Chapter 5 - Reply

68 8 0
                                    

Happy reading<3
×××

Awali hari dengan mengganggu kucing, sepertinya hanya itu kegiatan yang bisa aku lakukan dihari libur yang cerah ini. Kesana kemari mencari kucing-kucing milikku yang sedang bergoleran dengan santainya, untuk aku ganggu tentunya. Agak tidak berguna sebetulnya, tetapi ada kepuasan tersendiri yang tercapai di dalam hatiku.

"Sha, kasian itu si coki sama abu kamu ganggu terus, lepasin ih lagi tidur juga." Tentunya larangan adalah perintah, aku tidak mengindahkan larangan dari kakakku untuk mengganggu kucing kucing imut ku ini yang sudah menatapku dengan mata malas mereka.

"Yaudah sih biarin lawong coki sama abu biasa aja tak uyel-uyel." Balasku sambil tetap memeluk coki dan abu lalu berbalik menjauhi kakakku yang menyebalkan itu. Kenapa juga hari minggu yang cerah ini dia di rumah, biasanya juga pergi sama pacarnya.

Selanjutnya, apa yang perlu aku lakukan dengan dua kucing gendut dipelukanku ini yang mulai memberontak ingin turun. Aku tau, lebih baik kita melakukan pemotretan dadakan untuk kedua kucingku yang tercinta. Buru-buru aku membawa mereka berdua kekamarku, tempat kita akan melakukan pemotretan hari ini.

Aku menata set dengan seindah mungkin, tata sana tata sini hingga mendapatkan hasil yang sempurna. Sedangkan model kita hari ini, Coki dan Abu tengah kembali bergoleran di karpet kamarku. Kedua kucing itu memang amat sangat malas bergerak, makanya badannya gembul semua. Tapi tak apa, mereka tetap kucingku tercinta.

"Coki sini Coki, duduk sini dulu ih Cokiii." Aku menarik narik badan Coki yang masih berbaring di karpet, sedangkan si kucing oranye itu hanya menatapku malas. Terpaksa aku harus mengangkat badan coki dan mengaturnya agar tidak kabur kemana-mana.

Crekrik..Cekrik...

Aku sudah merasa puas memotret Coki dan Abu. Galeriku sepertinya akan penuh dengan foto Coki dan Abu. Mereka berdua nanti akan aku gaji dengan snack kucing, lumayankan sudah menjadi model kubayar pula. Sekarang saatnya kita memamerkan keimutan dua kucingku ini, biarkan saja kalian semua terpesona dengan keimutan mereka. Pentagram I'm Coming.

×××

Ting

Alkaedzar membalas cerita anda : Kucingnya Lucu

Lagi-lagi aku dikejutkan dengan notifikasi pentagram milikku. Pelakunya tidak lain dan tidak bukan adalah Alka, sepertinya akhir-akhir ini aku selalu terikat dengan dia. Namanya selalu terdengar dimana-mana, padahal aku hanya berdiam diri dirumah selama masa liburan ini. Mulai dari teman-temanku yang menggosip tentang temannya Alka sampai akhirnya merembet ke Alka itu sendiri. Tidak heran juga sih, gengnya Alka ini termasuk manusia hits di Niskala. Bukan geng motor yang sampai tawuran, mereka cuma anak tongkrongan biasa tapi yang ngebuat mereka istimewa parasnya aja yang sedikit diatas rata-rata. Biasa, Goodlooking diatas segalanya.

Kembali ke Alka, sepertinya memang pesona Coki dan Abu tidak ada duanya sampai dia membalas cerita di pentagramku. Atau malah pesonaku yang diatas rata-rata manusia biasa. Oke, jangan terlalu percaya diri. Kalau jatuh sakit. Akhirnya aku memutuskan untuk menanggapi Alka, tidak mau dicap sebagai anak sombong Niskala.

Alkaedzar

Kucingnya Lucu
¹⁴•¹³

Makasii,kucingku
emang lucu semua
¹⁴•²⁰

Kucing ras ya? Ras apa?
¹⁴•²⁴

Iya, kurang tau ras apa
tapi yang pasti mixnya
bukan sama kucing jawa
¹⁴•³²


Terbukti, satu manusia bernama Alka ini selain dari keingintahuannya yang terlalu menjadi-jadi dia juga sokab. Jangan tanya kenapa, sedari awal pertemuanku dengan Alka tidak ada kata-kata yang menunjukkan bahwa kita berdua saling kenal. Hanya sekedar aku tahu dia dan dia tau aku. Tidak lebih dan tidak kurang. Tapi dengan bodohnya aku juga menanggapi, apalagi pertanyaan-pertanyaannya yang sedikit melenceng dari sirkuit otak manusia pada umumnya.

Dari sekian ratus manusia yang ada di Niskala, baru kali ini aku menemukan manusia yang sebegitu abnormalnya. Mungkin jika diperingkat, Alka akan menduduki peringkat nomor 1 dengan segala keminusannya.

×××

Brakk...

"Sha, itu makannya Coki sama Abu habis. Sana beli." Aku terlonjak kaget mendengar pintu kamarku yang tiba-tiba didobrak oleh kakakku. Memang manusia satu ini sangat minim akhlak.

"Nggak mau ah, bisa beli sendiri kok nyuruh-nyuruh." Sahutku dengan malas. Mana mau aku dibabu oleh orang satu ini.

"Ooo gitu, MAA SHASHA KEMARIN MECA.."

"Ah tai banget, mana uangnya." Aku buru-buru memotong ucapan Kakakku. Licik sekali dia ingin memberitahukan pada Mama kalau akulah yang kemarin memecahkan pot kesayangan milik Mama, bukannya Coki. Bisa-bisa perang dunia ke-7 jika Mama tau ternyata aku yang memecahkan pot.

"Nih, sana cepetan." Dia memberikan selembar uang berwarna biru kepadaku. Tentunya dengan setengah hati aku mengambil uang itu.

Dengan langkah gontai aku beranjak dari kasurku, lalu mengambil kerudung yang tersampir di kursi meja belajar. Jangan tanya kenapa kerudungku bisa ada disana, kalian semua pasti tau alasannya. Aku segera bergegas menuju pet shop dengan mengendarai motor matic milikku, semakin cepat sampai semakin cepat aku bisa kembali berleha-leha.

"Uangnya pas ya kak, terima kasih."

"Sama-sama" Akhirnya aku mendapatkan makanan untuk Coki dan Abu. Aku keluar dari pet shop sembari melihat kesana kemari, siapa tau ada jajanan yang menggugah seleraku. Bukannya mendapatkan jajanan aku malahan sekilas seperti melihat Alka. Orang ini sepertinya betulan ada dimana-mana.

×××

Ditulis : 18-10-2023
Dipublish : 30-10-2023

Mirari : Melodi Semesta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang