[Y/N] meringis kesakitan saat Kakashi menekan terlalu keras di bagian lengannya yang memar
"Maaf, apa terlalu keras?" tanya Kakashi
[Y/N] mengangguk mengiyakan. Kakashi kemudian melembutkan sentuhannya "Apa seperti ini cukup nyaman untukmu?" tanya Kakashi lagi, memastikan kali ini sentuhannya tak terlalu keras dan menyakitkan
Sentuhan pada ujung jari Kakashi terasa begitu kasar, mungkin karena selama ini tangannya banyak ia gunakan untuk melempar kunai, menghunus pedang, dan berkelahi. Terasa sangat kontras pada kulit lengan [Y/N] yang terasa begitu lembut.
Setelah selesai mengoleskan salep pada tangan [Y/N] yang memar, tanpa aba aba Kakashi tiba tiba mengangkat tubuh [Y/N] dan mendudukkannya di atas meja kerjanya dengan begitu mudah dan membuat nafas [Y/N] sedikit tercekat karena terkejut
Kakashi kemudian berdiri di hadapan [Y/N] "Lebih mudah seperti ini" gumam Kakashi
Kemudian satu jari telunjuknya mengangkat lembut dagu [Y/N], agar ia bisa melihat luka yang ia tinggalkan pada leher [Y/N] dengan lebih jelas
Tangannya yang lain mengoleskan kapas yang dibasahi ke leher [Y/N], mencoba membersihkan darah yang telah sedikit mengering di di samping samping luka sayatnya
Lagi lagi, [Y/N] meringis kesakitan saat Kakashi mulai mengoleskan alkohol dan obat merah pada lukanya
"Maaf, tolong tahan sebentar lagi" jawab Kakashi, sambil menatap [Y/N] dengan tatapan yang penuh dengan penyesalan
[Y/N] mengangguk mengerti "Silahkan lanjutkan. Aku tak akan cengeng lagi" ucap [Y/N], ia kemudian memejamkan kedua matanya, bersiap untuk rasa perih yang akan ia rasakan lagi
"Maafkan aku. Sedikit lagi, aku janji" gumam Kakashi yang kembali melanjutkan kegiatannya
DRRRRKK
Pintu kantor Hokage terbuka secara tiba tiba, bukan karena angin ataupun hantu, tapi karena Shikamaru yang datang kembali
"Apa Apaan ini?" Ucapnya. Shikamaru menatap [Y/N] dan Kakashi dengan ekspresi wajahnya yang terkejut.
"Kumohon, jangan melakukan hal hal kotor di ruangan yang suci ini" lanjutnya.
Wajah Shikamaru seketika merah padam karena kesalahpahamannya sendiri
"Shikamaru.. hai" ucap [Y/N] canggung
"Apa yang kalian lakukan disini? Apa tak bisa di tempat lain saja?" Shikamaru lanjut mengomel, masih tak merasa kalau dirinya hanya salah paham
"Memangnya menurutmu kami ini sedang apa?" Tanya Kakashi
"Dimataku.. kalian terlihat sedang.. Tidak, Kakashi sensei, kau terlihat sedang.. men... leher [Y/N]-san" ucapnya bergumam tak jelas
Kakashi menghela nafas panjang "Kau benar benar salah paham, Shikamaru.." ucap Kakashi
[Y/N] mengangguk mengiyakan ucapan Kakashi "Kalau kau berpikir kami sedang bermesraan, kau salah. Beberapa saat yang lalu, leher dan lenganku hampir saja putus" ucap [Y/N]
"Apa?" Shikamaru semakin tak mengerti dengan situasi yang terjadi saat ini
Kakashi kemudian tersenyum canggung mengiyakan ucapan [Y/N] "begitulah.." ucapnya
"Hah?" Ucap Shikamaru
Setelah menjelaskan situasi nya, Kakashi mulai bertanya pada Shikamaru "Kenapa kau kembali kesini?" Tanyanya
"Kenapa? Anda lebih senang kalau aku tak kembali ya? Aku baru sadar ada barangku yang tertinggal disini, aku hanya mau mengambilnya" jawab Shikamaru.
"Apa yang akan terjadi kalau aku tak kembali kesini?" Ucap Shikamaru lagi
"Tak ada yang terjadi walau kau tak kembali kesini" jawab Kakashi
"Shikamaru-san.. kami benar benar tidak seperti itu ko" ucap [Y/N] dengan wajah yang memelas sambil menyilangkan kedua tangannya membuat tanda X besar
"Baiklah, kalau begitu, mari kita semua pulang saja.." ucap Kakashi.
Pukul jam enam pagi, [Y/N] sampai di apartemen nya di temani Kakashi. Saat itu ada Iruka yang sedang bersiap untuk lari pagi, menyapa keduanya.
"Hai, kalian menginap di luar tadi malam?" tanya Iruka.
"Kami baru pulang dari kantor Hokage" jawab Kakashi.
"Menginap di kantor Hokage?" ucap Iruka sambil memasang muka jahil.
"Iya. Ah tidak.. maksudku tidak seperti itu" [Y/N] menjawab candaan Iruka dengan panik, wajah nya merona merah
Iruka pun langsung pergi memulai lari pagi nya sambil tertawa puas
"Sudahlah, [Y/N]-san.. Masuklah ke rumahmu.. istirahat dengan baik, sampai jumpa besok" ucap Kakashi
"Hn" jawab [Y/N] sambil mengangguk.
Saat [Y/N] hendak melangkah pergi, satu tangannya di tarik lembut, membuat [Y/N] kembali memutar badannya kehadapan Kakashi.
"Soal kejadian tadi, aku benar benar minta maaf, kupastikan hal seperti itu tidak akan terjadi lagi" ucap Kakashi, penyesalan benar benar tergambar dalam matanya
[Y/N] diam beberapa detik, memilah jawaban apa yang harus ia ucapkan. Terakhir kali ia menjawab 'tidak apa apa', Kakashi malah memarahi nya.
Jadi kali ini, ia akan berkata "Ya, baiklah.. Hokage-sama" ucap [Y/N], selesai memilih jawabannya.
[Y/N] kemudian memasuki pintu apartemen nya. Kakashi terus menatap punggung [Y/N] sampai bayangan [Y/N] tak lagi terlihat dimatanya sebelum menlajutkan perjalanan pulangnya
Di dalam apartemen nya, [Y/N] mandi dengan air hangat mencoba menyegarkan badannya, luka di lehernya sedikit membuat [Y/N] mengernyit menahan perih saat lukanya terkena air sabun "perihh" ucapnya
Setelah selesai mandi, [Y/N] kemudian memakai piyamanya yang nyaman, kemudian tidur meringkuk diatas ranjang tidurnya sambil memeluk guling, mencoba untuk tidur
Namun, apa yang terjadi pada Kakashi tidak lepas juga dari dalam benak nya.
"Apa yang ia mimpikan?"
"Kenapa sampai seperti itu?"
"Hal apa yang telah dilalui nya selama ini?"
"Kenapa rasanya aku sangat ingin membuatnya tidur dengan nyenyak?"
"Dulu apa yang ibu berikan padaku saat aku mengalami gangguan tidur ya?"
"Apa minyak lavender ya?"Di lain tempat, Kakashi juga nampak sedang memikirkan banyak hal. Sudah 15 menit ia berdiri di bawah shower kamar mandinya, merasakan tetesan tetesan air dingin mengenai wajahnya.
"Aku baru saja melukai [Y/N], rekan kerjaku sendiri. Dasar bodoh" gumamnya,
"Bagaimana aku harus menunjukkan mukaku padanya besok?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Red String Of Fate || Hatake Kakashi
Fantasy[Y/N] seorang wanita 28 tahun, karyawan swasta di perusahaan berlingkungan toxic, bermimpi untuk pindah ke desa yang nyaman dan damai. Suatu hari, [Y/N] menemukan dirinya terlempar ke sebuah dunia yang sangat asing baginya. Dapatkah [Y/N] beradaptas...