Di hari liburnya, [Y/N] memutuskan untuk membeli bunga di toko milik kekuarga Ino untuk mengisi vas kosong di rumahnya.[Y/N] membeli beberapa tangkai bunga Iris dan beberapa tangkai bunga lili.
Diperjalanan pulangnya, [Y/N] bertemu dengan Guy di depan sebuah kedai yang menjual aneka cake dan teh.
"[Y/N]-san! Apa kabar? Seperti nya kalian sibuk sekali akhir akhir ini" sapa Guy, dengan penuh semangat seperti biasanya.
"Yah.. begitulah" jawab [Y/N].
Keduanya kemudian berjalan ke arah tujuan masing masing. [Y/N] kemudian menghentikan langkahnya, ia terlihat ragu, apa ia perlu menahan Guy untuk bertanya mengenai beberapa hal saat ini?
Setelah yakin dengan keputusannya, [Y/N] akhirnya berbalik arah untuk mengejar Guy "Guy-san! Tunggu!" ucapnya dengan sedikit beteriak
Guy tersenyum sebelum berbalik menghadap [Y/N] seperti ia telah mengantisipasi hal ini akan terjadi sebelumnya
"Guy-san, ada yang ingin aku tanyakan.. soal Hokage-sama" ucap [Y/N]
Guy tersenyum lebar "Aku sudah menantikan ini sejak lama hohoho" ucapnya sambil tertawa keras
"Karena kalian sahabat baik, jadi.. sepertinya kau tau satu atau dua hal.. mungkin" ucap [Y/N] ragu ragu.
"Tentu saja, aku tahu segala hal tentang si Kakashi itu! Ayo kita mengobrol di dalam kedai sambil menikmati sepotong kue" jawab Guy.
"Guy-san mau kue apa? Biar aku yang traktir" Tanya [Y/N]
"Apa saja tak masalah. Tapi aku ingin ada strawberry didalam kue ku" ucap Guy
[Y/N] mengangguk mengerti dan memesan dua potong kue dan dua cangkir teh untuk keduanya
"Jadi.. Apa yang ingin kau tau?" Tanya Guy
"Hmm.. Sepertinya ini masalah yang sangat pribadi. Apa aku lebih baik bertanya langsung padanya saja ya?" Ucap [Y/N]
Guy menghela nafas panjang "Kau sudah menghentikan perjalananku dan sekarang malah berakhir dengan ragu ragu? Yang benar saja" ucap Guy pura pura marah
"Hmm.. Ini soal..." ucap [Y/N]
"Soal?"
"Hmm.. soal.." ucap [Y/N] kembali ragu ragu
"Aku pergi kalau kau terus ragu ragu" ucap Guy sambil bersiap pergi, yang membuat [Y/N] sedikit panik "Jangan! Tunggu!" Ucap [Y/N]
"Jadi, ini soal apa?" Tanya Guy lagi, mendesak [Y/N]
"Soal mimpi buruknya Hokage-sama.." [Y/N] akhirnya mengeluarkan hal yang selama ini ia simpan
[Y/N] kemudian menceritakan bagaimana Kakashi terlihat sangat tersiksa dalam mimpi buruknya tempo hari saat ia dan Kakashi lembur bersama
"Begitu ya, ternyata ada kejadian seperti itu.." ucap Guy
Ia kemudian duduk dengan lebih santai "[Y/N], Kakashi telah melewati banyak hal sulit sejak usianya masih sangat muda.. walaupun kurasa sekarang dia sudah sepenuhnya memaafkan dirinya sendiri, sepertinya dia masih butuh waktu untuk menghilangkan mimpi buruknya" jawab Guy.
"Kalau aku boleh tau.. apa alasan mimpi buruknya?" Tanya [Y/N] "kalau ini hal yang terlalu pribadi, tak perlu diceritakan!" Ucap [Y/N] lagi
"Seluruh Konoha juga tau cerita ini" jawab Guy
Guy kemudian menceritakan soal bagaimana Kakashi kehilangan ayah, dan semua rekan tim nya di usia yang masih sangat muda
"[Y/N]-san, memang akan sulit membuka hati si Kakashi itu, tapi kuharap kau tak menyerah.." ucap Guy, membuat pipi [Y/N] sedikit merona
"Sepertinya aku akan membuatmu kecewa. Karena Hokage-sama tak menyukaiku, dan bagaimana bisa kau tahu kalau... aku.. suka.. hokage-sama?" jawab [Y/N], pipinya kini mulai terasa panas. Apa perasaannya begitu jelas terlihat?
"HAHAHA tentu saja aku tahu. Aku punya mata yang tajam, [Y/N]-san! HAHAHA Yah, lagipula para wanita selalu menyukainya, jadi kurasa kau juga pasti menyukainya HAHA" Guy memberi jeda dalam kalimatnya, kemudian melanjutkan "Aku telah lama menjadi sahabat nya, dari gerak geriknya, sepertinya dia juga menyukaimu. Mungkin dia hanya tak menyadarinya".
[Y/N] terkejut sekaligus senang mendengar pendapat Guy, namun ia tak sepercaya diri itu "Kurasa tidak seperti itu.. Dimatanya, aku hanya rekan kerja yang baik.. itu saja"
"Haaah. Kenapa kau sangat pesimis begitu sih" ucap Guy lesu.
"Kurasa, aku sudah cukup bahagia dengan membantu pekerjaannya seperti ini" ucap [Y/N]
Guy kemudian menarik nafas panjang, "Yang satu tak mengerti perasaanya sendiri, yang satunya lagi tidak percaya diri dan pesimis. Kalian benar benar merepotkan" ucap Guy dengan wajah nya yang kecewa.
Mata [Y/N] kemudian terpikat pada seekor kucing putij cantik yang dipelihara oleh pemilik kedai. Dan [Y/N] tak bisa menahan keinginannya untuk menggendong kucing itu.
"Guy-san! Lihat! kucing ini sangat menggemaskan" ucap [Y/N] penuh keceriaan.
"Kau suka kucing?" Tanya Guy
"Sangat!"
"Bagaimana kalau kau pelihara satu atau dua kucing di rumahmu, [Y/N]-san?"
"Ah, tidak, aku dulu punya seekor kucing peliharaan. Dia meninggal belum lama ini. Aku merasa belum siap untuk memelihara hewan apapun lagi, aku tak siap dengan rasa kehilangan yang mungkin kurasakan lagi" jawab [Y/N].
"Tepat!" ucap Guy tiba tiba bersemangat lagi. Membuat [Y/N] mengerutkan keningnya karena kebingungan
"Tepat apanya?" Tanya [Y/N]
"Tepat seperti itu! Pasti itu juga yang Kakashi rasakan padamu, [Y/N]-san. Dia hanya belum siap memelihara kucing baru" ucap Guy penuh keyakinan.
"Aku bukan kucing, bukan juga hewan peliharaan" ucap [Y/N]
"Haha aku tau kau mengerti apa maksudku" ucap Guy
"Guy-san, kau jadi membuatku berharap. Ah! Tidak boleh! Kalau begini pasti akan lebih sakit kalau ternyata semua tidak sesuai dengan apa yang aku harapkan" [Y/N] berucap dengan panik.
"Yaah.. cinta memang begitu kan, [Y/N]-san"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Red String Of Fate || Hatake Kakashi
Fantasy[Y/N] seorang wanita 28 tahun, karyawan swasta di perusahaan berlingkungan toxic, bermimpi untuk pindah ke desa yang nyaman dan damai. Suatu hari, [Y/N] menemukan dirinya terlempar ke sebuah dunia yang sangat asing baginya. Dapatkah [Y/N] beradaptas...