17. Hujan Deras

3.9K 532 0
                                    


Tak terasa, musim mulai berganti. Hujan lebat lebih sering turun akhir akhir ini, udara terasa jauh lebih lembab dari sebelumnya, dan bunga hortensia mulai bermekaran dengan sempurna.

Saat ini, di Konoha ada keanehan yang terjadi. Ada beberapa orang yang dikabarkan hilang, kebanyakan dari orang orang yang hilang adalah para pedagang yang sering keluar dan masuk desa.

Walaupun sampai saat ini yang dikabarkan hilang hanyalah para pedagang, namun sampai kasus ini selesai, Hokage memerintahkan seluruh warga desa untuk tidak beraktifitas di luar ruangan pada malam hari. Untuk meminimalisir terjadinya hal hal yang tak diinginkan

"[Y/N], pulanglah" ucap Kakashi memberikan perintah

[Y/N] masih terlihat sibuk dengan tumpukan berkas diatas meja kerjanya "Ah, sedikit lagi. Ini akan selesai sebelum malam" ucapnya

"Tunda saja. Kau harus pulang sebelum malam" ucap Shikamaru.

"Bagaimana dengan kalian? Apa kalian tak perlu pulang sebelum malam?" tanya [Y/N]

"Kami lebih dari mampu untuk melindungi diri sendiri, [Y/N].. Tak sepertimu" jawab Kakashi, jahil seperti biasanya

"Ah.. iya, tentu saja.. kalian kan para shinobi yang hebat. Sedangkan aku hanyalah manusia tanpa chakra maupun kemampuan bela diri" ucap [Y/N] agak kesal.

Namun terlambat bagi [Y/N], kini langit sudah kehilangan seluruh warna jingganya, warnanya mulai berganti menjadi kelabu malam. Pada akhirnya [Y/N] buru - buru merapihkan seluruh dokumennya.

"Selesai! Aku pulang dulu" pamit [Y/N] pada Kakashi dan Shikamaru, sudah siap dengan payung dan tas selempang nya

"Hati hati, [Y/N]-san" jawab Shikamaru

"Aku akan mengantarmu" ucap Kakashi, sambil berdiri dari kursinya.

"Tidak perlu, lagipula ini belum terlalu malam. Masih banyak warga desa yang pulang ke rumahnya di jam ini. Sampai jumpa lagi" jawab [Y/N] sambil melambaikan tangannya pada kedua rekan seruangannya, keluar dari ruangan Hokage.

Lima jam setelah [Y/N] pulang, intensitas hujan berubah menjadi lebih deras, saat itu Kakashi dan Shikamaru baru saja keluar dari kantor Hokage.

Mereka kemudian memyempatkan diri untuk memakai jubah, dan membuka payung nya masing masing

Kakashi kemudian berjalan bersama Shikamaru dan berpisah dengannya di persimpangan jalan.

Di tengah perjalanan pulangnya, Kakashi menemukan benda berkerlip yang dirasa nya sangat familiar. Anting [Y/N]. Pasti anting [Y/N]. Di seluruh Konoha, hanya anting [Y/N] yang memiliki bentuk seperti itu. Anting yang berasal dari dunia asalnya.

"Kenapa ada di jalanan? Apa mungkin terjadi sesuatu padanya?". Dengan banyaknya kasus orang hilang belakangan ini, hatinya jadi tak tenang, hatinya resah, jantung nya mulai berdebar tidak karuan.

Kakashi lekas berlari menuju apartemen [Y/N], membiarkan payung nya lepas terhempas angin saat ia berlari kencang. Kakashi kemudian menggedor pintu apartemen [Y/N] dengan tidak sabar.

Namun sedikitpun tak tampak keberadaan [Y/N]. Kakashi kemudian memutar, meloncat sampai ke balkon kamar [Y/N], mengetuk ngetuk jendela kamarnya, namun [Y/N] tak juga menampakkan dirinya.

 Kakashi kemudian memutar, meloncat sampai ke balkon kamar [Y/N], mengetuk ngetuk jendela kamarnya, namun [Y/N] tak juga menampakkan dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hatinya semakin kalut, bayangan kehilangan seorang rekan tim yang telah lama tak ia rasakan, kini kembali datang. Apa harus selalu seperti ini? Apa ini memang karma yang harus ia tanggung?.

"[Y/N] mungkin di serang orang aneh, atau bahkan di culik. Anting nya mungkin jatuh saat ia memberikan perlawanan. Sial!" pikirnya dalam hati. Untuk sesaat, otaknya memberikan begitu banyak skenario tentang bagaimana hal hal buruk dapat terjadi pada [Y/N].

Kakashi tak ingin menyerah begitu saja, ia kemudian berlari mengelilingi desa, mencoba mencari keberadaan [Y/N] saat itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kakashi tak ingin menyerah begitu saja, ia kemudian berlari mengelilingi desa, mencoba mencari keberadaan [Y/N] saat itu.

Dengan hujan yang masih sangat deras mengguyur tubuhnya. [Y/N] tak ditemukan dimanapun. Dengan nafas yang tersengal dan tubuh yang basah kuyup, Kakashi kembali ke depan pintu apartemen [Y/N], dengan perasaannya yang kacau, mencoba memikirkan langkah apa lagi yang harus ia ambil. Di dalam lubuk hatinya, ia berharap [Y/N] tiba tiba saja muncul dari balik pintu itu.

"Hokage-sama?"

Dengan cepat Kakashi menoleh ke arah suara itu. Itu [Y/N], berdiri di koridor, melihatnya dengan tatapan kebingungan dengan celana tidur dan jaket nya.

Kakashi menghampiri [Y/N], memegang erat lengan atasnya, begitu erat seperti tak mau [Y/N] pergi lagi, dengan perlahan ia kemudian menundukkan kepalanya yang basah ke bahu [Y/N].

"Kukira terjadi sesuatu yang buruk padamu" ucap Kakashi, masih dengan kepalanya yang tertunduk lesu di atas bahu [Y/N], dengan nafasnya yang masih terasa berat

[Y/N] nampak terkejut, tak bergerak sedikitpun dari tempatnya. Kakashi yang saat ini sedang memegang lengannya, Kakashi yang saat ini sedang menundukkan kepalanya, terlihat sangat... putus asa?

"Kenapa anda basah kuyup begini? Kenapa.." ucap [Y/N],

"Shuut, tunggu dulu sebentar" ucap Kakashi, memotong kalimat [Y/N].

Beberapa detik kemudian, Kakashi menganggkat kepala nya, menatap [Y/N] tepat di matanya

"Kau.. Dari mana saja?" Tanya nya

"Dari rumah Iruka. Kami membuat ramen sambil bermain permainan papan" jawab [Y/N], tak yakin apa ia memberikan jawaban yang sesuai dengan harapan orang didepannya atau tidak

"Benar, Iruka. Kenapa tak terpikirkan olehku" ucap Kakashi dengan nada yang terdengar kesal

"Ada Naruto juga. Kami tadinya mau mengundang anda, tapi anda nampak sibuk sekali. Jadi.." jawab [Y/N] saat ia menyadari nada kesal dalam kalimat Kakashi.

"Sudahlah. Aku tak kesal karena tak diundang. Ini antingmu" ucap Kakashi, ia kemudiam memberikan anting yang ia temukan sebelumnya kepada pemiliknya

"Aku bahkan tak sadar satu antingku hilang. Dimana anda menemukannya?" tanya [Y/N]

"Di jalan pulang" jawab Kakashi sambil melangkah pergi.

"Tunggu, Hokage-sama! Bawa payungku" ucap [Y/N], sambil buru buru mengambil payung dari dalam apartemennya

"Jangan lupa mandi air hangat setelah sampai dirumah, terimakasih karena telah menghawatirkanku" ucap [Y/N] sambil memberikan payung nya pada Kakashi.

"Kalau anda mau.. mau mandi disini dulu? aku akan menyiapan air hangat dan meminjam pakaian kering pada Iruka. Akan kusiapkan teh hangat juga" ucap [Y/N] menambahkan.

'Iruka lagi', gerutu Kakashi dalam hatinya. Perasaan janggal itu, ia rasakan lagi saat ini.

"Tidak perlu, aku mandi di rumahku saja" jawabnya, sambil melangkah pergi.

"Maaf Hokage-sama, karena telah merepotkan anda" ucap [Y/N] sambil tertunduk memandangi ujung kakinya sendiri.

"Yaa . Lagipula itu bukan salahmu" jawab Kakashi, sambil melambaikan tangannya dan melangkah pergi.

Sejak [Y/N] datang, Kakashi merasakan berbagai emosi baru, bohong kalau Kakashi merasa [Y/N] tak merepotkan. [Y/N] memang merepotkan, ia merepotkan gerigi kecil dalam hatinya. Dan kini, gerigi kecil itu mulai memutar roda yang jauh lebih besar lagi dalam dirinya

[Y/N] masih terdiam di depan pintu apartemennya. Memandangi punggung Kakashi yang kian lama kian menjauh.

The Red String Of Fate || Hatake KakashiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang