"Berikan tepuk tangan yang meriah."
Suara tepukan tangan terdengar riuh setelah dua orang MC berlawanan jenis itu berujar semangat secara bersamaan.
"Keren-keren yah mereka. Para juri pasti bingung mau pilih siapa yang pantes jadi pemenang." Ujar MC laki-laki.
"Iya dong Vin, penonton juga pasti bingung ini mau dukung siapa. Tapi kalau kamu ikut pasti mereka dukung kamu sih."
"Iya dong, gue kan cakep kak." Sahut Vino dengan pedenya.
Para penonton tergelak mendengar ucapan Vino barusan. Acha juga hanya bisa menggeleng heran.
"Nah, berhubung semua peserta udah tampil, sekarang kita tinggal tunggu hasil juri nih teman-teman. Sambil nunggu enaknya kita ngapain ya? Kak Acha, kasih saran dong."
"Mending kamu nyanyi aja deh, Vin. Setuju ga teman-teman?"
"SETUJU."
Vino memicingkan mata menatap Acha dan para penonton itu bergantian.
"Jangan dong, ntar kalian terpesona lagi. Daripada ntar kalian berantem sama pacar kalian karena terpesona dengan seorang Vino yang memang sangat mempesona ini, mending kita saksikan drama yang akan ditampilkan oleh anggota OSIS."
╏ ” ⊚ ͟ʖ ⊚ ” ╏
"Anj**g Lo! Gue ga pernah ya tertarik sama organisasi ga jelas Lo itu!"
Vino tersenyum miring, lalu melanjutkan kalimatnya.
"Lo sama orang-orang ga jelas yang terobsesi buat saingi kita itu emang bener-bener sampah sekolah."
Bugh..
Meringis pelan, Vino mengusap sudut bibirnya yang mengeluarkan darah sebab di pukul cukup kuat dengan cowok dihadapannya.
"Curang amat. Gue bahkan belum siap-siap."
Selanjutnya Vino yang melayangkan pukulan. Namun karena Vino hanya seorang diri, sementara lawannya lima orang membuat ia menerima lebih banyak pukulan. Sampai saat dimana orang yang pertama kali melayangkan pukulan padanya menarik kerah bajunya saat ia terduduk.
"Orang-orang curang kaya Lo ini yang lebih pantes di sebut sampah."
Vino terkekeh meremehkan, di singkirkannya tangan yang mencengkram kuat kerah bajunya itu kasar.
"Kalau ucapan itu keluar dari orang yang lebih bersih gue mungkin udah malu banget. Tapi sayang, gue malah denger itu dari mulut sampah kaya Lo."
Tak terima dengan ucapan Vino, sosok itu kembali hendak memukul. Namun kali ini Vino sigap menghindar, dan dengan cepat melayangkan pukulan tepat di pelipis cowok itu.
Di lorong yang sudah mulai sepi karena jam pulang sekolah sudah berlalu hampir lima belas menit itu, kembali terjadi keributan. Tentu saja keenamnya tidak menyadari ada orang yang berada di antara mereka.
"Stop! Aiden! Vino! Udah!"
Vino yang hampir saja melayangkan pukulan pada Aiden menghentikan gerakan tangannya. Kedua orang yang tengah berhadapan itu menoleh, menatap gadis yang menatap mereka dengan mata berkilat. Entah karena marah, ataupun karena takut.
"An, gue_."
"Mending ga usah ketemu daripada selalu berantem setiap ketemu." Ujar An memotong ucapan Aiden.
KAMU SEDANG MEMBACA
OSIS
Teen Fiction"Semua orang di sini tahu, tidak mudah untuk bergabung OSIS di sekolah ini. Bahkan setelah kalian berhasil lolos kalian tetap akan menjalani ujian setiap bulannya." ••• "Curang! Mereka orang yang curang!" "Pembunuh! Kalian pembunuh!" "Orang-orang so...