Chapter 21 - Kemana?

26 5 0
                                    

Happy reading<3
×××

Hari ke-3

Aku masih mencoba mencari Alka, tapi benar-benar Alka pergi tanpa kata. Apakah kebersamaan kami selama satu tahun ini tidak ada artinya di mata Alka?. Rasanya menjadi gundah gulana ketika Alka tidak berada di sampingku. Padahal baru tiga hari dia pergi dan aku hanya bisa berharap dia akan kembali. Mencari Bude Jum juga kini sedang aku lakukan bersama Saga dan Dimas. Salahkan Alka yang terlalu tertutup, padahal ada kami yang siap sedia membuka tangan lebar-lebar untuk saling berbagi duka.

Hari ke-7

Alka masih saja belum kembali. Semua koneksi mengenai Alka seolah sudah tertutup rapat-rapat. Setiap harinya aku tidak bisa tertidur dengan tenang karena memikirkan keadaan Alka diluar sana, yang selalu aku doakan semoga dia baik-baik saja. Padahal awalnya semua terlihat berjalan sebagai mana mestinya, tapi kenapa tiba-tiba rangkaian takdir Alka semakin berbelok menjauh sejauh samudera?. Aku yang sehari-hari bersama dengan Alka sampai ditanyai oleh beberapa guru mengenai Alka yang hilang dari peradaban manusia di Niskala. Alka cepatlah kembali, aku sudah bosan ditanyai guru ini itu tentangmu. Dan sampai sekarang aku masih rindu dengan pertanyaan dan jawaban konyolmu itu.

Hari ke-30

Menangis pun rasanya tidak berguna lagi, sudah satu bulan berlalu dan Alka benar-benar hilang tertelan bumi. Sekarang aku menyesal, seharusnya kemarin aku tahan saja dia ketika ingin pulang ke rumahnya. Nyatanya dia berbohong, katanya dia akan bertemu denganku di hari esok kenapa sekarang dia malah menghilang tanpa kabar?. Saga dan Dimas juga sudah diambang putus asa ketika Alka tidak kunjung muncul sebagai manusia yang baik-baik saja. Hariku menjadi lebih sepi semenjak kepergian Alka, kotak chat yang padam, tidak ada kabar yang mendera, tidak ada pertanyaan kenapa bumi bisa berputar dan tidak ada Alka.

Hari ke-365

Sudah satu tahun dan aku masih mencoba untuk sembuh dari luka karena hilangnya Alka. Aku mencoba sadar kalau sekarang Alka benar-benar sudah pergi tanpa ingin kembali. Banyak penyesalan mendera hati. Hari kelulusanku yang sudah aku rancang bersama dengan Alka hancur sudah, kekhawatiran untuk keadaan Alka setiap harinya menghantui jalanku melangkah. Aku tau aku masih berpijak pada bumi yang sama dengan Alka, tapi kenapa bisa dia menghilang tanpa kata. Apakah aku harus pergi dari kota ini? Untuk menghilangkan bayang-bayang Alka yang ada di setiap sudut kota, dan di setiap sudut Niskala.

Hari ke-731

Aku mengambil jalur lintas jurusan yang awalnya Ipa kini aku melanjutkan kuliah di jurusan psikologi yang dulu pernah dikatakan Alka kalau psikologi adalah jurusannya anak Ips. Padahal planning awalku tidak terlintas akan melanjutkan ke jurusan psikologi, tapi bukankah jalan orang tidak akan ada yang tahu?. Dan tidak akan ada yang tau juga kalau ternyata mengambil jalur ini adalah bentuk dari aku yang mencoba untuk membuat hatiku sembuh secara perlahan. Dan aku juga ingin belajar, sebenarnya spektrum otak Alka dulunya beredar seperti apa. Kalian benar, aku masih belum bisa lepas dari rasa sakit kehilangan orang yang aku suka. Apalagi itu adalah untuk pertama kalinya.

Hari ke-1096

Tiga tahun berlalu dan aku sudah bisa menerima keadaanku yang sepertinya tidak berjodoh dengan Alka, mulai meninggalkan diriku yang terjebak di masa lalu untuk beresonansi dengan kehidupan nyataku. Mempelajari psikologi manusia secara lebih mendalam membuat aku sadar kalau terlalu larut dalam lubang masa lalu akan membuat aku merugi tanpa batas waktu. Aku hanya bisa berdoa dan terus berdoa semoga Alka baik-baik saja dimanapun dia berada, walau tanpa aku disampingnya. Dan semoga di lain waktu aku bisa bertemu dengan Alka kembali agar aku bisa yakin kalau dia hidup dengan nyaman di dunia ini.

Hari ke-1461

Tentunya aku masih berkontak dengan Saga dan Dimas, kalau-kalau Alka nanti datang sendiri tanpa diundang. Sekarang saatnya aku lebih fokus dengan hidupku sendiri, apalagi tekanan dari skripsiku semakin membuat aku tidak memiliki waktu lebih untuk memikirkan hal-hal lain yang berpotensi menguras otakku. Kata orang memang benar, masuk ke jurusan psikologi memang tempat dari banyak manusia melakukan rawat jalan. Selain dari ingin membantu kesehatan mental orang lain, masuk ke jurusan psikologi juga untuk mensejahterakan kesehatan mental kita sendiri. Walau ujung-ujungnya belajar-belajar tipes dan rawat jalan betulan.

Hari ke-1826

Akhirnya aku dapat lulus dengan predikat lulusan terbaik, setelah ini aku berencana langsung melanjutkan kuliahku mengambil S2 psikologi dengan beasiswa yang berhasil aku raih. Sekarang aku bisa sedikit demi sedikit membanggakan hati kedua orang tuaku. Saatnya membuka lembaran baru, dengan kuas baru yang menjadi semangat baru. Kubur dalam-dalam kenangan masa lalu, dan terus melangkah maju. Dan kini aku sedang bingung dengan statusku. Berarti sekarang aku single kan?.

+++

Diketik : 19-11-23
Dipublish : 27-11-23

Mirari : Melodi Semesta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang