46. Liburan Musim Panas

5.2K 501 3
                                        


Pada suatu hari di musim panas, Kakashi berjanji akan membawa keluarga kecilnya berlibur di sebuah cabin di tengah hutan luar desa apabila pekerjaan di kantor Hokage nya agak senggang.

Si kembar Hatake nampak bersemangat setelah Kakashi mengucapkan janjinya. Setiap Kakashi baru saja sampai rumah, keduanya akan berlari menghampiri Kakashi dan bertanya pertanyaan yang sama terus menerus

"Apa sekarang pekerjaan nya sudah senggang, tou-san?"

Mendengar pertanyaan itu, Kakashi hanya akan tersenyum canggung menatap [Y/N], seraya meminta pertolongan [Y/N] untuk mengalihkan perhatian anak anak nya.

Dari pertengahan musim panas, Kakashi baru bisa menepati janji nya di musim dingin, si kembar Hatake telah genap berusia lima tahun di musim gugur sebelumnya. Tinggal menunggu waktu pembukaan pendafataran Akademi di awal semester nanti.

Mereka berangkat dengan rombongan berisikan lima orang, Kakashi, [Y/N], Fuyuki, Akiko, bibi Mika dan mungkin beberapa orang anbu yang bertugas untuk melindungi Hokage, karena mereka tak pernah terlihat secara langsung dan hanya mengawasi dari jauh sambil bersembunyi dalam bayangan

Mereka bermain lempar salju seharian di saat siang, kemudian makan banyak makanan enak di desa dekat kabin tempat mereka menginap.

Ada hal aneh yang terjadi pada [Y/N] saat mengunjungi desa, saat ia membayar untuk yakitori yang dibeli nya, si penjual nampak kaget saat tak sengaja menyentuh jari [Y/N].

Beberapa orang pedagang kemudian ikut menatap [Y/N] dengan aneh. Entah itu semua hanya perasaannya saja, atau memang sesuatu yang aneh sedang terjadi padanya.

Malam hari nya, anak anak langsung tertidur lelap begitu selesai makan malam, begitu juga dengan bibi Mika yang kamarnya bersebelahan dengan kamar anak anak. Sedangkan kamar Kakashi dan [Y/N] terletak di lantai dua kabin itu.

[Y/N] tengah membaca sebuah buku di depan perapian yang menyala di kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Y/N] tengah membaca sebuah buku di depan perapian yang menyala di kamarnya. Sesungguhnya, ia tak terlalu fokus, pikirannya terus membawanya pada tatapan aneh pedagang yakitori dan pedagang lain di sekitarnya saat berada di desa.

[Y/N] kemudian menggeleng gelengkan kepalanya, berusaha melupakan hal itu. Mungkin ia hanya memikirkan hal kecil dengan berlebihan lagi.

Lamunan nya buyar saat Kakashi tiba tiba membawa tubuhnya ke atas pangkuannya begitu saja. "[Y/N]? Kau melamun. Ada yang salah?" ucapnya.

Kakashi kemudian melingkarkan lengannya di sekitar pinggang [Y/N], dan menyandarkan kepalanya pada bahu [Y/N].

"Kakashi, aku merasa di tatap dengan aneh oleh beberapa pedagang di desa tadi" ucap [Y/N]

"Mungkin mereka belum pernah melihat orang secantik dirimu" ucap Kakashi sambil mencium lembut lengan [Y/N].

[Y/N] tersenyum geli, menutup buku di tangannya, menyimpannya ke atas meja di hadapannya, kemudian mulai memberi perhatian penuh pada Kakashi yang saat ini sedang memeluknya dengan erat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Y/N] tersenyum geli, menutup buku di tangannya, menyimpannya ke atas meja di hadapannya, kemudian mulai memberi perhatian penuh pada Kakashi yang saat ini sedang memeluknya dengan erat.

"Semua orang sudah tertidur lelap, kecuali kita berdua" ucap Kakashi.

[Y/N] tersenyum mendengar kalimat yang baru saja Kakashi ucapkan, dan berniat untuk sedikit menjahilinya "Lalu?" ucap [Y/N] pura pura tak mengerti maksud Kakashi.

"Kau tau.. kita bisa sedikit bersenang senang bersama. Kau.. dan.. aku.."

"Bersenang senang semacam apa?" Ucap [Y/N].

"[Y/N], kau hanya pura pura tak mengerti kan?" ucap Kakashi, nada bicaranya mulai terdengar seperti merajuk. Gemas sekali

[Y/N] menggelengkan kepalanya "Tidak. Aku benar benar tak mengerti".

Kakashi berdecak kesal, tanpa aba aba ia menggendong [Y/N] begitu saja, dan melemparnya pelan ke atas kasur, membuat [Y/N] sedikit membulatkan matanya karena terkejut.

"Bersenang senang yang seperti ini" ucap Kakashi, kemudian ia menahan kedua tangan [Y/N] di samping badannya

[Y/N] terlihat agak panik saat Kakashi melakukan hal itu. "Kakashi, tunggu dulu.." ucapnya. ia sedikit menyesal telah menjahili Kakashi seperti tadi. Kakashi hanya tersenyum puas melihat [Y/N] yang saat ini nampak panik, namun tak dapat berkutik di hadapannya.

[Y/N] menarik pemikirannya yang merasa Kakashi gemas saat dijahili. Coret. Delete. Koreksi. Kakashi menyeramkan.

"Tadi kau bilang kau tak mengerti, jadi biar kutunjukkan maksudku dengan lebih jelas" ucap Kakashi sambil tersenyum jahil.

Kegiatan keduanya terhenti saat terdengar suara pintu belakang kabin yang di gedor dengan begitu keras.

BRAK BRAK BRAK BRAK

Khawatir suara kencang itu akan mengganggu tidur anak anaknya membuat Kakashi segera mengambil mantel, memakainya, dan berjalan ke arah pintu belakang kabinnya dengan agak kesal, yang kemudian di susul oleh [Y/N] dibelakangnya.

Saat Kakashi membuka pintu, nampak seorang lelaki paruh baya yang bungkuk, ia memakai jubah yang menutupi kepalanya, wajahnya yang tertunduk bahkan hampir tak terlihat.

Lelaki itu tiba tiba menggerakkan tangannya dengan cepat ke arah [Y/N]. Dengan tak kalah cepat, Kakashi berusaha menghentikan gerakan lengan lelaki itu

Saat Kakashi merasa dirinya berhasil menggenggam lengan lelaki itu sebelum mengenai [Y/N], Kakashi membulatkan kedua matanya karena terkejut saat melihat ternyata lelaki itu berhasil menggenggam erat lengan [Y/N].

Gerakan lelaki itu ternyata jauh lebih cepat dari gerakan tangannya. 'Dia pasti bukan orang biasa' pikir Kakashi

[Y/N] mengambil langkah mundur, mencoba untuk melepaskan genggaman tangan lelaki di hadapannya.

Kakashi segera mengambil posisi defensif, ia melintangkan lengannya di depan [Y/N], kemudian menggenggam lengan lelaki itu dengan lebih kuat lagi. "lepas" ucapnya.

Melihat Hokagenya mengambil gerakan defensif, membuat para anbu muncul, menodongkan kunai ke arah leher dan ulu hati lelaki itu.

Lelaki itu kemudian melepaskan genggamannya pada lengan [Y/N] dan mengangkat kedua tangannya ke udara, seraya menyerah.

"Maaf, aku hanya memastikan. Ternyata benar kau orangnya" ucapnya sambil menyeringai. Kemudian ia mengambil langkah mundur dan pergi menjauhi kabin.

[Y/N] nampak berdiri mematung di tempatnya sambil meraba lengannya yang baru saja di genggam dengan erat oleh orang asing tadi, ia nampak sedang memproses hal hal yang baru saja terjadi padanya.

Apa itu tadi?

Melihat [Y/N] yang begitu terkejut, Kakashi membawa [Y/N] kedalam dekapannya. Memberikan kenyamanan dengan tubuhnya yang hangat "[Y/N], kau benar. Ada yang aneh disekitar sini. Kita pulang besok pagi" ucapnya. [Y/N] mengangguk setuju.

Keduanya kemudian tak langsung kembali tidur, mereka mengemas barang barang bawaanya untuk perjalanan esok pagi.

Keesokan paginya, si kembar Hatake nampak tak suka dengan keputusan kedua orangtuanya, mereka berdua sama sama mengerucutkan bibirnya dengan tatapan mata yang kesal.

Fuyuki menghampiri [Y/N] seraya menggenggam lengan baju ibunya, sambil berbicara "Kaa-san. Kita benar benar hanya menginap satu malam disini?"

"Maaf yaa, kita bisa pergi lagi lain kali.." ucap [Y/N] sambil mengusap rambut hitamnya yang lembut.

"Kapan? Setengah tahun kedepan?" Ucap Akiko dengan raut tenang nya yang terkesan sarkastik

"Maaf, ternyata tou-san melupakan beberapa pekerjaan di kantor.. kita harus segera pulang, anak anak" ucap Kakashi sambil menggaruk belakang kepala nya dengan canggung.

"Tou-san payah" ucap Akiko lagi dengan wajah dinginnya yang khas.

[Y/N] menatap Kakashi dengan kedua matanya yang sendu, padahal liburan keluarga kecilnya rusak gara gara dia, tapi malah Kakashi yang harus menanggung kekesalan anak anaknya

[Y/N] kemudian berbicara tanpa suara, gerak bibirnya berkata 'Maaf' pada Kakashi. Yang di balas Kakashi dengan gelengan halus kepalanya dan matanya yang tersenyum.

The Red String Of Fate || Hatake KakashiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang