Kakashi menyadari perubahan ekspresi pada wajah [Y/N]. Namun, ia juga tak dapat begitu saja meninggalkan Hanare."Aku mau mencari Izumo-san dan Kotetsu-san. Silahkan lanjutkan perbincangan anda.." ucapnya, dengan nada yang dingin. Tak seperti [Y/N] yang biasanya
"Kau yakin?" tanya Kakashi
"Iya, permisi ya.." jawab [Y/N] sambil melangkah pergi.
Langkahnya terhenti saat Kakashi menggenggam lengan baju [Y/N] "Tunggu [Y/N], sebentar lagi kami selesai" ucap Kakashi
"Sepertinya masih banyak yang perlu dibicarakan oleh nona Hanare, silahkan berbincang dengan santai.. saya bahkan bisa pulang sendiri, jangan khawatir" ucap [Y/N] tersenyum, kemudian membelakangi Kakashi dan mulai melangkah pergi.
Hanare melanjutkan perbincangannya, namun mata Kakashi kini tertuju pada punggung [Y/N] yang semakin lama semakin menjauh.
Semakin lama, [Y/N] semakin berjalan tanpa arah, tenggelam dalam benak nya sendiri, kini ia telah berada di luar zona festival.
[Y/N] mengedarkan pandangannya kesekitar, sadar ia telalu jauh dari keramaian, ia memutuskan untuk kembali ke area festival.
Sampai ia merasakan sesuatu memukul belakang lehernya dengan kencang, hingga kesadarannya menghilang perlahan.
***
[Y/N] terbangun, terduduk menempel pada tembok sebuah ruangan yang lembab dan berjamur, lantainya penuh debu, tak ada jendela disana, udara dalam ruangan itu membuat nafasnya terasa sesak dan tak nyaman.
Kemudian [Y/N] menyadari kalau kedua tangannya terikat ke samping kanan dan kiri badannya, menempel pada dinding kayu yang berjamur.
"Eh? Apa ini? Kenapa.." gumam [Y/N] dengan kesadarannya yang masih belum penuh.
"Waaah, nona sayang kita sudah terbangun nih.." ucap seorang lelaki berbadan jangkung sambil berjalan menghampiri [Y/N].
Ada tiga orang lelaki dalam ruangan itu, yang satu berbadan jangkung, yang satu tidak telalu tinggi namun badan nya besar penuh dengan otot, yang satunya lagi tak tinggi dan tak juga berotot, biasa saja.
"Apa nona anak dari keluarga bangsawan?" tanya si jangkung, sambil berjongkok di hadapan [Y/N].
"Sayangnya bukan. Apa yang kalian inginkan? Uang?" jawab [Y/N] dengan mengeluarkan segala keberanian yang ia miliki.
"Berarti kita tinggal menjualnya ke rumah bordil, atau penjual budak. Mereka pasti akan membayar mahal, apalagi dia sangat cantik" jawab si pendek
"Apa? Di dunia ini juga ada human trafficking?" ucap [Y/N] terkejut.
"Bicara apasih? Jangan bicara sesuatu yang kami tak mengerti" ucap si jangkung, sambil menggenggam keras rahang [Y/N] dengan satu tangannya.
"kalian akan menyesal melakukan ini padaku" ucap [Y/N] dengan matanya yang menatap marah
"Aku tak suka wanita sombong, memang nya kau siapa hah?" ucap si pendek sambil menendang ulu hati [Y/N] hingga [Y/N] terbatuk menahan sakit yang menjalar di perut hingga dadanya.
[Y/N] ketakutan, benar benar takut, puluhan tahun hidupnya tak pernah sekalipun ia menjadi target kejahatan serius
Andai kedua tangannya tak terikat, pastilah tangan tangan itu gemetaran hebat, detak jantung nya berdebar sangat kencang. Andrenalin mengalir di seluruh nadinya.
"Aku benar benar berbakat menindas orang yang lemah yakan?" si pendek menambahkan, sambil tertawa dengan nada yang sangat menyebalkan.
[Y/N] menyesal meninggalkan Kakashi bersama Hanare, andaikan ia bisa lebih mengendalikan kecemburuannya, mungkin saat ini ia tak perlu di tangkap oleh tiga orang gila ini
[Y/N] mencoba tak goyah, sebisa mungkin bertahan sampai Kakashi datang. Tapi apa ia akan datang?.
"Hei, jangan membuat wanita itu luka luka. Nanti nilai nya turun, bodoh" ucap di otot
"Bukannya tak masalah kalau bukan di wajah?" jawab si pendek
"Yah, terserahlah.. jangan terlalu berlebihan" ucap si otot sambil pergi meninggalkan ruangan, disusul dengan si pendek yang ikut pergi.
"Nah, sekarang giliranku dan nona cantik ini. Ayo kita bersenang senang sebelum kau kami jual dini hari nanti" ucap si jangkung menatap [Y/N] dengan tatapan yang mengerikan. Membuat [Y/N] semakin tenggelam dalam ketakutannya, menangispun kini ia tak mampu.
Si jangkung memegang erat bahu [Y/N], mendekatkan hidungnya ke leher [Y/N] dan mulai mengendus ngendus leher [Y/N] sambil mengeluarkan suara suara yang aneh.
"Aku sukaa HAHAHAHA baumu seperti bunga wisteria yang manis HAHAHA" ucapnya sambil menciumi leher [Y/N] dengan kasar.
[Y/N] tak ingin tinggal diam, ia menunggu waktu yang tepat untuk menggigit telinga si jangkung sekuat tenaga hingga telinganya berdarah, membuat si jangkung marah, dengan refleksnya ia memukul wajah [Y/N] dengan kuat hingga hidung dan bibirnya mengeluarkan darah.
"Dua temanmu bilang, jangan sampai wajahku terluka. Dasar bodoh" ucap [Y/N] menyeringai, puas dengan hasil perlawanannya.
"Wanita sialan!" Bentak si jangkung sambil menarik rambut [Y/N] dengan kuat ke arah belakang. Ia kemudian mulai menjilati darah pada hidung dan bibir [Y/N], menciumi nya dengan paksa.
Sangat menjijikkan, dan sangat mengerikan. [Y/N] lalu mengigit lidah si jangkung dengan sekuat tenaga sampai lidah nya berdarah lumayan banyak dan kembali membuat nya mengeram marah.
"Kau harus nya belajar dari pengalaman, kebodohanmu ternyata melebihi ekspektasiku" ucap [Y/N]. Membuat si jangkung berteriak murka.
"Aku tak ingin lagi bersenang senang denganmu. Yang kuinginkan sekarang adalah membuatmu me-na-ngis..." Ucapnya, dengan kalimatnya yang penuh dengan nada ancaman.
"Nah, apa ya yang bisa kulakukan agar kau menangis?" ucap si jangkung sambil berjalan kesana kemari.
"Sekali lagi kau ayunkan tanganmu padaku, kujamin itu terakhir kalinya kau punya tangan" ucap [Y/N] tak kalah berani.
"HAHAHAHAHA lucu sekali, dari mana kau punya kekuatan seperti itu? Kau bahkan bukan seorang shinobi.. Ah, tak boleh pakai tangan kalau begitu. Bagaimana kalo dengan benda tajam?" ucapnya, sambil mengeluarkan sesuatu dari tas kecil nya. Kunai.
Setiap detik yang berlalu, [Y/N] berharap Kakashi tiba tiba muncul di hadapannya. Dan ini adalah detik ke dua ribu tujuh ratus sejak [Y/N] sadarkan diri, namun Kakashi masih belum nampak di ujung matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Red String Of Fate || Hatake Kakashi
Fantasía[Y/N] seorang wanita 28 tahun, karyawan swasta di perusahaan berlingkungan toxic, bermimpi untuk pindah ke desa yang nyaman dan damai. Suatu hari, [Y/N] menemukan dirinya terlempar ke sebuah dunia yang sangat asing baginya. Dapatkah [Y/N] beradaptas...