Chapter Twenty Eight- 28

1.9K 76 1
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

sholawat kesukaan apa nih?? saling spill biar nambah pahala😁💝

- selamat menggulir halaman ini!

***

Pagi ini, Saheera tengah berada di sebuah Rumah sakit, tempat di mana Papi Herlin dirawat selepas kecelakaan waktu lalu.

Dua gadis seumuran itu tengah duduk di sebuah kursi besi panjang sambil mengobrol dan saling melepas rindu. Terdengar alay, tapi begitulah mereka.

Herlin tengah memakan bubur ayamnya dengan lahap sembari mendengar ucapan Saheera. Kebetulan Saheera sudah makan tadi di rumah.

Usai makan, Herlin membuang bekas makannya di tong sumpah. Lalu kembali duduk dan menanggapi ucapan sahabatnya.

"Her, aku mau minta masukan."

"Masukan tentang apa?"

Terdiam sejenak. Lalu Saheera menjawab. "A..aku masih ragu. Aku ngerasa belum siap, Her. Tapi aku juga gamau dapet dosa karena nolak permintaan Fathar."

"Maksud lo apa, Raa? Apanya yang belum siap? Permintaan Fathar emangnya apa?"

"Hak Fathar sebagai suami. A..aku belum ngasih itu ke Fathar."

"WHAT?! LO BELUM-"

belum lagi Herlin menyelesaikan ucapannya, Saheera sudah lebih dulu menutup mulut gadis itu. Sebelum hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.

"Bisa pelan ga Her ngomongnya?"

Herlin mengangguk. Lalu Saheera menurunkan tangannya yang membekap Herlin tadi.

"Lo..lo belum skidipapap sama Fathar?"

Merasa paham, Saheera pun mengangguk. "Aku belum siap, Her."

Gadis yang di sebelah Saheera itu menghembuskan napasnya. Herlin memegang kedua pundak Saheera agar menatapnya serius.

"Lo denger."

Dan mulai lah Herlin menceramahi Saheera seolah-olah Herlin sangat berpengalaman dan sudah menikah. Padahal dirinya saja masih jomblo.

"Lo ga bisa gitu Ra. Kalau mikirin malu dan ga siap mau sampe kapan?"

"Ra, lo seharusnya tau isi pikiran cowo kalau satu kamar sama cewek. Gue yakin Fathar keliatan biasa aja di luar, tapi di dalam dia nahan mati-matian godaan setan yang pasti selalu menghasut dia buat ngambil haknya dari lo, Ra."

"Lo ga kasian sama laki lo, Ra? Cowo tidur satu kasur sama cewe tiap malem, ga mungkin hormon testosteron dia ga meningkat. Kecuali kalau tuh cowok ga normal."

"Ayo lah Ra. Lo begituan sama Fathar bukan dosa, malah lo dapet pahala tau gak? Lo pasti tau hal itu."

"Banyak juga berita, kalau cowo ga dapet jatah dari istri dia bisa nyari kepuasan sama cewe lain di luar sana. Emang lo mau? Enggak kan."

"Jadi mending lo ajak Fathar begituan sebelum terlambat. Gue yakin Fathar mau."

"Gue sih kalau jadi lo gas-gas aja." Herlin mengakhiri ucapannya dengan enteng.

New LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang