Chapter Fifty - 50

1.4K 67 6
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

assalamualaikum, kira2 berapa chapter lagi ya Endnya?? 🤭

- selamat menggulir halaman ini! -

***

Waktu terasa berjalan begitu cepat, kehamilan Saheera kini sudah berusia 9 bulan. Perutnya yang semula rata kini sudah buncit sempurna. Di kehamilannya yang tua ini, Fathar selaku suami lebih ekstra dalam menjaga Saheera.

 Di kehamilannya yang tua ini, Fathar selaku suami lebih ekstra dalam menjaga Saheera

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan Saheera pun lebih banyak mau dari sebelumnya. Seperti sekarang ini, dirinya ingin pergi keluar untuk membeli bakso langganannya ketika masih berkuliah dengan Herlin.

Tentu saja Fathar melarang. Bukannya apa, Saheera itu sedang mengandung dan pastinya harus mengonsumsi makanan yang sehat, tidak boleh sembarangan.

"Yang lain aja ya? Kamu kalau makan begituan pasti suka kalap Ra, apalagi sambelnya," larang Fathar dengan nada lembutnya.

Bibir Saheera manyun seketika. Ia mengelus perut buncitnya. "Ini yang pengen bukan cuma aku loh, anak kamu juga mau. Masa tega sih?"

"Bukannya gitu, tapi-"

"Kalau gamau yaudah, aku beli sendiri. Kasian anak aku punya Papa ga pengertian, ga kasian apa kalau nanti dia ileran," celoteh Saheera sambil berjalan mengambil hijabnya.

"Loh kamu mau kemana?"

"Menurut kamu?" Tanya Saheera balik.

"Sayang, ibu hamil gaboleh keluar malem, apalagi makan bakso Ra."

"Aku tetep mau beli," Putus Saheera tak ingin dibantah. Dirinya yang sudah siap itu mendekat ke arah Fathar dan mengulurkan tangannya. "Maaf ya kalau aku bandel, tapi aku pengen."

Fathar tidak menyambut tangan itu. Justru ia menciumnya lembut, dan beralih ke perut istrinya. "Aku temenin."

"Eh, serius?" Binar mata bahagia terpancar dari Saheera.

"Iyaaa Saheera, janji jangan terlalu over ya?" Dikecup Fathar kening istri nya itu. "Aku panasin mobil dulu."

"Berhasil, makasih ya sayang bantuannya. Maaf kalau Bunda jadiin kamu kambing hitam," gumam Saheera mengajak bayinya berbicara, lalu terkekeh pelan.

***

Suasana malam di Jakarta sangai ramai, seperti biasanya. Sebelum singgah ke warung bakso, Saheera meminta Fathar untuk membawanya keliling alun-alun kota terlebih dahulu.

New LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang