49. Menipis dan Menghilang

2.7K 303 10
                                    


Setelah memastikan keadaan [Y/N] yang ada di belakangnya, Kakashi kembali menatap tajam pada lelaki di hadapannya "Bagaimana kau bisa masuk ke desa ini tanpa terdeteksi oleh ninja sensor kami?"

"Aku menyelubungi tubuhku dengan barrier, seperti yang kupasang disekitar area rumah ini. Mengesankan, bukan?" ucapnya sombong di hadapan Kakashi.

Mengesankan. Kata yang kini ada dalam benak Kakashi, sebelumnya tak ada satu orang pun yang berhasil masuk ke Konoha tanpa terdeteksi tim ninja sensor nya.

"Kakashi, keberadaanku ternyata sangat berbahaya untuk dunia ini.." ucap [Y/N] dengan suaranya yang bergetar, menatap punggung Kakashi di hadapannya

Kakashi tak membalikkan badannya ke arah [Y/N], ia masih terus menatap lelaki di hadapannya, bersikap siaga, namun ia masih mendengar [Y/N] dengan sangat jelas "Omong kosong. Dunia ini akan tetap hancur meski kau tiada di dalamnya"

"Tapi.. kalau aku jadi alasan kehancurannya.. Aku.."

Kakashi mengatupkan rahang nya dengan keras, kesal dengan semua hal yang dikatakan oleh istrinya saat itu.

"Kenapa kau selalu saja memikirkan orang lain lebih dulu daripada dirimu sendiri? Kenapa kau harus menghawatirkan keselamatam dunia ini? Kenapa kau tak pernah lebih dulu memikirkan apa yang sesungguhnya kau inginkan?" Ucap Kakashi sedikit kesal.

"Apa yang ku inginkan?" gumam [Y/N]

"[Y/N].. Aku ingin mendengar keinginanmu.."

Kalimat yang Kakashi ucapkan begitu tulus, begitu lembut, begitu hangat sampai dapat menyentuh sudut hatinya yang gelisah. [Y/N] merasa dirinya tersadar dari lamunan yang panjang saat ia benar benar memikirkan apa yang ia inginkan.

Padahal, beberapa saat yang lalu ia yakin akan menerima kematian sebagai bagian dari takdirnya.

Kakashi benar, lagipula pada akhirnya dunia ini akan tetap hancur. Memangnya kenapa kalau ia ingin hidup lebih lama?. Selama keluarga kecil nya berada di dekatnya, [Y/N] merasa siap walau harus menerima kebencian dunia sekalipun.

Memikirkan hal hal yang ingin ia lakukan di masa depan bersama Kakashi dan anak anaknya membuat butiran air mata lolos begitu saja dari kedua matanya yang sedari tadi sayu.

"Aku mau kau terus berada di sampingku saat aku membuka mataku di pagi hari, aku mau melihat Fuyuki dan Akiko bertumbuh dewasa dan menjadi lebih kuat, aku mau kita berempat berlibur lagi keluar desa, aku mau membuka restoran bersamamu, aku mau kit...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku mau kau terus berada di sampingku saat aku membuka mataku di pagi hari, aku mau melihat Fuyuki dan Akiko bertumbuh dewasa dan menjadi lebih kuat, aku mau kita berempat berlibur lagi keluar desa, aku mau membuka restoran bersamamu, aku mau kita hidup sampai tua dan melihat cucu cucu kita" ucap [Y/N] dengan nada suara yang bergetar, sambil berusaha mengusap pipinya yang basah.

Kakashi tersenyum lega, [Y/N]-nya ternyata masih ingin hidup. Itu saja sudah cukup untuknya "Kalau begitu, ayo kita lakukan, [Y/N].. Kita lakukan hal hal yang tadi kau sebutkan" ucap Kakashi, sambil menyerahkan sebilah pedang wakizashi pada [Y/N] yang berdiri menghadap punggung nya dengan satu tangannya.

The Red String Of Fate || Hatake KakashiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang