Chapter Four - 4

3.6K 112 3
                                    

بسم الله الر حمن الر حيم

Assalamu'alaikum. bagaimana? apakah nyaman baca cerita ku?

- Selamat menggulir halaman ini! -

***

Setelah menghabisi tenaga dengan drama tak berfaedah tadi, Saheera dan Herlin sekarang tengah duduk di kantin fakultas sembari memakan lontong sayur dan teh manis hangat. Kelas mereka akan dimulai setengah jam lagi, jadi dua gadis itu masih bisa santai untuk menikmati makanan mereka.

"Her, mau cerita." Saheera menelan lontong sayurnya.

Herlin mendongak lalu menatap sahabat cantiknya itu. "Apaan?"

"Aku dilamar kemaren, Her."

Mendengar itu, sontak saja Herlin tersedak. Ia sungguh kaget mendengar cerita sahabatnya itu. Dilamar? Cerita yang menarik sekali untuk menemani makan mereka.

Setelah meminum teh manis hangatnya, Herlin pun kembali menormalkan nafasnya. "Mulai Ra. Ceritain dari A sampe Z, secara rinci dan detail!"

Saheera pun mulai menceritakan dari awal, di mana ia dan Fathar bertemu secara tidak disengaja di depan cafe, saat ia ingin mengerjakan makalah dengan Herlin. Sampai di mana pertemuan kedua orang tuanya, dan Fathar yang melamarnya agar menjadi istri dari lelaki itu.

"Jadi itu alasan lo batalin pertemuan kita kemarin itu?!"

Saheera pun mengangguk mengiyakan perkataan Herlin.

"Ya Allah Ra! Terus gimana, lo udah dapet jawabannya?" Tanya Herlin dan mendapat gelengan dari sahabatnya itu.

"Aku belum shalat istikharah, jadi belum ada jawaban Her. In syaa Allah nanti aku mau shalat istikharah. Do'ain yang terbaik ya, Her?"

"Pasti, pasti gue Do'ain."

***


"Ya Allah ya Rabb... Berikan lah Hamba petunjuk, kalau memang niat Fathar itu tulus mau melamar Hamba, in syaa Allah Hamba ikhlas menerimanya. Tapi, sekarang ini Hamba bingung harus menerimanya atau tidak ya Allah, tunjukkan lah Hamba jalan ya Allah, melalui perantara-Mu. Jika memang Hamba dan Fathar berjodoh, Hamba yakin, Engkau pasti akan mempertemukan kami di takdir yang menurut-Mu baik. Hamba hanya bisa meminta dan memohon kepada-Mu, karena hanya Engkau-lah sebaik-baikNya Dzat yang memberi petunjuk dan solusi untuk Hamba-Mu ini."

"Rabbana 'atina fiddun ya hasanah, wafil'a khirati hasanah, tawwaqina 'adzabannar."

Di jam 22:15, Saheera baru saja menyelesaikan shalat Istikharahnya. Ia menuruti nasehat sang Bunda yang menyuruhnya agar meminta petunjuk pada Sang pemilik alam semesta.

Gadis berambut hitam kecoklatan itu sedang melipat sajadah dan juga mukenahnya agar tetap rapi. Saheera beralih duduk di atas kasurnya sembari membuka ponsel. Saat ia mengecek benda pipih itu, ternyata ada sebuah kontak yang mengiriminya pesan.

Manusia

Lo ga ada niatan buat nolak lamaran gue?

New LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang