33. Suara Ketukan Pintu

3.8K 448 2
                                    


Sejak melihat [Y/N] tak sadarkam diri, Kakashi melarang [Y/N] untuk mengambil pekerjaan lembur apapun di kantor Hokage, membuat Kakashi dan Shikamaru bekerja lebih banyak saat lembur.

[Y/N] juga terlihat sedikit murung sejak terakhir kali dirinya tak sadarkan diri. Ia tampak seperti orang yang memikirkan banyak hal dalam kepalanya, sering melamun, dan tidak fokus.

[Y/N] bahkan tak begitu antusias saat Kakashi menginap di rumahnya. [Y/N] lebih banyak tertidur saat Kakashi bersamanya. Kakashi tak yakin dengan apa yang sedang dialami oleh kekasihnya itu, mungkin kekurangan hiburan, mungkin butuh lebih banyak sosok teman, mungkin merasa bersalah pada Shikamaru karena ia tak dapat ikut bekerja lembur. Mungkin.. bosan dengan dirinya?.

Kalau boleh memilih, Kakashi lebih memilih melihat [Y/N] yang kesal dan mengomeli dirinya, daripada [Y/N] yang dingin dan pemurung. Hal itu membuatnya sedikit takut.

Saat ini, [Y/N] terlihat duduk di lantai sambil membuka buka acak halaman bukunya, entah ia benar benar membacanya atau tidak. Kakashi memperhatikannya dari balik buku Icha Icha tactic di hadapannya, kemudian memutuskan untuk menutup bukunya, dan mendekati [Y/N].

Dengan mudahnya, Kakashi membawa [Y/N] keatas pangkuannya di atas sofa, [Y/N] kini duduk menyamping diantara kedua kaki Kakashi.

"Aku merasa agak jauh darimu beberapa hari ini" ucap Kakashi sambil merapikan beberapa rambut [Y/N] yang terurai kebelakang telinganya.

"Maaf.." jawab [Y/N] sambil menundukkan wajahnya.

"Apa kau mungkin.. merasa bosan padaku?"

"Mana mungkin" jawab [Y/N], ia langsung menatap dua manik hitam milik Kakashi.

Ia baru tersadar, perilakunya belakangan ini ternyata cukup membuat Kakashi kebingungan. Dan ia cukup merasa bersalah atas hal itu

"Lalu kenapa? Apa ada yang ingin kau ceritakan padaku?" Tanya Kakashi

[Y/N] menggeleng pelan "Aku hanya sedang merasa lelah, ada banyak hal yang sedang kupikirkan akhir akhir ini.." ucapnya

"Dan apa itu?" tanya Kakashi lagi,

"Kakashi.." Ucap [Y/N] sambil menyenderkan kepalanya ke dada bidang Kakashi yang kokoh

"Hn?"

"Bagaimana kalau suatu hari nanti aku tiba tiba menghilang?" Tanya [Y/N]

"Hmm entahlah, kenapa menanyakan hal itu? Kau membuatku takut" jawab Kakashi, ia kemudian mendekap tubuh [Y/N] yang ada di hadapannya.

"Kalau bisa, aku ingin selamanya seperti ini" gumam [Y/N] dalam dekapan kekasihnya itu. Kakashi terkekeh mendengar nya

"Aku tidak mau tuh" jawab Kakashi.
[Y/N] yang mendengarnya melihatnya dengan wajah penuh kebingungan.

"Aku mau lebih dari ini.." ucap Kakashi sambil tersenyum jahil. Mendengar hal itu, wajah [Y/N] merona merah, dan untuk beberapa saat ia terus menatap sepasang manik hitam milik Kakashi tanpa mengatakan apapun.

Melihat [Y/N] yang terus terdiam, Kakashi mulai merasa takut dirinya secara tak sengaja membuat [Y/N] marah "[Y/N]? Aku hanya bercanda. Jangan marah" ucapnya

[Y/N] masih tak mengatakan apapun, ia menangkup pipi Kakashi dengan kedua tangannya, kemudian mulai membuka masker Kakashi secara perlahan

[Y/N] tersenyum, lalu menyentuh perlahan luka pada mata Kakashi, menelusur dengan jarinya dari atas alisnya sampai hampir mengenai bibirnya.

Masih tanpa kata, sedikit demi sedikit [Y/N] mendekatkan jarak diantara keduanya, sampai keduanya kini dapat merasakan hembusan nafas hangat satu sama lainnya.

Ia lalu mencium bibir Kakashi dengan lembut. Sampai beberapa detik kemudian Kakashi merasakan adanya cairan hangat yang membasahi pipi [Y/N].

Kakashi kemudian mendorong pelan [Y/N], menatap matanya yang kini terasa begitu sendu. Ia lalu menghapus air mata [Y/N] dengan kedua ibujari tangannya.

Keduanya tak mengatakan apapun, seakan mereka berkomunikasi hanya dengan tatapan mata.

[Y/N] menggenggam kedua tangan Kakashi yang sedang menangkup pipinya, kemudian sedikit menggelengkan kepalanya sambil tersenyum menatap Kakashi, mengisyaratkan kalau dirinya baik baik saja

Kakashi semakin tak mengerti dengan emosi yang saat ini sedang melanda [Y/N], namun ia juga tak cukup berani untuk lebih memaksa [Y/N] bercerita padanya. Ada sedikit ketakutan dalam hatinya apabila ia bersikukuh membahasnya lebih lanjut.

[Y/N] kemudian mulai mengambil inisiatif untuk menautkan kembali bibir keduanya yang sempat terhenti.

Kali ini Kakashi tetap membuat ciumannya terasa lembut, tak begitu dalam, tak begitu tergesa gesa, hangat dan lembut

Dengan perlahan, Kakashi membaringkan [Y/N] di hadapannya. Keduanya sempat berhenti, saling menatap mata satu sama lain.

Setelah menatap mata [Y/N] cukup lama, Kakashi mulai menciumi leher [Y/N], sesekali ia sedikit menghisapnya lembut, meninggalkan beberapa jejak ruam kecil kemerahan di leher [Y/N]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah menatap mata [Y/N] cukup lama, Kakashi mulai menciumi leher [Y/N], sesekali ia sedikit menghisapnya lembut, meninggalkan beberapa jejak ruam kecil kemerahan di leher [Y/N].

Tok Tok Tok,
Suara ketukan pintu terdengar

"Kakashi.. sebentar" Ucap [Y/N], mencoba menghentikan Kakashi saat itu.

"Kita biarkan saja" jawab Kakashi tak peduli.

Tok Tok Tok
Suara ketukan pintu terdengar lagi

"Tapi.." [Y/N] tampak mulai tak nyaman dengan suara ketukan pintu rumahnya.
Sedangkan Kakashi masih nampak tak peduli.

Tok Tok Tok

"Yaampun!.. Biar aku yang buka" Ucap Kakashi mengeram kesal, kemudian berjalan ke arah pintu sambil memakai kembali maskernya.

Saat itu, Kakashi telah membulatkan tekadnya, ia akan mengusir siapapun yang ada di balik pintu itu nantinya.

The Red String Of Fate || Hatake KakashiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang