29. Semuanya Boleh Untukmu

6.3K 719 3
                                        


Saat [Y/N] akan mengeluarkan ayam panggang nya dari oven, seorang anbu mendarat dengan ringan di jendela dapur, hal yang kini tak mengejutkan lagi untuk [Y/N].

"Hokage-sama, beberapa orang yang anda tunggu telah sampai di kantor Hokage saat ini"

"Baik, aku akan segera kesana" ucap Kakashi yang kemudian menghela nafas panjang "Aku akan segera kembali, sisakan ayamnya" ucapnya, ia lalu sedikit mengacak rambut [Y/N], dan mengikuti anbu tadi keluar dari jendela dapurnya.

"Apa begitu sulit keluar dengan normal lewat pintu?" gumam [Y/N] sambil menghela nafas yang panjang.

Setelah beberapa lama menunggu, Kakashi tak kunjung kembali. [Y/N] akhirnyanmemutuskan untuk mengantar sendiri ayam panggangnya ke ruangan Hokage, mengingat Kakashi pasti belum sempat makan sampai saat ini.

Ketika sampai, ruangan Hokage nampak kosong, tak ada siapapun disana termasuk Shikamaru. [Y/N]pun memutuskan untuk menyimpan bekal makan siang untuk Kakashi di atas meja Hokage nya.

Saat ia keluar dari ruangan ia berpapasan dengan seorang ninja yang nampak sudah senior yang menggunakan lambang desa kunci di dahinya. [Y/N] bertanya tanya dalam hatinya, apa yang dilakukan desa kunci disini?

[Y/N] tak berencana untuk memikirkan hal itu berlarut larut, sampai ujung matanya menemukan Kakashi yang memakai jubah Hokage nya sedang berbincang di ujung lorong, dengan seorang wanita berparas cantik yang ia rasa familiar. Itu Hanare.

Perasaan tak nyaman dan sesak seketika memenuhi hatinya. Apa yang Hanare dan desa kunci lakukan di kantor Hokage? Kalau ini acara formal, lantas kenapa Hanare hanya berbincang berdua bersama Kakashi?

[Y/N] segera menyembunyikan dirinya di balik tembok, dan keluar dari gedung Hokage secara diam diam. Dengan perasaannya yang terasa begitu berantakan

***


Kakashi kembali saat sore hari, ia membawa wadah bekalnya yang kini sudah kosong

"[Y/N] terimakasih, aku menghabiskan semuanya! Sangat enak! Ayo kita buka restoran suatu hari nanti.." Ucap Kakashi dengan ceria, [Y/N] hanya tersenyum sambil mengangguk, tak antusias

'Apa ada yang salah?' pikir Kakashi dalam hatinya

"Bagaimana dengan tamu yang datang hari ini?" ucap [Y/N] sambil memotong beberapa sayur di dapurnya untuk makan malam, Kakashi kemudian memperhatikan di sampingnya.

"Desa Suna tak pernah menyulitkan kita" jawab Kakashi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Desa Suna tak pernah menyulitkan kita" jawab Kakashi

"Bohong" ucap [Y/N] dalam hatinya

Setelah Kakashi menjawab pertanyaannya tadi, [Y/N] jadi tampak lebih dingin dan pendiam. Ia hanya fokus memotong motong sayuran di hadapannya, sampai tiba tiba pisaunya tak sengaja tergelincir dan mengiris jarinya agak dalam

Kakashi yang melihatnya langsung menarik tangan [Y/N] yang teluka ke arahnya. Ia terlihat sangat panik

"Hati hati, [Y/N].. sayatannya sepertinya cukup dalam.." ucap Kakashi sambil memperhatikan luka di jari [Y/N] yang mengeluarkan darah.

"Kenapa berbohong?" Tanya [Y/N] tiba tiba, Kakashi nampak sedikit terkejut dengan pertanyaan yang di lontarkan [Y/N] begitu saja

'Apa ia tau?' pikir Kakashi dalam hati

"Kita obati dulu lukamu, ya?" jawabnya, sambil membawa lengan [Y/N] ke wastafel, menghilangkan darah pada lukanya dengan air yang mengalir.

"Hanya sayatan kecil. Aku takkan mati kehabisan darah hanya karena luka ini"

"Bahkan sayatan kecilpun aku tak rela" jawab Kakashi

Ia kemudian sibuk mencari obat merah dan plester di kotak P3K milik [Y/N], meninggalkan [Y/N] yang menuntut jawaban darinya.

"Apa yang desa kunci dan Hanare lakukan di Konoha?". Lagi lagi, [Y/N] melontarkan pertanyaan lain

Dan lagi lagi, Kakashi tak menjawabnya sedikitpun.

"Apa anda sengaja membuatku cuti hari ini untuk menemui Hanare dan perwalikan desa kunci? Kenapa?". Seperti yang di harapkan dari [Y/N], kemampuan observasi dan insting nya cukup bagus.

"Tunggu, [Y/N].. Sebentar saja.." jawab Kakashi, kembali mengambil tangan [Y/N] yang terluka dan meneteskan obat merah di atas lukanya sambil meniup niupnya lembut.

"Kenapa harus merahasiakannya dariku?" [Y/N] kembali bertanya, dan Kakashi kembali tak menjawab.
"Kumohon, jawab aku".

"[Y/N], aku hanya tak ingin kau sedih.." jawab Kakashi setelah selesai menempelkan plester luka di jari [Y/N]

"Sedih? Apa.. Apa Konoha dan desa kunci memutuskan bekerja sama dan sebagai bentuk kerjasamanya anda harus menikahi Hanare?" Tanya [Y/N] panik.

Kakashi nampak kebingungan dengan pernyataan [Y/N]. Ternyata selain kemampuan observasi yang baik, [Y/N] juga terlalu memikirkan beberapa hal secara berlebihan.

"Tak ada hal seperti itu, [Y/N].. aku bersumpah" jawab Kakashi

"Lalu kenapa?" Wajah [Y/N] masih serius menuntut kebenaran.

Kakashi tau, [Y/N] takkan berhenti begitu saja. Kakashi tak mungkin berbohong mengatakan kalau Konoha bekerjasama dengan desa Kunci, [Y/N] adalah salah satu orang yang selalu membantunya dengan proposal kerjasama dan bisnis, tak mungkin ada kerjasama yang tak [Y/N] ketahui.

 Kakashi tak mungkin berbohong mengatakan kalau Konoha bekerjasama dengan desa Kunci, [Y/N] adalah salah satu orang yang selalu membantunya dengan proposal kerjasama dan bisnis, tak mungkin ada kerjasama yang tak [Y/N] ketahui

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kakashi memijit mijit keningnya untuk beberapa saat, kebingungan. Sebelum akhirnya ia menghela nafas yang panjang kemudian memeluk erat [Y/N] sambil menceritakan kebenarannya, bersiap dengan kemungkinan buruk yang mungkin terjadi.

Kakashi juga menceritakan kalau rapat tadi siang dilaksanakan untuk mendiskusikan hukuman yang pantas untuk Hanare dan tim nya.

"Hanya itu?" ucap [Y/N] setelah selesai mendengar kebenaran yang Kakashi tuturkan. Kakashi nampak terkejut dan menjauhkan [Y/N] dari pelukannya, kedua tangannya memegang erat bahu [Y/N], matanya menatap lekat lekat dua manik hitam miliknya.

"Kau.. tak sedih? Atau mengalami kejatuhan mental dan semacamnya?"

"Aku marah, tentu saja. Tapi hanya kemarahan yang tersisa. Aku sudah tak sedih atau kecewa atau semacamnya" ucap [Y/N].

"Ternyata percuma aku menghawatirkanmu, syukurlah [Y/N]..." Ucap Kakashi kembali menarik [Y/N] kedalam pelukannya yang hangat dan nyaman

"Mereka masih ada disini?"

"Masih, mereka kembali ke desanya besok"

"Ada yang ingin kukatakan pada Hanare dan tim nya, boleh?" Ucap [Y/N], sambil menatap Kakashi.

"Boleh.. Semuanya boleh untukmu"

The Red String Of Fate || Hatake KakashiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang