2. Sekilas

156 14 0
                                    

Berdecih pelan, ia mendongak kesal dengan mata terpejam saat menemukan topinya berada di tempat sampah dekat pintu ruang OSIS. Mengambilnya dengan kasar, ia langsung masuk ke ruangan dimana sudah banyak orang di dalamnya.

"Annas yang mana sih orangnya? Kok orang-orang sering banget sih sebut nama dia."

"Kalau Lo tau orang yang paling jarang nongol di sini, itu dia."

Menghela nafas panjang, ia menggeleng kecil mendengar dua orang di sampingnya yang ia yakini siswi kelas sepuluh asik membicarakan orang lain. Sangat tidak menarik.

"Lo kan juga jarang nongol, spesifik dong."

"Anak kelas sebelas, waktu itu dia yang bikin soal tes kita mau gabung OSIS."

"Yang pingsan?"

"Iya."

"Gila. Dia? Sumpah gue ga inget mukanya, asli. Waktu itu dia bahkan ga sempet ngawas setengah dari waktu yang di tentuin."

"Iya sih, kasian."

Kekehan kecil terdengar dari dua gadis yang asik berbincang itu. Entah apa yang mereka tertawa kan, bahkan dari pembahasan nya sejak tadi tidak mengandung jenaka sedikitpun.

"An!"

Mendengar seseorang memanggil, tiga gadis yang berdiri berdekatan itu menoleh ke sumber suara.

"Lo lama. Gue tungguin dari tadi juga."

An tersenyum kecil, mengenakan kembali topi yang sejak tadi ia pegang.

"iya gue agak cape. Makanya ngaret."

"Lo kambuh? Ga salah makan, kan?"

"Engga kok, aman."

"Bagus deh kalau gitu, untungnya Lo dateng sebelum absen."

An tersenyum tipis, duduk di kursi terdekat dengan tempat ia dan Yura berdiri. Melihat interaksi kedua seniornya, dua gadis tadi tak bereaksi apapun. Bahkan saat saling bertemu tatap tak ada senyum ramah.

"Annas Tasha."

An bangkit dan menuju ke depan saat namanya di panggil oleh sekretaris OSIS_ Keysha. Sementara dua gadis yang duduk di depan mereka sedikit terkejut saat sosok Annas itu berdiri dari kursinya melirik mereka sebentar dengan tatapan datar.

Keduanya merasa bingung melihat reaksi An yang mereka yakini tadi sempat mendengarkan perbincangan mereka. Gadis itu terlihat tidak terusik sama sekali dengan mereka. Bahkan tidak marah sedikitpun.

An berjalan kearah dimana seseorang memegang akuarium bulat berisi busa dan beberapa carik kertas yang sudah di gulung. An mengalihkan pandangan saat memasukkan tangannya kedalam akuarium itu, sebab sosok yang memegang akuarium itu adalah Ze.

"Baca." Perintah Mada selalu ketua OSIS.

An mengangguk, lalu membuka kertas itu. Setelah melihat apa yang tertulis di sana, ia mengkerutkan dahi bingung.

"Penanggung jawab seluruh acara?" An melihat Mada bingung "kak?"

"Duduk."

Menghela nafas, An kembali duduk di samping Yura yang juga tak kalah bingung dengannya.

"Tumben Lo." Kata Yura yang hanya di sambut gelengan kecil dari An.

An hanya diam saat satu-persatu orang yang melakukan hal sama dengannya tadi. Beberapa kali ia melirik kearah Ze yang tampak memperhatikan topi yang ia kenakan.

Setelah lebih lima menit waktu berlalu, kini semua orang sudah mendapatkan tugasnya masing-masing.

"Annas Tasya, Lo punya peran penting kali ini. Jadi gue harap lo bisa kerjasama bareng pengurus lainnya."

OSISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang