Keesokan hari dihari liburnya, [Y/N] memutuskan untuk membuat kukis kering untuk dihadiahkan pada Kakashi, sebagai bentuk terimakasihnya.Perasaannya masih sangat tidak enak setelah melihat Kakashi yang begitu menghawatirkan dirinya malam itu.
Kegiatan membuat kukis nya di mulai pagi sekali, dan selesai pada siang hari.
[Y/N] kemudian menempatkan kukis kukis kering itu kedalam sebuah keranjang kecil.
Tak lupa, [Y/N] menanyakan alamat rumah Kakashi terlebih dahulu pada Iruka, ternyata rumah Kakashi sangat dekat dengan apartemen nya, hanya berjarak sekitar lima menit dengan berjalan kaki. [Y/N] tiba di depan rumah Kakashi tanpa kesulitan apapun.
[Y/N] mengetuk pintu rumah Kakashi beberapa kali, tak ada jawaban dari dalam rumahnya, namun [Y/N] mendengar suara sesuatu yang pecah dari dalam rumah.
Karena merasa khawatir, [Y/N] akhirnya mencoba membuka pintu itu yang ternyata tak terkunci. 'Apa terjadi sesuatu pada Hokage-sama?' pikir [Y/N].
[Y/N] kemudian memutuskan masuk kedalam, untuk memastikan bahwa Kakashi baik baik saja.
"Permisi.." ucap [Y/N] sebelum memasuki rumah Kakashi.Saat memasuki rumahnya, [Y/N] melihat Kakashi yang tertidur menggigil di atas sofa ruang tengah nya, sambil beberapa kali terbatuk, dengan pecahan gelas berserakan diantara meja dan sofanya.
[Y/N] buru buru masuk, mengambil gelas baru dan mengisinya dengan air.
"Hokage-sama" panggil [Y/N] sambil menyodorkan segelas air. Kakashi menerima gelas nya dengan lesu. Wajahnya merah, matanya berat dan sedikit berair.
"[Y/N]? Hati hati kakimu" suaranya pun parau. Ah, ini flu musim panas. Pasti karena ia di guyur hujan lebat tengah malam tadi.
'gara gara aku' ucap [Y/N] dalam hati.[Y/N] kemudian membersihkan pecahan gelas yang berserakan, dan mulai meletakkan punggung tangannya pada dahi dan pipi Kakashi.
"Demam anda cukup tinggi" ucap [Y/N] dengan nada yang khawatir "Tunggu sebentar, aku akan segera kembali.." tambah [Y/N] sambil berjalan keluar rumah dengan tergesa gesa.
Sepuluh menit kemudian, [Y/N] kembali membawa sekantong bahan masakan yang terdiri dari wortel, kentang, dan daging ayam yang ia bawa dari rumahnya.
"Anda pasti belum makan sejak pagi kan?" tanya [Y/N], yang hanya di jawab dengan lirikan berat mata Kakashi.
[Y/N] kemudian membawa kantong belanjanya menuju dapur, "Izin pakai dapur nya sebentar ya", ucap [Y/N] sebelum memulai kegiatan memasaknya.
Setengah jam kemudian, Kakashi yang terkulai lemas di atas sofa mulai mencium wangi masakan yang dibuat [Y/N].
"Nah, selesai.. Silahkan dimakan" ucap [Y/N] sambil menghidangkan sup ayam yang ia buat dengan setulus hati. "Ah! Jangan lupa minun pil obat nya juga" tambah [Y/N], sambil menyodorkan obat flu di samping mangkuk sup.
Kakashi nampak tersenyum, "Terimakasih" ucapnya, dengan suaranya yang parau.
[Y/N] tampak memperhatikan Kakashi dengan seksama, 'Hokage-sama akan membuka maskernya saat makan kan?'.
Beberapa kali makan dan minum bersama, entah kenapa tak pernah sekalipun [Y/N] melihat Kakashi membuka maskernya
Namun ia segera menggeleng gelengkan kepalanya, tersadar tak mau membuat Kakashi tak nyaman dengan mengusik privasi nya.
"Aku akan membereskan kekacauan yang kubuat di dapur, silahkan makan dengan nyaman" ucapnya, meninggalkan Kakashi yang kini tersenyum dengan lebar dibalik maskernya.
Setelah selesai dengan urusannya di dapur, [Y/N] kembali dan mendapati Kakashi yang kini telah tertidur dengan pulas. [Y/N] kemudian mulai mengompres dahi Kakashi dengan handuk basah yang ia bawa dari dapur
"Aku akan pulang setelah memastikan demam anda turun" ucap [Y/N].
Sambil menyelam minum air, [Y/N] memperhatikan fitur wajah Kakashi dengan seksama sambil mengopres dahinya.
Hidung nya yang mancung, rahang nya yang tegas, dan bulu matanya yang panjang. Kemudian ada dorongan yang entah datang darimana, membuat [Y/N] menyentuh perlahan bekas luka pada mata Kakashi, mengikuti alurnya, sampai pada akhirnya [Y/N] menepuk tangannya sendiri dengan tangan satunya "Tangan nakal" ucap [Y/N] dengan pipi yang merona merah.
Satu jam kemudian, Kakashi masih nampak tertidur lelap. [Y/N] kembali meletakkan punggung tangannya ke dahi dan pipi Kakashi yang dirasanya kini sudah mencapai suhu normal.
"Syukurlah, sepertinya aku bisa pulang sekarang" ucap [Y/N], sambil bersiap pergi.
Saat hendak melangkah, ia merasakan pergelangan tangannya di genggam dengan lemah. "Jangan.. pergi.." gumam Kakashi dalam tidurnya, sambil menggenggam pergelangan tangan [Y/N].
"[Y/N]-san.." ucap Kakashi lagi dalam tidurnya
Melihat Kakashi yang biasanya terlihat kuat kini terkulai lemas dan tak berdaya membuat [Y/N] tak tega, ia pun akhirnya kembali duduk di samping sofa, menghadap Kakashi yang tertidur.
Karena bosan dan kelelahan, [Y/N] mulai merasakan matanya semakin berat, ia pun ikut tertidur, terduduk di samping Kakashi. masih dengan tangannya yang bertaut dengan tangan Kakashi
KAMU SEDANG MEMBACA
The Red String Of Fate || Hatake Kakashi
Fantasy[Y/N] seorang wanita 28 tahun, karyawan swasta di perusahaan berlingkungan toxic, bermimpi untuk pindah ke desa yang nyaman dan damai. Suatu hari, [Y/N] menemukan dirinya terlempar ke sebuah dunia yang sangat asing baginya. Dapatkah [Y/N] beradaptas...