Bab 19. SEDIKIT KEPERCAYAAN

83 5 0
                                    

"Ya ampun, pikiranmu ini loh, Bee."

"Kenapa?" Brigita melotot.

"Oke, aku akan buktiin ke kamu, semua tuduhanmu salah. Aku bukan orang yang begitu."

Sebetulnya keduanya memang lelah. Reiko sendiri pun juga sudah tidak punya tenaga untuk berkelahi lagi dengan wanita yang dicintainya.

Makanya dia mencoba untuk menerima asalkan Brigita tak lagi memperpanjang permasalahannya.

"Aku mencintaimu dan hanya kamu, mmmuuuah."

"Gombal."

"Sssh, belah hatiku kalau kamu gak percaya, Bee."

"Dah lah."

"Tidur yuk, Bee. Besok pagi aku banyak sekali kerjaan dan aku harus bertemu dengan CEO dari Aurora Corps."

"Ehm, jadi kamu mendapatkan tender dari mereka?"

Mendengar kata Aurora Corps, Brigita yang tadinya ingin memperpanjang permasalahan ini dia jadi diam dan menanyakan sesuatu yang lain yang lebih penting untuknya.

"Hmmm. Tergantung besok gimana pembicaraanku sama CEO-nya, Raditya Prayoga."

"Oh ya, apa kamu akan mengambil project itu? Dia katanya orang yang sulit ya?" Brigita makin penasaran.

"Hmm. Sulit, keras dan asistennya Pak Sandi juga bukan orang yang bisa diajak kompromi dengan mudah. Ssst, pening kepalaku, tapi kalau project ini berhasil akan bagus untuk melebarkan sayap."

"Penawaran mereka baguskah?"

"Aurora Corps adalah perusahaan bonafide, mereka gak main-main, Bee. Lagi pula ini adalah caraku supaya aku juga bisa mengembangkan potensi diriku bukan hanya mengurus perusahaan milik keluargaku."

Ada senyum tipis dari Reiko saat dirinya masuk ke dalam selimut dan berusaha menarik Brigita dalam dekapannya

"Namanya perusahaan keluarga bagaimanapun akan ada perselisihan. Tapi kalau aku bisa membangun bisnis dengan caraku sendiri dan itu adalah bisnis perusahaanku sendiri maka itu akan menopang hidupku dan aku akan lebih merasa memilikinya."

Karena memang Reiko sebetulnya tidak sepenuh hati untuk menjalankan bisnis keluarganya bukan karena dia tidak mau, hanya saja sebagai seorang laki-laki dia menginginkan memiliki kebanggaan dan bisa mengeluarkan semua potensi dirinya.

Ini pun didukung oleh Brigita yang mengangguk pelan

"Itu kan kenapa kamu beralasan mengambil jurusan desain interior di samping kamu juga kuliah untuk bisnis manajemen?"

"Ya, dan itu adalah keberuntunganku dengan mengikuti kata hatiku untuk kuliah di jurusan desain interior." Reiko mengangguk sambil memberikan kecupan di dahi Brigita.

Tanpa melawan perintah dari orang tuanya, Reiko memang mengambil kuliah jurusan bisnis manajemen. Tapi dengan uang pribadinya sendiri dia juga ikut kuliah desain interior dan dua-duanya berjalan menjadi satu ketika dia ada di bangku kuliah. Makanya Reiko sangat sibuk sekali dan keberadaannya pada program studi desain interior itulah di sana dia bertemu dengan Brigita adik kelasnya yang tampak sangat berbakat, sungguh kepribadian Brigita menarik hatinya. Di sanalah hubungan mereka berawal.

Keduanya saling mencintai. Diawali dengan hubungan yang sederhana menjadi lebih dekat lagi hingga sampai saat ini.

Sungguh sebuah hubungan yang melalui perjalanan yang cukup panjang. Inilah kenapa Reiko memang sudah memantapkan hatinya pada Brigita. Begitupun dengan wanita itu yang tentu saja tersanjung dengan ucapan Reiko dan dia pun memberikan dekapan hangat, tanpa melakukan protes apapun lagi.

Bidadari (Bab 1 - Bab 200)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang