Chapter 20 - Hilang

26 5 0
                                    

Happy reading <3
×××

Alka hilang, tanpa kabar. Sebenarnya bukan sekali dua kali dia seperti ini tapi terhitung sejak kami berpacaran Alka sudah pernah hilang tanpa kabar selama 7 kali, dan sekarang adalah yang ke-8 kali. Biasanya dia hilang hanya paling lama 1 hari 1 malam. Dia hilang benar-benar tanpa kabar dan aku panik setengah mati ketika pertama kali Alka hilang. Lambat laun aku sudah mulai terbiasa dengan keanehan Alka yang tiba-tiba tanpa kabar. Ketika di tanyai dia hanya menjawab dengan mengambang, tanpa memberikan jawaban pasti dia pergi kemana.

Aku hanya bisa memaklumi Alka, mungkin memang ada hal yang tidak bisa dia ungkapkan kepadaku seperti tentang keluarganya yang sampai sekarang pun aku tidak tau dimana. Tapi ada yang aneh dengan hilangnya Alka kali ini. Dia sudah tanpa kabar selama 2 hari, sampai teman-teman Alka, Saga dan Dimas menghampiriku untuk menanyakan keberadaan Alka yang aku pun juga tak tau dia dimana.

Ada yang tidak beres, aku sudah mengirim puluhan pesan kepada Alka dan hanya centang satu. Jika sampai sepulang sekolah dia tetap tidak ada kabar, aku harus ke rumahnya. Aku sudah panik setengah mati, takut jika terjadi sesuatu hal dengan Alka dan aku terlambat menyadarinya.

Terakhir aku bersama Alka adalah ketika aku merayakan hari jadi hubungan kami, setelah itu dia menghilang. Semoga jika nanti aku ke rumah Alka, aku akan mendapatkan sebuah hasil yang melegakan hatiku.

×××

Aku menekan bel yang ada di gerbang rumah Alka, berkali-kali aku menekan bel itu tapi tetap saja pintu utama dari rumah itu tidak terbuka. Padahal biasanya Bude Jum, pembantu di rumah Alka selalu gerak cepat jika ada orang yang menekan bel dari gerbang depan.

"Mbak, cari siapa?." Aku terkejut ketika ada seorang bapak-bapak menanyaiku dari balik badanku. Aku berbalik, bapak ini terlihat seperti orang baik.

"Cari Mas Alka Pak." Aku melihat bapak itu terlihat sedikit tersentak ketika mendengar bahwa aku mencari Alka.

"Mas Alka yang tinggal disana?, coba mbak kontak Mas Alkanya langsung, soalnya rumahnya sudah kosong mbak dari kemarin. Kurang tau juga kenapa keluarga itu buru-buru pindah." Aku shok ketika mendengar penuturan bapak itu, pikiranku langsung melayang kemana-mana memikirkan Alka yang sekarang keberadaannya pun kian rancu.

"Loh sudah pindah pak?, terimakasih ya pak informasinya. Monggo pak." Aku langsung saja menaiki motorku kembali, dan berpamitan kepada bapak-bapak yang berbaik hati memberikan informasi kepadaku.

Aku harus segera sampai ke rumah dan menelepon Saga dan Dimas untuk mencoba kembali menanyakan titik terang dimana sebetulnya Alka berada. Tidak mungkin jika dia akan pindah rumah tanpa memberi tahuku, apalagi jika pindahnya adalah pada hari ketika aku dan Alka terakhir kali bertemu. Dia tidak mungkin ingkar janji kan untuk mengajakku berkeliling museum yang ada di negeri ini?.

×××

Setelah mengontak Saga dan Dimas, disinilah sekarang kami berada. Di sebuah cafe yang ada di tengah kota kami bertiga memperbincangkan kemana sebetulnya Alka pergi. Aku memiliki feeling kalau Alka pasti pergi dengan terpaksa karena keadaan yang memaksa.

"Alka terlalu tertutup kalau masalah keluarganya, jadi kita nggak akan pernah bisa kontak keluarganya." Aku menyetujui perkataan Dimas, Alka memang se-tertutup itu sampai-sampai kedua sahabatnya dan aku sebagai pacarnya tidak tau sama sekali keluarga seperti apa yang Alka miliki.

"Kuncinya cuma ada di Bude Jum, tapi sama aja kalau kita nggak tau Bude Jum ada dimana hasilnya tetep nol besar." Aku mencetuskan pikiranku, Saga dan Dimas menghela nafas kasar. Kami bertiga sama-sama menghawatirkan keadaan Alka sekarang.

"Kita bakalan susah buat cari Alka, kecuali kalau Alka datang sendiri ke kita." Perasaanku yang tadinya sudah campur aduk tambah menjadi lebih campur aduk ketika mendengar penuturan Saga yang memang betul adanya.

Pertemuan kami kali ini tidak menghasilkan apapun karena tidak ada yang bisa kita lalukan jika Alka benar-benar hilang tanpa kabar. Tidak ada orang yang bisa dihubungi, tidak ada satu pun keluarga Alka yang kami kenal, kecuali Bude Jum yang kini kami juga tidak mengetahui keberadaan beliau ada dimana. Kami bukanlah seorang detektif yang dapat melacak keberadaan Alka dengan begitu mudahnya.

Satu hal yang membuat kami cemas adalah, Alka selalu saja terluka setelah menghilang. Entah di wajah, lengan atau dibagian tubuh lain dari Alka. Rasanya aku akan kacau sekarang karena menghawatirkan keadaan Alka. Baru saja kemarin kami bersenang-senang bersama, apakah itu untuk yang terakhir kalinya? Aku harap itu hanya pikiranku saja.

Sekarang aku hanya bisa menangis meratapi kepergian Alka, aku tau menangis tidak akan menyelesaikan masalah. Tapi perlu kalian tau menangis membuat emosi kalian tersalurkan. Aku hanya bisa berdoa semoga besok Alka kembali dan semua berjalan seperti semula.

×××

Diketik : 18-11-23
Dipublish : 26-11-23

Mirari : Melodi Semesta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang