"Hokage-sama, saat ini nona [Y/N] berada di pusat fasilitas kesehatan desa" Ucap seorang anbu, menginformasikan pada Kakashi yang saat itu baru saja keluar dari ruang rapat. Kakashi segera berjalan dengan cepat, bergegas menuju tempat [Y/N] berada."Apa yang terjadi pada nya?" Tanya Kakashi
"Tiba tiba saja tak sadarkan diri saat bekerja"
"Ini kedua kalinya" ucap Kakashi sambil memijit kening nya yang tiba-tiba terasa pusing.
***
"Ini.. ketiga kalinya" ucap Sakura, yang kini menemani Kakashi menunggu [Y/N] mendapatkan kembali kesadarannya
"Saat aku berada di Suna?" Tebak Kakashi
Sakura mengangguk menjawab Kakashi "Iya.. [Y/N]-nee tak ingin sensei tau, tapi kurasa.. sensei berhak tau"
Kakashi menghela nafas panjang yang berat "Sebenarnya ada apa, Sakura? Apa yang terjadi pada [Y/N]?"
"Kami juga masih mencari tau alasannya.. hasil pemeriksaannya selalu baik, tak ada yang aneh" jawab Sakura, keningnya berkerut kebingungan
"Pasti pekerjaan di kantor Hokage sangat melelahkan. Pindah ke bagian administrasi Akademi pasti lebih baik untuknya" ucap Kakashi sambil melangkah pergi
"Sensei.. mau kemana?" tanya Sakura.
"Membicarakan kepindahan [Y/N] ke Akademi pada Iruka"
"Eh? Tidak dibicarakan dulu dengan [Y/N]-nee?" Sakura nampak ragu, sepertinya itu bukan hal yang benar untuk dilakukan
Namun Kakashi tetap bersikukuh "Dia pasti menolak" ucap Kakashi, berjalan keluar sambil menutup pintu.
***
Sekembalinya Kakashi dari Akademi, [Y/N] masih tak sadarkan diri. Menurut penuturan Sakura, setiap kali tak sadarkan diri, durasi yang dibutuhkan [Y/N] untuk kembali sadar selalu bertambah lamaSaat ini, hampir dua jam berlalu, dan [Y/N] masih belum membuka kedua matanya.
Sakura sudah meninggalkan ruangan dari beberapa saat yang lalu. Jantung Kakashi berdebar lebih kencang karena kegelisahan yang dirasakannya, setiap detik yang berlalu, kegelisahannya tak kunjung berkurang.
Kalau diibaratkan dengan butiran beras, kegelisahannya mampu memberi makan seluruh warga di desa
"Kau membuatku takut, [Y/N].. bukalah matamu, kumohon" ucap Kakashi sambil memegang erat tangan [Y/N] yang terasa dingin.
Kakashi melamun, melepaskan genggaman tangannya, tenggelam dalam pikirannya sendiri, bayangan kehilangan orang yang berharga kembali menghantuinya. Ia takut. Ia bingung. Ia Gelisah. Apa ia akan sanggup bertahan kali ini?
Kakashi kemudian merasakan pipinya di tepuk halus, dilihatnya [Y/N] telah membuka kedua matanya. Kelegaan langsung ia rasakan dalam dirinya.
"Maaf.. aku pasti membuatmu khawatir lagi" ucap [Y/N]
"Kau membuatku takut" Kakashi kemudian mengecup lembut tangan [Y/N] yang masih menempel di pipinya.
"[Y/N].. Kau tak perlu lagi bekerja di kantor Hokage" ucap Kakashi tiba tiba
[Y/N] cukup terkejut mendengarnya "Kenapa?" Ucapnya, bingung
"Shikamaru sedang mengurus berkas kepindahanmu ke Akademi. Pekerjaan disana lebih santai, kesehatanmu akan membaik disana" jawab Kakashi
Mendengar itu, [Y/N] merasakan gejolak kemarahan dalam dada nya. Kakashi mengambil keputusan untuknya tanpa melibatkan dirinya sama sekali. Dan [Y/N] yakin ia tak menyukai hal seperti ini
"Sudah berapa kali kukatakan, keadaan ini tidak disebabkan oleh kelelahan. Aku yakin kesehatanku baik baik saja" protes [Y/N]
Kakashi telah memprediksi hal ini, [Y/N] pasti tak suka dan pasti memprotes keputusannya "[Y/N], keputusanku sudah benar benar bulat" ucapnya
"Memang nya boleh ya memutasi karyawan tanpa berdiskusi terlebih dahulu seperti ini?" [Y/N] kini terdengar sangat marah.
"Sepertinya kau lupa, tapi aku Hokage nya" ucap Kakashi, membawa otoritasnya sebagai Hokage agar [Y/N] berhenti membantah.
"Waw! Ya, Bagaimana bisa aku lupa? Titah tuan Hokage yang terhormat tentu saja tak bisa ku bantah. Iya kan?" Ucap [Y/N] dengan kalimat yang penuh dengan sindiran.
"Tak bisakah kau menurut saja padaku?!" Kakashi tak sengaja membentak [Y/N] dengan cukup keras, cukup keras untuk membuat [Y/N] terkejut
Ketakutan akan kehilangan [Y/N] membuatnya tak dapat mengontrol emosi nya sendiri.
Sialnya, emosinya malah meledak dihadapan orang yang sangat ingin ia lindungi saat ini. Ia menyesal, namun juga kesal di saat yang bersamaan.
"Aku mengerti, aku yang terus menerus kehilangan kesadaran pasti sangat mengganggu efektifitas pekerjaan di kantor Hokage. Maaf menghambat anda terus menerus selama ini" ucap [Y/N] tenang, nada sindiran masih terdengar jelas dalam kalimatnya.
"Kau tau betul bukan itu alasannya, aku hanya tak mau kau..." Kakashi menghela nafas panjang, menjeda kalimatnya beberapa saat. "... Sudahlah, kita bicarakan lagi nanti" ucapnya
"Ada apa ini? Kenapa suasana nya agak suram?" Ucap Tsunade saat memasuki ruangan
Kakashi maupun [Y/N] tak menjawab sama sekali. Keduanya saling memalingkan wajah dari satu sama lain.
"Hooo.. pertengkaran pasangan rupanya" ucap Tsunade sambil terkekeh"[Y/N]" panggil Tsunade
"Ya?"
"Menurut hasil tes, tak ada yang aneh dengan kesehatanmu kan?" Tanya Tsunade lagi
[Y/N] mengangguk mengiyakan "Ya. Hasil kesehatanku selalu baik" ucapnya
"Hmmm" Tsunade bergumam "sudah coba tes kehamilan?"
"A.. Apa?!" Wajah [Y/N] memerah seketika, benar benar merah. Begitupun dengan Kakashi, suasananya canggung sejak awal, namun pertanyaan Tsunade membuat suasana nya menjadi lebih canggung berkali kali lipat.
"Tidak, aku.. tidak mungkin hamil" ucap [Y/N] pelan, masih dengan wajahnya yang merah dan panas.
"HAHAHAHAHAHA ternyata kau cukup bersabar ya, Kakashi! Kukira kau akan sangat tidak sabaran, soalnya setiap hari kau membaca buku itu HAHAHAHA" Ucap Tsunade tertawa puas sambil menepuk nepuk punggung Kakashi dengan kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Red String Of Fate || Hatake Kakashi
Fantasy[Y/N] seorang wanita 28 tahun, karyawan swasta di perusahaan berlingkungan toxic, bermimpi untuk pindah ke desa yang nyaman dan damai. Suatu hari, [Y/N] menemukan dirinya terlempar ke sebuah dunia yang sangat asing baginya. Dapatkah [Y/N] beradaptas...