Ze sedikit terkejut melihat seorang gadis tertidur di sebelahnya sambil duduk dengan kepala telungkup di kasur rumah sakit. Karena rambut panjangnya menutupi wajahnya, Ze menyingkirkan rambut itu agar dapat melihat siapa gadis itu.
"An?" Beonya sedikit kaget.
Ze mencari ponselnya, dengan susah payah ia bergerak namun tidak ada hasilnya. Pergerakan Ze justru membuat An terganggu dan membuka mata.
"Lo cari apa?" Katanya dengan suara khas orang bangun tidur.
"HP gue mana?"
Tanpa menyahut, An mengambil tasnya yang berada di sofa untuk mengambil ponsel Ze yang tadi ia simpan.
"Udah jam segini, Lo pulang aja."
An mengusap wajahnya melirik kearah ponsel Ze, berusaha untuk mengusir rasa kantuknya.
"Lo suruh gue keliaran jam tiga gini?"
"Lo kan_."
"Cewek murahan?" Potong An "semurah apapun gue di mata Lo, harusnya Lo punya empati ke orang yang udah nolongin Lo."
An mengambil tasnya, beranjak pergi dari sana. Tentu saja itu membuat Ze merasa panik, dengan gerakan spontan ia hendak turun namun malah merasa sakit pada bagian perutnya.
"Awshh!"
An memejamkan mata mendengar itu, berbalik, An kembali menghampiri Ze.
"Kalau lagi sakit sadar diri, ga usah belagu."
An membantu Ze untuk kembali ke posisi semula. Meski tak melihat sedikitpun kearah Ze, An tetap membantunya dengan hati-hati. Ze memperhatikan setiap gerakan gadis itu.
"Thanks."
An melirik sebentar, tak menyahuti ucapan Ze. Ia duduk kembali di kursi sebelah Ze, mengambil ponselnya lalu menyibukkan diri.
"Lo lanjut tidur, sebelum bangun gue udah ga ada di sini." Katanya.
"Gue mau minum."
An menyimpan kembali ponselnya, menuangkan air ke gelas yang tersedia di nakas, dibantunya Ze untuk minum.
"Sssshh."
"Kenapa? Perut Lo sakit?"
Menggeleng pelan, ia menyuruh An untuk istirahat di sofa saja. An langsung menurut karena memang tubuhnya lelah harus tidur dengan posisi duduk seperti itu. Juga, An masih sangat mengantuk. Ia baru bisa tertidur setelah pukul satu sebab tadi Ze sempat merengek dalam tidurnya.
Setiap gerakan An tak luput dari pandangan Ze. Bahkan Ze masih terus memperhatikan gadis itu setelah terlelap dalam tidurnya. Ze dapat melihat wajah An tampak tenang dalam tidurnya. Sepertinya baru kali ini Ze melihatnya.
Biasanya Ze melihat wajah itu ditekuk kesal, menatap tidak perduli, dan terkesan menyebalkan. Sesekali Ze melihat ia tertawa bersama kedua temannya di kantin.
Ze merasa bersalah mengingat sudah hampir dua pekan ia sama sekali tak melihat gadis itu tertawa. Hanya sebuah senyum tipis. Perasaan itu semakin membuncah saat mengingat bagaimana raut kecewa Vino padanya kemarin sore. Bagaimana sepupunya itu menjelaskan tentang kebenaran yang sebenarnya.
Melihat pergerakan An yang tengah mencari posisi ternyaman untuk tidur Ze tersenyum tipis. Gadis itu tampak sangat lucu dan polos saat sedang tertidur. Persis seperti Annas Tasha yang ia kenal.
╏ ” ⊚ ͟ʖ ⊚ ” ╏
"Maksud Lo An semaleman di sini nemenin Lo?" Tanya Acha tak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OSIS
Teen Fiction"Semua orang di sini tahu, tidak mudah untuk bergabung OSIS di sekolah ini. Bahkan setelah kalian berhasil lolos kalian tetap akan menjalani ujian setiap bulannya." ••• "Curang! Mereka orang yang curang!" "Pembunuh! Kalian pembunuh!" "Orang-orang so...