Reiko: Halo Pak Sandi! Apa kabarnya?
Telepon dari rekan bisnisnya yang tentu saja tak bisa dilewati Reiko.
Sandi: Halo Pak Reiko, selamat siang. Maaf saya menelepon tanpa janji di awal. Apa saya mengganggu anda?
Reiko: Tidak tentu saja, Pak Sandi. Ada yang bisa saya bantu?
Sandi: Tuan Raditya ingin bicara dengan anda, jika anda sedang tidak sibuk, Pak Reiko.
Setelah dua bulan, akhirnya dia mau bicara lagi denganku?
Ini pertama kalinya untuk Reiko mendengar pernyataan tersebut.
Radit tak pernah bicara dengannya sejak kejadian kurang menyenangkan di wajah Reiko dua bulan yang lalu. Sungguh ini pencapaian luar biasa juga untuknya.
Meski Reiko tak tahu, kira-kira apa yang ingin dibahas oleh tycoon satu itu?
Reiko: Tentu saja saya sedang tidak sibuk, Pak Sandi. Apalagi Pak Raditya yang ingin bicara.
Reiko welcome! Dan ada senyum di bibirnya ketika mengutarakan itu.
Sepertinya dia sudah memaafkanku!
Dan ada lega lagi di dalam hati Reiko yang merasa agak tenang sekarang, meski belum sepenuhnya tenang melihat temperamen Radit yang sulit di tebak.
Raditya: Selamat untuk launching perusahaanmu. Maksudku cabang perusahaanmu di Abu Dhabi.
Reiko: Terima kasih Pak Raditya. Saya tidak menyangka kalau Anda menelepon untuk menyampaikan ini. Saya sangat berterima kasih sekali untuk apresiasi yang Anda berikan. Dan mohon maaf, karena saya terpaksa menyerahkan semua urusan Aurora Corps ke tim untuk project part dua dan tiga. Apa ada sesuatu yang merisaukan dari dua project itu?
Reiko tahu, Radit pasti meneleponnya tidak hanya untuk mengucapkan selamat.
Apakah ada sesuatu yang salah di sana sehingga membuat pemilik Aurora corporation itu menghubunginya?
Raditya: Ehem!
Biasalah ego Radit memang setinggi langit ketujuh. Jadi dia tidak akan bicara dengan mudah apa yang ada di dalam hatinya, kecuali tetap membuatnya ada di atas.
Raditya: Aku ingin kau hadir di acara Grand opening kota Mandiri Aurora dua puluh April besok. Masih tiga hari dari sekarang. Sandi juga sudah memberikan info padaku kalau kau kemungkinan akan kembali hari ini.
Tak mungkin kalau hal yang seperti ini saja Radit tak tahu, bukan?
Reiko tidak pernah hadir di Jakarta selama dua bulan di proyek. Dan semua pekerjaannya itu di handle-nya melalui online.
Dan tentu saja tidak mungkin kalau Sandi tidak mengecek hal ini.
Tentu saja aku tidak akan mengatakan kalau hasilnya luar biasa dan sesuai dengan ekspektasikan. Makin besar kepala nanti dia di hadapanku! Cih!
Dan sudah pasti, Radit tak akan mudah untuk memuji. Tapi untuk sandi yang mengenal bagaimana Radit, paham betul kalau tidak mungkin bosnya akan mengundang Reiko ke grand opening jika dirinya tak puas.
Reiko: Ah, ya, tiga hari lagi. Besok, saya sudah sampai di Jakarta, Sekitar jam enam pagi waktu Jakarta.
Radit: Hmmm. Besok tanggal delapan belas. Masih dua hari menuju launching. Dan aku yakin sekali kau yang besok tiba di Jakarta pun tidak mungkin tidak punya pekerjaan bukan?
Dia pasti mencari tahu tentang diriku, agendaku. Ya selalu seperti itu, bisik hati Reiko, yang paham betul kalau tidak mungkin Radit tak tahu apa agendanya besok yang cukup padat di kantor dengan pertanyaannya barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari (Bab 1 - Bab 200)
Romance"Kamu sudah ga punya dua keistimewaan sebagai wanita! Kamu pikir aku dan keluargaku gila mau menjadikanmu istriku, hmm?" Jika Aida Tazkia bukan anak orang kaya, dirinya juga tak memiliki bentuk tubuh yang sesuai dengan kriteria Reiko Byakta Adiwijay...