"Eh."
Reiko sampai kaget ketika dia mendengar sentakan tadi dan jawaban inilah yang muncul pertama kali.
"Maaf sayang, ehm, Bee, tadi aku tuh kepikiran keluargaku."
"Keluarga?"
Brigita langsung mengerutkan dahinya dengan mata membulat
"Hubunganmu dengan wanita itu?"
"Ya ampun, pikiranmu kenapa malah ke sana lagi ke sana lagi sih? Mana pernah aku berpikir dia keluargaku, siih?"
Lagi-lagi Reiko menggelengkan kepalanya pelan dan terlihat cemas, tapi senyum tak hilang dari wajahnya.
"Aku kepikiran urusan keluargaku, apa yang harus aku lakukan, hmm ... maksudku --"
"Maksudnya bagaimana?" bingung Brigita
"Kamu dengar kan tadi dia bilang kalau dia sudah punya pacar?"
"Loh, bagus dong kalau dia sudah punya pacar. Kamu tinggal cari fotonya sama pacarnya dan saat mereka jalan berdua, kamu bisa kasih ke kakekmu dan tunjukkan kalau dia berselingkuh di belakangmu, ya kan?" saran Brigita yang sebenarnya adalah sebuah ide brilian.
Bukankah Reiko memang ingin menyingkirkan Aida?
"Biarkanlah dia bersama pacarnya. Lalu kuntitlah dia, sayang." Brigita mencoba memanasi.
"Bukalah kedoknya kalau dia sudah selingkuh. kakekmu tidak akan melarang untuk bercerai, pasti!" seru Brigita antusias.
Ini adalah keadaan Yang sejujurnya menurut Brigita adalah menguntungkan untuknya.
Tapi apakah Reiko berpikir yang sama?
"Ah tidak sesederhana itu, sayang."
"Maksudmu?"
Nah, jelas Brigita tak paham. Kenapa Reiko tak setuju dengannya?
"Kamu ingin mempertahankannya sebagai istrimu?"
"Bukan begitu, Bee."
Entahlah kenapa obrolan ini malah membuat kepala Reiko berdenyut pening
"Jangan negatif dulu. Aku tidak sama sekali menginginkannya tetap menjadi istriku."
Mata Reiko pun membulat menatap wanita yang kini sama-sama merendam diri di dalam bath tub bersamanya.
"Kalau aku menginginkan dia menjadi istriku dan tetap bersamaku, untuk apa aku tidur denganmu sekarang, Bee? Menunjukkan perasaanku padamu di depan dia lagi. Pasti dia tahu apa yang kita lakukan di dalam sini, kan?"
"Ya habisnya, kamu. Aku kasih ide paling bagus kenapa nggak mau pakai ideku sih?" protes Brigita.
Foto saja dia bersama dengan kekasihnya itu. Beres bukan? Salahnya di mananya coba? hati Brigita gemas.
"Aku bilang tidak sesederhana itu, Bee."
Tapi Reiko tetap menyangkal, seakan itu adalah kesalahan fatal
"Then?
"Proyekku bersama dengan Aurora Corporation dan proyekmu bersama dengan Reyhan Dharma Aji, proyek pembiayaan terancam gagal andaikan aku membahas ini, sayang."
"Apa hubungannya sama mereka?" kekasih Reiko tak paham.
"Fuuh. Jelas ada hubungannya, Bee sayang," ucap Reiko lagi-lagi sambil mencubit dagu Brigita, tentu saja dengan cubitan cinta yang pelan dan tidak menyakitkan
"Berdasarkan pengamatanku, Raditya Prayoga adalah orang yang sangat menjunjung tinggi pernikahan. Sekali dia tahu aku menyakiti seorang wanita dan masih tetap bersama denganmu meski aku menikahi wanita itu, apapun alasannya dia pasti akan mengatakan padaku kalau aku ini adalah orang yang buruk dan bisa jadi project kita gagal andaikan dia menggunakan pola pikir subjektif"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari (Bab 1 - Bab 200)
Romance"Kamu sudah ga punya dua keistimewaan sebagai wanita! Kamu pikir aku dan keluargaku gila mau menjadikanmu istriku, hmm?" Jika Aida Tazkia bukan anak orang kaya, dirinya juga tak memiliki bentuk tubuh yang sesuai dengan kriteria Reiko Byakta Adiwijay...