Bab 181. KENAPA DENGAN LIFT?

47 2 1
                                    

Alif: Maaf saya mengganggu Pak Reiko. Tapi sesuai dengan janji saya, setelah pemeriksaan kondisi istri Anda saya akan memberikan laporan.

Kata-kata itu terdengar di telinga Reiko ketika dia sedang berjalan menuju ke arah mobilnya.

Reiko: Oh ya. Terima kasih dokter Alif. Saya harap semua berjalan lancar dan tidak ada masalah.

Dan Reiko menjawab ini setelah dia berada di dalam kabin mobil sendirian.

Deni yang menemaninya duduk di samping sopir. Memang sudah seperti itu peraturan di keluarga Adiwijaya jika seorang ajudan tidak diperbolehkan untuk duduk di kabin yang sama kecuali memang di minta.

Tapi Reiko sepertinya memang butuh waktu untuk sendiri makanya dia sengaja membiarkan ajudan ayahnya itu memberikan kabin belakang hanya untuknya.

Alif: Tidak ada masalah apapun. Kondisinya sudah membaik dan sesuai dengan yang Anda perintahkan kami juga sudah menyiapkan perawat untuknya yang akan menemaninya tiga hari ke depan.

Reiko: Tiga hari cukupkah?

Tanya ini diberikan ketika matanya memandang ke arah luar jendela dengan mimik wajahnya yang terkesan datar dan tidak memberikan satupun ekspresi di wajahnya.

Tak dingin dan kaku biasa saja. Seperti menelepon kolega tanpa ada perasaan apapun terlihat.

Alif: Saya rasa cukup. Kondisinya sudah lebih baik jadi setelah tiga hari, saya rasa istri Anda sudah bisa melakukan apapun sendiri. Hari ini pun juga saya lihat dirinya sudah bisa berjalan dengan sangat baik.

Ada hembusan napas pelan ketika Reiko mendengar ini.

Reiko: Terima kasih untuk kabar positifnya. Saya sangat berterima kasih sekali dokter mau menjaganya dan saya mohon maaf karena tidak bisa menemani.

Alif: Oh ya, tidak masalah saya juga mengerti Pak. Pasti urusan kebakaran itu menyita waktu Anda bukan?

Reiko: Ya sepertinya begitu dan dalam waktu dekat saya tidak akan bisa tinggal bersama dengannya di apartemen. Ada banyak yang harus saya lakukan di luar. Jadi, kalau memang masih diperlukan perawat untuk tinggal lebih lama, saya rasa tidak masalah. Tidak perlu di buru-buru dokter Alif.

Senyum pun muncul di bibir Alif ketika mendengar ini tentu saja wanita di sampingnya tidak tahu karena teleponnya tidak di loudspeaker.

Alif: Saya mengerti kekhawatiran Anda pada istri Anda. Kami akan melakukan yang terbaik, sesuai dengan yang Anda sarankan.

Reiko: Baiklah kalau begitu. Apa ada lagi yang ingin Anda sampaikan?

Alif: Oh tidak, saya rasa semuanya sudah selesai. Kami sudah paham harus bagaimana.

Reiko: Kalau begitu saya tutup dulu teleponnya kebetulan saya sudah sampai ke tempat tujuan saya.

Alif: Baiklah Pak Reiko, selamat beraktifitas untuk Anda.

Tentu saja Alif tidak tahu sedang ada di mana Reiko sekarang. Semua pasti menyangka kalau dirinya sedang mengurus masalah perusahaannya itu.

Tapi Pria itu memang tidak mau menjelaskan juga dia memilih menaruh handphonenya di bagian dalam jaket yang digunakannya sambil mengambil laptop yang ada di sisinya.

Hening. Tak ada suara apapun dan matanya hanya terfokus pada layar tersebut.

Hingga.

"Silakan Pak."

"Jadi aku akan tinggal di apartemen ini selama aku tinggal di Abu Dhabi?"

Salah satu luxury apartemen yang ada di samping kirinya membuat Reiko melirik tapi memang Reiko belum mematikan laptopnya masih ada di pangkuannya ketika pintu itu dibuka dan dia masih mengamati.

Bidadari (Bab 1 - Bab 200)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang