Chapter Forty Nine - 49

1.3K 42 6
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

assalamualaikum, haiii all🫶❤️

- selamat menggulir halaman ini! -

***

"Hai Saheera, ini gue Theresia. Lo apa kabar? Gue harap sehat selalu ya. Gue denger lo lagi hamil kan? Semoga lancar terus ya sampai lahiran. Hm.. maaf ya gabisa ucapin langsung, karena besok gue udah harus pergi ke singapur untuk operasi, doain lancar ya. Jadi gue minta tolong Fathar aja untuk rekam, maaf ya gabisa nyamperin."

"Saheera, gue gak tau hidup di dunia ini berapa lama lagi, yang pasti penyakit kanker otak itu gak jauh-jauh dari meninggal, hanya manusia-manusia beruntung yang masih diizinin Tuhan buat meniti kembali hidupnya, semoga gue termasuk dalam manusia-manusia beruntung itu, ya."

"Gue mau minta maaf samo lo Ra, maaf ya pernah jadi hama di kehidupan lo. Maaf karena gue pernah ada niat mau rebut laki-laki yang berperan penting di hidup lo. Tolong beri gue maaf Ra, gue sadar kesalahan yang gue lakuin udah fatal. Seharusnya gue tau, cintanya Fathar itu lo, gak seharusnya gue berniat merebut. Kasih gue kesempatan untuk jadi orang yang lebih baik ya, walaupun harus ditemenin sama penyakit yang gue derita."

"Ra, jujur gue masih punya perasaan untuk Fathar, perasaan jaman sekolah dulu masih ada sampai sekarang. Tapi gue janji, Fathar cukup abadi dalam masa lalu, gue gak akan berusaha ngejar Fathar lagi, walaupun harus move on dengan perasaan yang masih membekas. Saheera, tolong jaga Fathar ya, sebaliknya juga, gue minta tolong untuk Fathar tetep jaga rumah tangga kalian, maaf pernah hadir dan berusaha merusak. Setelah ini gue bakal menghilang dari pandangan kalian, dan gaakan pernah kembali dengan niat yang jahat. Gue pamit ya, sekali lagi gue mau ucapin maaf dan makasih.."

Tit.

Rekaman suara yang berdurasi sekitar 7 menit itu berhenti. Membuat isak tangis wanita yang tengah hamil itu semakin terdengar jelas. Fathar pun langsung memeluk Saheera dan berusaha menenangkannya.

"Kenapa nangis, eum?"

Saheera sesegukan, ia mendongak untuk menghentikan air matanya yang ingin kembali jatuh. Dipandanginya wajah Fathar dengan mata yang merah.

"Theresia sakit kanker otak...? Dan udah stadium 3? Ya Allah." walaupun perempuan itu pernah berniat ingin merusak rumah tangganya, tapi Saheera tetap bisa merasa iba wanita itu.

"Kita doain aja ya, semoga sakitnya cepet sembuh," ujar Fathar menenangkan. "Kamu gimana? Udah bisa maafin dia?"

"Fathar, mana mungkin aku tetap punya rasa dendam untuk Theresia. Aku tau dia kemaren berbuat salah, tapi aku udah maafin kok. Aku gamau hidup dipenuhi rasa benci dan dendam," ungkap Saheera sambil mengelus perut buncitnya.

"Seikhlas itu kamu, Ra. Maaf ya aku pernah buat kecewa."

Saheera menggeleng. "Cukup ya, kita gausah bahas yang lalu-lalu, ayo fokus meniti hidup ke depannya. Semoga Theresia bisa berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi ya, aku harap dia sembuh dan mendapatkan kebahagiaannya di sana, tanpa harus merebut kebahagiaan orang lain."

"Jadi kamu bener-bener udah bisa maafin dia?" Fathar sontak tersenyum saat melihat anggukan yakin dari Saheera.

Dipeluknya wanita itu dan memberikan banyak kecupan di keningnya. "Kamu hebat Ra, bangga aku punya kamu."

New LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang