[Y/N] seorang wanita 28 tahun, karyawan swasta di perusahaan berlingkungan toxic, bermimpi untuk pindah ke desa yang nyaman dan damai.
Suatu hari, [Y/N] menemukan dirinya terlempar ke sebuah dunia yang sangat asing baginya.
Dapatkah [Y/N] beradaptas...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamar penginapannya cukup nyaman, penginapan tradisional jepang yang ornamennya serba kayu. Sudah lama [Y/N] tak menginap di tempat seperti ini. [Y/N] kemudian melihat lihat kedalam kamar mandinya.
Kamar mandinya juga bernuansa kayu, dengan batu batu halus kecil di bawahnya. terdapat juga shower, toilet, dan wastafel seperti kamar mandi pada umunya.
Di bawah shower, terdapat keran air yang digunakan untuk membasuh kaki. Namun saat [Y/N] mencoba membuka kerannya, badannya malah di guyur air dari shower di atasnya.
[Y/N] segera menutup kembali keran nya, namun bajunya terlanjur basah. Tak bisa di gunakan untuk tidur. "Ah, apa aku salah memutar kerannya ya? Bodoh sekali..."
Untungnya, pihak penginapan menyediakan bathrobe dan yukata yang bisa di gunakan di masing masing kamar. [Y/N] bernafas lega, ia tak perlu tidur dengan bajunya yang basah.
[Y/N] kemudian membuka seluruh pakaiannya yang basah
Tok tok tok "Makan Malam" ucap seorang pelayan dari balik pintu.
"Sebentar" ucap [Y/N], ia buru buru memakai bathrobe nya, kemudian berjalan menuju pintu dan membukanya.
Betapa terkejutnya [Y/N], melihat Kakashi ada di balik pintu sambil membawa makan malam nya.
"Padahal jelas jelas suara nya bukan suara.. Ah sial, aku lupa, Kakashi kan pandai dalam penyamaran" Batin [Y/N] mengutuk dirinya sendiri karena kurang waspada saat itu.
Refleks, [Y/N] mencoba menutup kembali pintunya, namun gagal. Kakashi kini menahan pintunya dengan sangat kuat hanya dengan satu kaki nya.
"Jangan kabur" ucap Kakashi dengan tatapan matanya yang serius.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[Y/N] tak punya pilihan lain selain membiarkannya masuk. Karena adu kekuatan dengan Kakashi hanya buang buang tenaga percuma. Ia pasti kalah
Kakashi menyimpan nampan makan malam yang ada di tangannya ke atas meja, kemudian ia terus menerus melangkah maju mendekati [Y/N] yang terus menerus mundur, sampai akhirnya [Y/N] merasakan punggungnya mengenai tembok di belakangnya