"Kan lagi makan donat."
Reyhan tadi menyeletuk pada Vanessa bukan karena dia tidak mau istrinya makan donat di sampingnya. Tapi mendengar pertanyaan Vanessa seberapa cantik dia di hadapan Reiko ini membuat kepalanya mendidih.
Makanya dia mengusir istrinya.
"Makan donat di dapur saja sana. Aku sudah lapar."
"Iya Bang iya. Aku masak dulu di dapur."
Lupalah Vanessa pada pertanyaannya tadi ke Reiko
Sisa Donat di tangannya sudah dimasukkan semua oleh Vanessa ke dalam mulutnya dan dia masih saja memegang kardusnya, tak terlihat ada niat untuk membagi pada siapapun.
Membawanya pergi ke dapur.
"Dia tidak membaginya pada putramu?"
Selepas Vanessa pergi rasa penasaran Reiko pun membuat dirinya segera bertanya soal ini
"Tidak." Reyhan menolak sambil menggelengkan kepalanya
"Terlalu banyak gula di sana. Tidak bagus untuk gigi susunya, makanya aku tidak suka dia makan permen ini," protes Reyhan yang tahu betul kalau Vanessa akan memberikan semua yang manis-manis pada putranya di belakangnya.
"Haha, apa kamu punya trauma dengan sakit gigi?"
"Hmm." Jawaban yang benar sekali tebakan Reiko.
"Sebenarnya aku tidak suka anakku makan yang manis-manis. Tapi kata mamanya, dia masih kecil dan harus merasakan semua kemanisan sebelum kepahitan yang harus dialami setiap orang dewasa. Heish."
Wah, aku pikir dia seperti anak kecil. Tapi dia bisa juga berpikir dewasa soal itu? Memang orang dewasa memilih kepahitan hidup beda dengan masa kecilnya.
Sebuah kenyataan yang membuat Reiko menganggukan kepalanya meski hatinya sempat tak percaya kalau Vanessa yang bicara macam itu pada suaminya.
"Aku minta maaf sekali lagi untuk sikap istriku."
Wajah Reyhan sudah benar-benar frustasi sekali. Makanya Reiko tidak memikirkan ucapan Reyhan yang pertama itu dan dia juga sudah mengangguk taman permasalahkan sikap Vanessa.
"Beda usia kalian sepertinya yang membuat kalian memiliki banyak perbedaan?"
"Hmmm. Kami terpaut cukup jauh. Usianya masih 17 tahun saat aku menikahinya."
"Vanessa menikah umurnya masih 17 tahun mau ke-18 begitu?"
Pertanyaan yang membuat Reyhan mengangguk lagi.
"Ini semua karena permainan orang tuaku yang berpura-pura sakit membuatku bisa mengenalnya. Menikahi wanita yang lebih muda dariku sangat jauh."
"Dan Pak lek setuju untuk menikahkannya?" Reiko pun menatap Hartono saat pria itu bicara lagi
"Ya, Reiko. Karena pak lek sendiri sudah memberikan janji pada maminya Reyhan, Salimah, kalau nanti kami akan besanan dan pak lek tidak menyangka kalau dia meminta janji itu dilunasi ketika anakku masih di SMA."
Ada senyum-senyum dari Hartono ketika mengatakannya begitupun juga dengan Reyhan yang mendengarnya sebelum Hartono melanjutkan lagi ucapannya.
"Sepertinya usia istrimu juga tidak jauh darinya bukan, Reiko?"
Nah sebuah kenyataan yang memang sebetulnya tak ingin dibahas oleh Reiko
"Iya Pak lek."
Tapi dia tetap harus menunjukkan kalau dirinya bisa memberikan feedback positif bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari (Bab 1 - Bab 200)
Roman d'amour"Kamu sudah ga punya dua keistimewaan sebagai wanita! Kamu pikir aku dan keluargaku gila mau menjadikanmu istriku, hmm?" Jika Aida Tazkia bukan anak orang kaya, dirinya juga tak memiliki bentuk tubuh yang sesuai dengan kriteria Reiko Byakta Adiwijay...