⚠️ Warning : Terdapat sebagian konten 18+. Dimohon kebijakan masing masing pembaca untuk membaca chapter ini.***
Setelah [Y/N] merasa dirinya cukup tenang, ia mengangkat wajahnya, memandang kakashi dengan tatapan yang penuh dengan arti.Kakashi menghapus sisa sisa air mata di pipi [Y/N] dengan kedua ibu jarinya, dan memandang dua mata bulat [Y/N] dengan lembut.
"Kalau itu semua yang kau mau, ayo kita lakukan saja.." ucap Kakashi lembut.
"Tapi bagaimana dengan.."
"Ketidakpastian keberadaanmu yang kau bicarakan?" Ucap Kakashi menebak jalan pikiran [Y/N] dengan tepat
"Hn" [Y/N] mengangguk mengiyakan.
"[Y/N], kematian selalu menjadi misteri yang pasti pada setiap mahluk yang bernyawa. Bukan hanya kau yang bisa tiba tiba menghilang. Aku juga bisa saja tiba tiba mati, Iruka juga, cicak yang saat ini sedang menempel di tembok itu juga tak tau sampai kapan ia bisa hidup.." ucap Kakashi, masih dengan nada bicara nya yang tenang dan halus, memastikan [Y/N] memahami maksudnya dan lepas dari ketakutan yang selama ini membelenggunya.
[Y/N] mendengarkan penjelasan Kakashi dengan seksama. Menatap kedua manik hitam Kakashi dengan perhatian penuh.
"Karena kita tak tau apa yang bisa terjadi pada kita esok atau nanti, bukankah kehidupan jadi lebih menarik? Setiap hari, ayo kita jalani hari seperti itu hari terakhir kita hidup. Bukankah itu akan sangat menyenangkan, [Y/N]? Kau dan aku" Kakashi menjeda kalimatnya untuk beberapa saat, "Jadi [Y/N].. aku akan bertanya sekali lagi, maukah kau menikah denganku?"
[Y/N] tersenyum sambil mengangguk.
"Iya. Aku mau, Kakashi" jawabnya.Keduanya tersenyum manis sambil memandangi wajah satu sama lainnya.
Kakashi kemudian menangkup kedua pipi [Y/N], menciumi bibir [Y/N] yang ranum. [Y/N] melingkarkan kedua lengannya di belakang leher Kakashi. Memastikan jarak diantara keduanya tak berkurang sedikitpun."Kau benar, Kakashi.." ucap [Y/N] di tengah tengah ciumannya.
"Soal apa?"
"Soal aku yang tak akan mampu melepasmu" jawab [Y/N]
"Aku tau.." ucap Kakashi, kemudian ia kembali menautkan bibir nya dengan [Y/N].
Beberapa saat kemudian, Kakashi memperdalam ciumannya. [Y/N] terlihat sedikit kewalahan, nafasnya tersengal sengal, namun ia tak terlihat keberatan sama sekali. Dan kini, hal yang terus Kakashi tahan selama ini, tak yakin bisa ia tahan lagi.
Setelah merasa puas dengan bibir [Y/N] yang ranum, Kakashi mulai menciumi setiap bagian leher [Y/N], sesekali menghisapnya lembut, meninggalkan beberapa ruam kemerahan kecil disana.
[Y/N] memiringkan kepalanya, memastikan Kakashi mendapatkan setiap akses yang ia butuhkan pada setiap bagian lehernya. Jari jemari nya ia benamkan dalam rambut silver milik Kakashi, dengan sesekali menyisirnya lembut.
Kakashi kemudian meletakkan satu tangganya di bawah kerah bathrobe yang [Y/N] gunakan, yang membuat [Y/N] sedikit terkejut saat menyadari hal itu.
Melihat [Y/N] yang sepertinya terkejut, Kakashi berhenti untuk sementara.
"[Y/N], kalau kau tak mau.. kau bisa menghentikanku kapan saja. Mengerti?" Ucap Kakashi"Aku mengerti" jawab [Y/N] sambil mengangguk.
Setelah mendapat persetujuan [Y/N], Kakashi mulai menggeser kerah bathrobe yang [Y/N] gunakan dengan tangannya, bathrobe itupun tergelincir dengan mudahnya dari bahu [Y/N]. Menampakkan bahu [Y/N] yang polos, tak mengenakan apapun di dalam bathrobe nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Red String Of Fate || Hatake Kakashi
Fantasy[Y/N] seorang wanita 28 tahun, karyawan swasta di perusahaan berlingkungan toxic, bermimpi untuk pindah ke desa yang nyaman dan damai. Suatu hari, [Y/N] menemukan dirinya terlempar ke sebuah dunia yang sangat asing baginya. Dapatkah [Y/N] beradaptas...