjemputnya, karena ia tahu Saheera juga sangat menanti momen ini.

Keluar dari dalam mobil, Fara tetap saja memasang senyum bahagianya. Ia memeluk lengan Saheera.

"Ra, sebentar lagi Bunda bisa peluk anak Bunda!" Seru Fara bahagia.

Saheera pun ikut tersenyum, lalu ia mengangguk. "Iya, Bunda. Semoga setelah ini Bunda gak pernah ngerasain sedih lagi ya."

"Iya, sayang. Bunda cuma pengen kumpul sama suami dan anak-anak Bunda. Cukup dengan adanya Ayah, Kamu dan Pangeran di hidup Bunda, itu udah lebih dari bahagia untuk Bunda."

"Yaudah, masuk yuk?" Ajak Zaky. Ia pun berjalan mendekat ke arah pintu rumah Wiran, lalu mengetuknya sambil mengucap salam.

Tak lama pintu bercat putih itu terbuka, menampakkan Wiran dengan wajah sendunya. Namun tetap ia paksakan untuk bisa tersenyum.

"Wa'alaikumussalam. Wah, udah dateng aja nih. Ayo pak, bu masuk. Saheera juga ayo masuk, nak."

Mereka bertiga pun masuk ke dalam setelah mendapat izin. Mengambil posisi duduk di sofa yang ada di ruang tamu.

"Sebentar ya saya panggilkan dulu Arkanya, dia lagi di kamar."

Zaky pun terkekeh pelan, lalu mengangguk. "Ah iya, makasih pak Wiran. Maaf ya kalau kedatangan kami merepotkan bapak."

"Engga sama sekali pak, lagian 'kan saya juga yang menyuruh pak Zaky sama bu Fara datang ke sini."

Pria yang sudah memasuki kepala empat itu pun berjalan menaiki tangga, untuk pergi ke kamar Pangeran. Setibanya di depan kamar, Wiran membuka pintunya yang memang tidak terkunci.

Dilihatnya Pangeran yang tengah duduk termenung sambil memandangi sebuah figura berisikan foto Riana.

"Arka," Panggil Wiran pelan.

New LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang