"Hai sayang kamu sudah datang?"
"Wah, sepertinya harimu menyenangkan! Bisa tersenyum lebar begitu?"
"Hmm!" tangan Reiko menutup laptopnya sambil netranya menatap Brigita yang baru saja masuk ke dalam ruang kerjanya.
"Besok hari besar untukku."
"Maksudmu?" tanya Brigita ingin tahu.
"Sepuluh persen pekerjaanku sudah selesai dikurasi oleh tim Aurora Corps!" tambah Reiko berapi-api. "Dan besok Raditya Prayoga akan melihat langsung ke lokasi dan membuktikan laporan timnya sesuai dengan kerjasama kami." Reiko menunjukkan keantusiannya, penuh suka cita.
Wajar bukan kalau Reiko merasa bahagia?
Perjuangan untuk project ini bukanlah sesuatu yang mudah.
Dari awal Reiko memutuskan terjun pada tender ini, dia harus menanggalkan semua yang dimilikinya sebagai keturunan dari Adiwijaya. Reiko juga bekerja keras mengalahkan lawan-lawannya saat memperebutkan project di awal seleksi.
Bahkan setelah mendapatkan kemenangannya, jalan terjal masih harus dilewatinya. Baik dari keluarga, terutama kakeknya merasa sangat malu sekali karena kelakuannya ini. Hingga akhirnya Reiko bisa melobi keluarganya untuk tidak ikut campur lagi dengan salah satu caranya, bersedia berkomitmen menikahi Aida, namun semua itu belum selesai.
Keraguan Raditya prayoga, CEO Aurora Corps adalah hambatan selanjutnya. Bahkan dia harus rela pernah dikuntit berbulan-bulan. Untung saja, papanya masih melindunginya, meski Endra Adiwijaya melakukan itu demi niatan lain. Dan untung saja, dirinya memiliki bantuan dari pak lek dan menantunya.
Reyhan Dharma Aji men-support-nya seratus persen. Dia membantunya full heart, memberikan orang-orang terbaik untuk bekerja sama dan bisa mengerti semua konsep yang diinginkannya. Ini semua pencapaian yang berat sekali untuk Reiko. Hingga akhirnya pekerjaannya pun selesai, setelah menguras keringat dan pikirannya.
Kini sepuluh persen step awal pekerjaannya sudah lolos tahap uji tim Aurora's Corps!
Tapi apakah kebahagiaannya ini juga memberikan rasa yang sama pada wanita yang sedang berjalan mendekat ke meja kerjanya?
"Kenapa denganmu? Kenapa kamu terlihat gak happy, Bee?"
Tidak ada ucapan selamat dari kekasihnya. Reiko juga bisa melihat sendiri kalau Brigita Justru memperlihatkan tekanan diwajahnya.
"Senang ya sayang, semua impianmu sudah terwujud!"
Apalagi mendapat jawaban begini? Sudah pastikan dugaan Reiko benar?
"Hey, Bee, Ada apa lagi denganmu?" Reiko memelankan suranya, tak mau ada salah paham dengan kekasihnya.
Meski Reiko tak bisa menutupi juga kebingungannya.
"Apa aku melakukan sesuatu yang salah?" tanya Reiko yang makin khawatir karena Brigita tak menjawab
Wanita yang ada di hadapannya ini baru saja tiba di apartemennya dan ini sudah hampir jam dua belas malam. Selama sebulan, memang Brigita selalu tidur di apartemen Reiko.
Tapi tinggal bersama bukan berarti mereka banyak waktu berinteraksi dan makin harmonis.
Karena kesibukan satu sama lain, mereka jarang sekali kembali ke apartemen di bawah jam sebelas malam.
Kesibukan Reiko bukan hanya mengurus perusahaan milik kakeknya dan anak cabang perusahaan Adiwijaya group saja. Reiko juga bertanggungjawab mengawasi project Aurora corps yang sedang berlangsung.
Jelas saja dia jadi super sibuk! Tidak ada waktu luang lagi hari-harinya karena setelah pekerjaannya selesai, Reiko pasti akan datang ke proyek di sore hari atau menghadiri rapat dengan pelaksana dan penanggungjawab projectnya di pagi hari, sebelum ke kantor kakeknya. Dan jelas, lembur tak akan terelakkan di week day.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari (Bab 1 - Bab 200)
Romance"Kamu sudah ga punya dua keistimewaan sebagai wanita! Kamu pikir aku dan keluargaku gila mau menjadikanmu istriku, hmm?" Jika Aida Tazkia bukan anak orang kaya, dirinya juga tak memiliki bentuk tubuh yang sesuai dengan kriteria Reiko Byakta Adiwijay...