"Tunggu! Aku.. terjatuh? Dari atap apartemen? Tapi kenapa? Apa aku akan benar benar mati sekonyol ini? Yg benar saja! Sial, siaaaal!" Teriak [Y/N] dalam hati nya. [Y/N] menutup matanya rapat rapat, berharap kematiannya tidak akan terasa terlalu menyakitkan.
"Naruto! Ada yang terjatuh dari atas!" Suara seorang wanita terdengar samar ditelinga [Y/N] saat itu
"Duh, wanita itu sepertinya akan menjadi saksi kematian ku yang menyedihkan ini. Maaf ya.. sepertinya melihat orang jatuh dari ketinggian akan membuatmu sedikit trauma" tutur batin [Y/N] masih dengan matanya yg tertutup rapat.
Brukk
[Y/N] sedikit merasakan benturan, namun ia tak merasakan sakit apapun, anehnya ia malah merasa seperti sedang di dekap erat dan hangat oleh seseorang
"Apa karena aku tak banyak berbuat dosa ya, yang kulakukan hanya bekerja dan melunasi hutang, pasti karena itu kematianku tak terasa begitu menyakitkan" tutur [Y/N] dalam hatiya.
Sampai beberapa saat kemudian, dirinya merasa seseorang menepuk nepuk halus pipinya.
"Nona, apa anda tak apa apa?" Suara serak seorang lelaki terdengar"Nona, kau bisa mendengarku?" Suara wanita itu lagi.
Akhirnya [Y/N] memutuskan untuk membuka kedua matanya yang sedari tadi ia pejamkan rapat rapat.
[Y/N] sedikit terkejut melihat saat ini dihadapannya ada seorang lelaki bermata biru bulat yang berambut kuning, ditemani oleh seorang wanita cantik bermata hijau dengan rambut merah muda. Keduanya berusia sekitar delapan belas tahunan
"Apa.. kalian adalah malaikat maut? Ternyata malaikat maut tidak terlalu menyeramkan ya. Tidak pakai baju hitam juga" ucap [Y/N]
Kedua orang dihadapannya sama sama mengerutkan dahi, kebingungan, mereka berdua sama bingung nya dengan [Y/N] saat ini.
Setelah beberapa saat bertatap tatapan dengan kedua orang yang ia pikir adalah malaikat maut, [Y/N] mulai mengedarkan pandangannya ke sekeliling tempatnya berada saat ini
Anehnya, ia kini berada di tengah hutan, bukan kompleks apartemen, ataupun perkotaan yang padat. Tapi di tengah hutan dengan pepohonan yang lebat dan tinggi.
"Hmmm" [Y/N] bergumam "Apa ini alam baka?" ucapnya, masih dengan wajahnya yang penuh dengan kebingungan.
"Nona, kenapa dari tadi anda mengucapkan hal hal seperti itu?" ucap lelaki berambut kuning sambil menggaruk garuk belakang kepalanya yang tidak gatal, hanya kebingungan.
"Aku..." belum sempat [Y/N] mengatakan apapun setelahnya, tiba tiba pandangan nya terasa berputar, kepala nya terasa begitu berat.
"Maaf.. ta tapi aku.. kepalaku.." kalimat terakhir yang diucapkan [Y/N] sebelum pandangannya berubah lebih gelap, dan suara di sekitar nya semakin samar.
"Naruto, coba baringkan dia, biar aku coba periksa" ucap wanita berambut merah muda, yang menjadi kalimat terakhir yang didengar [Y/N] sebelum kesadarannya benar benar hilang.
Esok harinya [Y/N] terbangun di sebuah ruangan yang diyakini nya sebagai rumah sakit. Kepalanya tak lagi sakit, kebingungan adalah satu satu nya hal yang dirasakaannya saat ini.
Beberapa saat setelah tersadar, seorang wanita berambut merah muda memasuki ruangannya, [Y/N] ingat wanita itu, dia wanita yang kemarin malam di hutan bersamanya. Wanita itu membawa nampan makanan, ditemani seorang wanita lain berambut kuning yang berdada besar.
Wanita berambut merah muda kemudian menaruh nampan makanan di atas meja samping tempat tidur nya, dan tersenyum dengan manis ke arahnya
Wanita berambut kuning kemudian membuka percakapan.
"Baiklah, nona.. boleh kutahu siapa namamu?" ucapnya dengan nada yang tegas."Namaku [Y/N] [L/N]" jawab [Y/N]
Wanita berambut kuning kembali menanyakan pertanyaan lain "Apa kau ingat apa yang terjadi malam tadi?" Ucapnya
"Ingat,, tapi aku.. tak mengerti, seharusnya aku sudah mati" ucap [Y/N] masih dengan wajah yang dipenuhi dengan kebingungan serta nada suara yang dipenuhi keraguan
Tiba tiba seorang lelaki memasuki ruangan, menyela percakapan antara [Y/N] dan wanita berambut kuning. Seorang lelaki tinggi, berambut silver, dengan masker yang menutupi setengah wajahnya "Maaf menyela pembicaraan ini, Tsunade-sama" ucapnya
"Sepertinya nona ini perlu makan terlebih dahulu, setelah itu kita lanjutkan pembicaraannya.." ucap lelaki beramambut silver
Ia kemudian menatap pada [Y/N] "Anda pasti sangat lapar dan kebingungan kan, nona?" ucapnya, dengan nada yang ramah dan mata yang tersenyum.
Sampai saat ini, semua hal membuat [Y/N] bingung. Senyum lelaki berambut silver itu adalah hal pertama disini yang membuat nya merasa nyaman untuk sesaat, walaupun [Y/N] tidak tahu apalagi yang akan terjadi padanya setelah nampan makanan nya habis.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Red String Of Fate || Hatake Kakashi
Fantasy[Y/N] seorang wanita 28 tahun, karyawan swasta di perusahaan berlingkungan toxic, bermimpi untuk pindah ke desa yang nyaman dan damai. Suatu hari, [Y/N] menemukan dirinya terlempar ke sebuah dunia yang sangat asing baginya. Dapatkah [Y/N] beradaptas...