Chapter Fifty Four - 54

1.4K 48 2
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

assalamualaikum.. omailutchh Wa sariawan yang menyakitkan ini hinggap di lidah ku🥹

btw selamat pagii Wa!! apakah kalian sekolah hari ini? mybe ada yang sekolahnya Sabtu libur, kalau akuu sih sekolah krn classmeet😔🗿

- selamat menggulir halaman ini! -

***

Setelah beberapa hari dirawat di Rumah Sakit, Saheera kini sudah diizinkan pulang oleh Dokter. Mereka bersiap sekitar pukul 7 pagi, setelah berkemas semua peralatan Saheera dan Naufal.

Mobil yang akan mereka tumpangi sudah siap di depan Rumah Sakit. Karena masih belum bisa berjalan bebas, Saheera jadi harus menggunakan kursi roda menuju mobil mereka.

Sedangkan Naufal sendiri digendong oleh Fara yang turut membantu Saheera yang ingin pulang. Awalnya ia meminta agar Saheera tinggal di rumahnya selama beberapa waktu.

Apalagi ini kelahiran anak pertamanya, Fara takut Saheera dan Fathar masih belum terbiasa merawat anak mereka. Tapi Fathar menolak, ia meyakinkan Fara bahwa mereka bisa merawat Naufal di Apartemen.

Perjalanan mereka ke Apartemen di kendarai oleh Zaky. Lokasi dari Rumah Sakit ke Apart tidak terlalu jauh, hanya butuh waktu sekitar 15 menit, kalau tidak macet.

Ketika sudah di kamarnya, Saheera pun langsung membuka koper yang berisi bajunya dan Naufal. Ia melipat beberapa baju yang berantakan.

"Ra, kamu gendong Naufal aja, biar Bunda yang nyusunin bajunya," titah Fara memberikan Naufal.

"Bunda ga repot kan? Kalau cape istirahat aja, Nda."

"Gapapa, udah kamu ASI-in Naufal aja. Ayah juga lagi di depan kok sama Fathar."

Ucapan Fara membuat Saheera sadar, bahwa dirinya belum memberikan Naufal ASI. Dari lahir, Naufal masih meminum susu formula. Saheera masih sedikit takut mengASIhi.

Ditatapnya kedua bola mata Naufal yang juga tengah melihatnya. "Naufal mau susu ya? Eum.. sebentar ya sayang."

"Bunda,"

Fara menggantungkan tangannya yang ingin memasukkan baju ke dalam lemari itu. "Kenapa, Ra?"

"Anu hehe caranya gimana?"

Fara tertawa pelan, ia pun menghampiri Saheera dan memberikan arahan bagaimana cara mengASIhi.

Setelah diajarkan, Saheera paham. Ia senang melihat Naufal yang lahap. Sesekali jari Saheera digenggap oleh tangan mungil Naufal, membuat senyumnya tak kunjung luntur.

Begini ternyata rasanya menjadi seorang ibu. Walaupun Saheera tahu semua ini masih awal, masih banyak kejutan yang akan ia dapatkan ketika merawat Naufal.

Tapi apapun itu, Saheera bersyukur bisa berada di fase menjadi status yang mulia, menjadi seorang ibu. Saheera berjanji akan menjalani tugasnya seumur hidup dengan baik, akan mendidik dan merawat Naufal agar anaknya itu bisa menjadi pribadi yang dibanggakan oleh semua orang.

New LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang