15. Too much Ze!

21 3 0
                                    

Brakk!

"Kali ini Lo keterlaluan Zean!"

Ze menaikkan sebelah alisnya, melihat gadis yang mengamuk dan melemparkan barang-barang secara asal padanya membuat Ze merasa terhibur. Semua orang yang ada di sekitar mereka hanya diam, benar-benar tak ada suara lain di ruangan itu.

"She is crazy!"

"Shit! I'm promise you will be sorry! Trust me! Trust me Zean Angkasa! Trust me!"

"An, ayo pergi dari sini."

Mengabaikan Alin yang berusaha membawanya keluar dari ruang OSIS, An berlari kearah Ze, mendorongnya kuat dengan wajah memerah.

"An, ayo pergi."

Alin tak menyerah, ia terus berusaha menarik An yang memberontak dari sana. Tak ada yang membantunya untuk menenangkan An. Tangis Alin sungguh akan pecah melihat bagaimana orang-orang di sini hanya mengabaikan mereka.

"You're too much Ze!"

"Why? You have defeated to me, Annas Tasha." Ze tersenyum remeh.

"Just die Zean Angkasa! Just die!"

"An!"

Alin menarik tubuh An agar menghadap kearahnya.

"Come on." Dengan nafas yang masih memburu, Alin berujar pelan pada An.

"Sucks. So sucks."

"I know." Bisik Alin lalu menarik An pergi dari sana.

"Kalian ke aula duluan, kita nanti nyusul." Perintah Mada pada para anggota OSIS yang masih berada di ruangan.

Belasan orang yang masih berada di sana dan menyaksikan kejadian tersebut langsung pergi meski terdengar bisikan-bisikan yang mengarah pada keributan itu. Setelah hanya tersisa beberapa orang saja, Al langsung menutup pintu.

"Kali ini Lo keterlaluan, Ze. Gue tau kenapa lo ngelakuin ini, lebih baik lo berhenti atau lo bakal nyesal, Ze."

Tak menghiraukan ucapan Mada, Ze dengan tenang duduk di kursi.

"Gue ga nyangka Lo bisa se-brengsek itu, bang." Kata Al menatap Ze kecewa.

"Gue bisa lebih kejam dari ini."

"Tapi tetep aja, Lo ga bisa_."

Brakk

Ucapan Ghani terputus saat Vino datang membuka pintu secara kasar.

"Bisa gue bicara sama si brengsek ini berdua?" Tanyanya menatap beberapa orang di sana.

Mendengar itu, Mada dan yang lainnya langsung pergi meninggalkan Vino dan Ze. Mereka segera pergi menuju ke aula, tempat dimana pensi di lakukan hari ini.

"Lo sadar sama apa yang Lo lakuin?"

Ze tersenyum lebar, lalu mengangguk dua kali.

"Pasti, untuk menikmati wajah putus asa cewek sialan itu gue harus sadar sepenuhnya."

Bugh

Ze melotot tak percaya saat tiba-tiba Vino memukulnya. Baru saja ia akan membalas, namun cowok itu menghindar dan mengeluarkan kalimat yang sama sekali tidak ia duga.

"Gue. Cowok yang di foto itu gue!"

Meskipun terkejut, beberapa detik kemudahan Ze kembali dapat menguasai mimik wajahnya. Ia tersenyum miring.

"Jadi Lo marah karena itu? Tenang aja, wajah Lo ga kelihatan sama sekali. Ga akan ada yang tau, bahkan gue ga tau kalau itu Lo."

Ze terkekeh membuat Vino yang melihatnya semakin emosi.

OSISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang