(Kondisi setelah Reiko menutup pintu kamar Aida)
"Masih ada waktu!"
Reiko cepat-cepat pergi ke dapur karena memang masih ada yang belum diselesaikannya.
"Cucian piring!"
Reiko menghempaskan napas pelan melihat semua yang ada di sink sambil bicara lirih.
Brigita tahu kalau Reiko tak akan pernah membuat kotor di apartemennya, apalagi mengendapkan cucian piring semalaman. Dan bukankah ini bahaya kalau Brigita tahu Reiko memasak dan membuat makan untuk seseorang selain dirinya?
Makanya tanpa berlama-lama lagi, dengan cepat Reiko membersihkan piring-piring yang ada di sink.
"selesai!"
Barulah saat itu ...
Tiiit
Tepat setelah Reiko sudah mengelap meja, membuat dapurnya kinclong seperti tak pernah terpakai juga selesai mencuci piring, suara pintu terbuka terdengar. Tentu saja Reiko tahu siapa yang datang.
"Hai Bee!"
Sapanya yang baru saja mengeringkan tangannya dengan bamboo tissue dan bergegas mendekat ke arah di mana wanita itu berdiri, masih dengan koper di tangan kanannya.
Mmmuuuah!
"Kamu sedang apa?"
Tanya Brigita di saat Reiko sudah membuatnya ada dalam cangkumanya dan baru saja memberikan satu kecupan di bibirnya.
"Minum di dapur. Sssh, capek aku Bee!" ucapnya lagi sambil satu tangannya memijat punduk belakangnya, dengan tangan kanannya masih memeluk wanitanya.
"Apa banyak sekali pekerjaanmu, sayang?"
"Hmmm." Anggukan kepala terlihat dari Reiko yang tetap mempertahankan senyum terbaiknya di hadapan wanita favoritnya.
"Aku merindukanmu, Bee!"
Lagi dia bicara sambil melingkari tangannya di pinggang Brigita dan hidungnya menghirup dalam aroma strawbery scent dengan fruit dan flower flavor yang memanjakan penciuman Reiko. Wangi yang membuatnya memejamkan mata dan tersenyum.
"Kamu tahu, aku juga sangat merindukanmu, sayang."
Dan kini Brigita juga menaruh tangannya melingkari leher Reiko dengan bibir merah meronanya dan harum napas beraroma citrus yang menyegarkan makin memanjakan indra penciuman pria itu.
"ngomong-ngomong apa syaratnya, sayang?"
"Kamu nanya? Kamu bertanya-tanya? Kamu...."
"Sayang! Kamu ngomong apa sih?" Brigita tak paham, dia mengerutkan dahinya tak suka.
"Hehehe, itu lagi viralkan Bee,"
"Ish, kamu alay sih! Udah ga jamanan kita mainan viral-viral, lagian kerjaan kita banyak, mesti kejar target dan mikirin masa depan!" ketus Brigita yang sudah menghilangkan senyum di bibirnya.
"Ehem...." membuat Reiko lumayan kaget dengan sikapnya.
"Aku tanya apa syaratnya kamu gak tanggepin!"
Senyum pria itu pun kembali terurai ketika mendengar gerutuan Brigita.
"Itukah yang lebih penting bagimu daripada aku, sampai aku becanda dikit aja dimarahin, hmm?''
"Apaan sih! Ya bukan begitu!"
Brigita menjawab saat Reiko memicingkan matanya.
"Aku cuma gak suka aja kamu gak jelas. Dan pertanyaanku tadi bukan berarti aku gak peduli padamu!" seru Brigita saat Reiko mengangkat tubuhnya sehingga kedua kaki Brigita sudah ada di pinggangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari (Bab 1 - Bab 200)
Romance"Kamu sudah ga punya dua keistimewaan sebagai wanita! Kamu pikir aku dan keluargaku gila mau menjadikanmu istriku, hmm?" Jika Aida Tazkia bukan anak orang kaya, dirinya juga tak memiliki bentuk tubuh yang sesuai dengan kriteria Reiko Byakta Adiwijay...