43. Ini yang Terakhir

3.5K 403 0
                                    


"Kau pikir dewa tak memiliki batasan hah, anak muda?" Ucap sosok itu.
"Aku juga tak yakin apa yang dapat kau lakukan, tapi cobalah untuk tidak melakukan apapun yang menonjol di dunia itu. Sebisa mungkin, bersembunyilah seolah kau tak ada. Jangan lakukan hal yang berdampak besar pada dunia itu, anak muda"

Mendengar saran yang diberikan oleh sosok dewa di hadapannya, [Y/N] kemudian merasa mengingat sesuatu.

"Anda benar, sebelumnya aku banyak memberi masukan bisnis untuk desa, sesuai dengan hal hal yang ada di dunia asalku" ucap [Y/N].

"Kurasa itu yang membuatmu mulai terlihat oleh 'sistem kekebalan' dunia ninja itu saat berada di desa Iwa. Kejadian yang menimpamu saat itu pasti termasuk kehendak dari dunia itu untuk menyingkirkanmu. Menghapus keberadaanmu"

"Kejadian yang menimpaku di Iwa tak nampak seperti ada campur tangan orang lain di dalamnya? Terjadi begitu saja secara alami, seperti aku hanya sedang terkena sial" ucap [Y/N] menjelaskan.

Dewa di hadapannya nampak bertingkah canggung saat memilah kalimat yang akan ia gunakan, "Yaa.. begitu.. jadi.. hm... 'sistem kekebalan tubuh' dunia itu bisa saja berupa 'takdir'.." ucapnya, kemudian tersenyum canggung.

[Y/N] memiringkan kepala nya ke samping sambil mengerutkan keningnya mendengar jawaban sosok dewa di hadapannya "Lalu bagaimana caranya aku bersembunyi dari takdir?" ucapnya setengah putus asa.

"Pokoknya, yang terpenting jangan terlibat lagi dengan hal hal yang memancing perubahan besar pada dunia itu. Sebisa mungkin jangan jadi 'orang penting' di dunia itu. Mengenai apa yang akan terjadi padamu setelah kau mati. Aku juga tak tau. Ingat, kau kasus pertamaku" ucap sosok itu menaikkan bahunya tanda tak tau.

"Walaupun aku tak cukup puas dengan saran yang anda berikan, tapi sepertinya aku cukup mengerti. Terimakasih sekali lagi.. telah mempertemukan ku dengan Kakashi" ucap [Y/N], wajahnya kembali merona merah, sambil menautkan kedua tangannya di balik badannya.

Dewa di hadapannya tersenyum sambil menggeleng gelengkan kepalanya. Melihat [Y/N] yang di mabuk cinta, bukti keberhasilan dirinya mengurus pekerjaanya sebagai pengurus benang merah takdir.

"Semoga bayi bayi mu lahir dengan sehat dan kuat, aku memberikan berkat pada mereka, kompensasi atas kecerobohanku"

[Y/N] seketika terkejut saat mendengar kata 'bayi'. Bayi apa maksudnya?.

"Ba.. bayi? Maksudnya kalau suatu saat nanti aku mengandung?" tanya [Y/N].

"Bodoh. Kau pintar namun juga bodoh. Asam lambung apanya, saat ini kau sedang mengandung! Kau lupa berapa lama siklus bulanan mu terlambat datang?" ucap dewa itu sambil memijit kening nya yang nampak pusing karena [Y/N].

"Waah, benar juga! Bagaimana anda bisa tau itu?" Ucap [Y/N] terkagum.

"Tentu saja. Kau pikir dewa itu apa"

Ekspresi [Y/N] kemudian berubah dengan cepat. "Tapi.. Aku jadi sedikit takut, mendengar kalau aku.. ternyata mengandung" ucap [Y/N], kini tatapan matanya jadi lebih lesu.

"Hiduplah dengan lebih baik dan lebih berhati hati, sekarang hidupmu bukan hanya milikmu" ucap sosok dewa itu sambil tersenyum, kemudian menyentil lembut dahi [Y/N]. Membuat [Y/N] sedikit mengaduh sambil mengusap ngusap dahinya.

Sambil menatap ujung kakinya, [Y/N] tampak memikirkan banyak hal dalam benaknya, keragu raguan dan kekhawatiran nampak jelas dalam wajahnya.

Melihat hal itu, sosok dewa di hadapannya berusaha menghibur [Y/N] dengan kalimat yang positif "Jangan khawatir, kulihat suamimu cukup kuat di dunia itu. Dia pasti bisa melindungimu.." ucapnya.

"Hn. Kakashi sangat kuat" ucap [Y/N] tersenyum kecil, masih dengan matanya yang lesu tertuju pada ujung kakinya.

"Kau masih mau berbincang denganku? Saat ini, kau sudah tak sadarkan diri selama lima hari loh" ucap dewa itu, mengangkat lima jarinya di hadapan [Y/N].

The Red String Of Fate || Hatake KakashiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang