Chapter 23 - Ternyata

29 5 3
                                    

Happy reading<3
+++

Sekarang aku sudah berada di ruangan Pak Baskara bersama seorang wanita paruh baya yang mengaku sebagai ibu dari klien yang akan kami tangani. Kalian benar, aku kenal dengan klienku kali ini. Ketika pertama kali aku membuka map yang berisi data diri dari klienku ini aku penuh keterkejutan. Rasanya tidak mungkin, lama aku mencari kenapa dia kembali dengan keadaan yang salah?.

Alkaezhar Haidar Mahesa

Nama yang membuatku kembali ke masa lalu, nama yang telah aku kubur rapat-rapat kembali muncul dengan kondisi yang bisa dikatakan tidak baik-baik saja. Aku menyamarkan suasana hatiku, mencoba menutupi agar mereka yang ada di sini tidak tahu kalau aku mengenal Alka. Dulu aku bertanya-tanya seperti apa rupa orang tua Alka dan sekarang aku tau, Alka mirip dengan ibunya.

"Baik ibu, bisa di ceritakan untuk kondisi awal dari saudara Alka?. Agar kami dapat melakukan penanganan yang terbaik untuk putra ibu." Aku menampilkan senyum termanisku untuk membuat ibu dari Alka menjadi lebih relaks.

"Jadi semua berawal dari malam itu." Ibu Rania menarik nafas dalam-dalam mencoba menenangkan diri untuk dapat menceritakan pengalamannya yang mungkin aku bisa mengatakan kalau itu adalah pengalaman kelam terlihat dari raut wajah Ibu Rania yang tertekan.

Flashback 'Rania PoV'

"Aku sudah muak mas sama kamu, kamu nggak pernah mau ngertiin aku. Kamu kira aku nggak tau kalau kamu selingkuh sama sekertarismu itu?!." Amarahku sudah memuncak, aku muak dengan kelakuan Mahesa suamiku yang kian menjadi-jadi.

"Kamu yang nggak pernah ngertiin aku. Kamu lebih pentingkan karirmu itu daripada aku dan anakmu. Kamu kira aku bisa tahan dengan semua itu?!." Mahesa menunjuk wajahku dengan meledak-ledak. Tentu saja aku tidak terima dengan semua tuduhan yang ia layangkan.

"Kamu kira yang buat aku jadi kayak gini itu siapa? KAMU. Kamu yang udah renggut masa muda aku, kamu renggut masa keemasanku, kamu renggut semua yang aku miliki. Aku menyesal udah kenal orang kayak kamu. Lebih baik sekarang KITA CERAI! Urus saja selingkuhanmu itu!." Mahesa selalu saja seperti itu, sejak puluhan tahun yang lalu dia selalu memiliki ambisi yang besar. Semua yang dia inginkan harus dia dapatkan. Begitupun dengan aku, dia merenggut semua yang aku miliki hanya untuk memenjarakanku dalam kungkungannya.

Entah sejak kapan, aku tidak menyadari kalau Alka anakku sudah berdiri terdiam melihat pertengkaran kedua orang tuanya yang selalu saja terjadi ketika kami sama-sama masuk ke dalam rumah ini. Perasaanku pada Alka sangatlah rumit, dia yang menjadi alasanku menjalani semua hal ini tapi dia adalah darah dagingku sendiri. Sudah banyak sekali luka yang aku torehkan pada hidup Alka. Dan mungkin sekarang adalah puncaknya.

"Kamu maunya cerai kan? Okey aku kabulkan tapi jangan harap kamu akan bertemu lagi dengan Alka!." Aku hanya diam saja ketika Mahesa membawa Alka pergi dari hadapanku. Dan sejak saat itu mereka sudah benar-benar menghilang bagaikan di telan bumi. Rasa penyesalan menggerogoti hatiku, aku baru tersadar Mahesa sangatlah berbahaya apalagi untuk Alka.

Flashback end

"Dan baru beberapa bulan lalu saya bertemu kembali dengan Alka ketika pengaruh dari Mahesa sudah tiada, Mahesa sudah mati. Tapi Alka menjadi sosok yang berbeda, kadang dia menjadi seorang yang dewasa, kadang dia menjadi orang yang lemah lembut tapi ada satu hal yang janggal dari perubahan Alka. Dia selalu saja mengalami hilang ingatan dan mengatasnamakan dirinya menjadi orang lain, bukan menjadi Alka." Aku menganalisis apa yang disampaikan oleh Ibu Rania, ada sesuatu yang mengganjal di hatiku mengenai sosok ayah dari Alka, Mahesa. Pasti ada kaitannya keadaan Alka yang sekarang ini berbeda dengan Mahesa.

Pasti pengaruh dari Mahesa begitu besarnya sampai-sampai Alka tidak bisa lepas dari cengkraman tangannya. Ibu Rania saja baru bisa lepas setelah puluhan tahun menahan diri untuk terus bersama dengan Mahesa. Semua koneksi dengan Alka saja sampai terputus.

Aku masih belum bisa mendiagnosa secara pasti sebelum melihat Alka secara langsung. Tapi bisa dipastikan bahwa Alka memang mengidap suatu masalah pada kesehatan mentalnya. Mulai dari kepribadiannya yang berubah serta dia mengklaim bahwa dia adalah orang yang berbeda. Aku juga tidak tau dalam rentang berapa lama dia mengalami hal ini dan separah apa gangguan ini pada hidupnya.

"Ibu Rania, anda pasti tau bahwa kami menjaga kerahasiaan ini dari klien. Untuk itu adakah hal yang dapat anda lakukan sebagai langkah awal kami untuk dapat mendekati klien?." Hal ini harus dikatakan secara gamblang karena tidak mungkin kami bisa mendekati klien tanpa bantuan dari anggota keluarga klien itu sendiri.

"Anak saya bekerja di kantor milik Mahesa yang sebetulnya sudah berpindah tangan pada dia, kebetulan dia sedang mencari asisten baru. Saya akan memanfaatkan celah ini untuk dapat memasukkan anda untuk bisa menyembuhkan anak saya." Aku mengangguk paham dengan perkataan Ibu Rania. Sekarang keputusan ada pada tanganku, aku akan mengambil misi ini atau melimpahkannya pada rekanku yang lain.

+++

Diketik : 20-11-23
Dipublish: 28-11-23

Mirari : Melodi Semesta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang