Chapter 52 - Masa Lalu Alka

25 5 1
                                    

Happy reading<3
+++

Manusia satu ini tidak bosan-bosan datang lagi. Setelah kemarin mengusik hariku yang tenang kini dia datang lagi dengan alasan yang sama, konsultasi. Aku tau pasti ada niat terselubung di dalam hatinya, tidak mungkin kalau tidak. Dan juga, sekarang pekerjaan di kantor apakah menjadi selonggar itu sampai sang bos bisa pergi kemanapun dengan seenaknya. Kemarin saja waktu aku masih menjadi asistennya, bisa istirahat dengan tenang saja sudah bersyukur.

"Ada keluhan apa Pak?." Aku mencoba bersikap profesional, kode etik psikologi tidak memperbolehkan aku untuk menyerang klien.

"Kamu nggak kaya gini sama klienmu yang lain." Wajah Alka menyiratkan bahwa dia amat sangat dirugikan dengan perilakuku. Aku menghela nafas mencoba menahan tanganku yang hendak memukul Alka.

"Anda inginnya seperti apa?." Aku mengalah, daripada nanti ada berita seorang psikolog berperilaku kasar dengan kliennya. Yang ada nanti aku menjadi viral.

"Jangan formal dan jangan panggil Pak." Sekali lagi Alka memasang wajah memelas, kemana tampang garangnya ketika dikantor. Kenapa tiba-tiba sirna.

"Baik Mas, silahkan ingin konsultasi tentang apa." Aku mencoba bersabar, jika tidak ingat koneksinya besar dan aku hanyalah setitik debu di dunia ini sudah aku usir jauh-jauh kehadirannya disini.

"Ini tentang Arkan, dan masa lalu yang pernah aku lupakan karena Arkan." Tanpa aku sadari, aku ditarik oleh Alka untuk melihat masa lalu yang dari dulu dia sembunyikan. Masa lalu yang akhirnya sekarang dia memiliki keberanian untuk mengungkapkan, seberapa kelam trauma yang dia rasakan.

Aku lupa satu hal, semakin terang cahayanya maka akan semakin besar bayangan yang mengiringinya. Arkan seperti bayangan Alka yang mencoba menyingkirkan segala luka yang Alka derita. Arkan menutupi luka batin yang diderita Alka. Arkan menanggung semuanya dan Arkan adalah Alka.

Flashback

Kala itu Alka masih seorang anak kecil yang tidak tau apa-apa tentang dunia dan tidak tau sekejam apa dunia untuk dirinya. Dia masih anak kecil yang polos, seperti selembar kertas kosong yang tidak pernah tergores oleh tinta. Di rumah, dia hanya ditemani oleh pembantu. Mama dan Papa yang dia kenal sebagai orang tuanya hanya kembali beberapa kali dalam satu tahun.

Alka kecil tidak pernah mengenal dengan baik kedua orang tuanya. Setiap kali mereka bertiga berkumpul tidak pernah ada kebahagiaan. Hanya ada pertengkaran dan pertengkaran yang mengelilingi kebersamaan mereka. Selalu saja seperti itu. Hingga pada satu masa, Mama Alka akhirnya tidak lagi pergi dari rumah. Awalnya Alka senang karena apa yang dia idam-idamkan terwujud, Mamanya ada di rumah bersama dengan dia.

Namun, ini bukanlah suatu kabar gembira melainkan kabar buruk. Mama Alka semakin menjadi-jadi, setiap hari selalu saja ada luka baru di tubuh Alka. Mama Alka --Rania-- selalu saja meracau tentang kelahiran Alka yang menjadi sebuah kesalahan. Saat itu Alka yang masih duduk di bangku sekolah dasar tidak pernah tau apa itu kasih sayang dari orang tua. Selama bertahun-tahun sampai dia akan masuk ke jenjang SMP hanya pemukulan dan kerusakan mental yang dia dapat.

Alka tumbuh menjadi anak yang suram, hingga Arkan hadir. Arkan seperti cahaya yang menyinari hari Alka, Arkan adalah sistem pertahanan diri Alka dari semua rasa sakit fisik dan mental yang dia derita. Arkan tercipta di tengah kubangan rasa sakit yang diderita Alka. Arkan selalu tertawa mencoba menutupi luka yang dia derita, tidak seperti Alka yang bertambah suram tanpa daya.

Awalnya Alka tidak menyadari ada yang salah dengan dirinya, dia sadar karena Bude Jum yang memberi tahu dirinya tentang keberadaan Arkan. Teman-temannya menatap aneh dirinya, hanya Saga yang menerimanya. Alka mencoba menutupi keberadaan Arkan dengan mencoba menjadi Arkan. Alka menjadi ceria karena tidak ingin orang-orang menatap aneh dirinya.

Akan memasuki SMA, Mama Alka pergi. Alka lega karena dia tidak akan menjadi bahan pelampiasan oleh Mamanya. Sudah bertahun-tahun dia menahan rasa sakit itu seorang diri. Arkan menjadi tidak sering muncul dan Alka mulai nyaman dengan kepribadiannya yang sekarang, ceria dan seperti tanpa beban yang mengirinya. Semuanya berjalan lancar, sampai Alka menemukan aku.

Alka merasa bahwa aku benar-benar satu cahaya yang dia butuhkan, satu cahaya yang dia jaga agar tetap bersinar, satu cahaya yang membuat harinya yang gelap akhirnya bisa terang. Cahaya itu terenggut malam itu.

Aku terdiam membeku. Aku tidak bisa membayangkan sesuram apa dunia Alka semasa kecil. Sekarang aku tahu kenapa Bude Jum menitipkan Alka padaku. Bude merasa aku bisa menuntun Alka yang terperosok ke dalam kegelapan untuk menemukan cahaya. Bude Jum yang menemani Alka sedari kecil sampai menjadi sosoknya yang sekarang, tanpa kasih sayang orang tua hanya Bude Jum yang menyayanginya dengan tulus.

"Pasti dulu sakit banget ya?." Alka mengangguk lalu menggeleng ketika mendengar pertanyaanku.

"Waktu awal masih sakit, tapi akhirnya sudah terbiasa." Alka adalah salah satu manusia hebat yang aku temui, mentalnya sudah terluka parah tapi dia masih berdiri dengan kokoh disini. Pasti banyak pengorbanan yang telah dia lakukan seorang diri.

+++

Diketik : 30-12-23
Dipublish : 30-12-23

Mirari : Melodi Semesta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang