Chapter 24 - Keputusan

30 5 0
                                    

Happy reading <3
+++

Aku masih belum memberikan jawaban pasti kepada Pak Baskara setelah tadi diceritakan awal mula masalah yang diderita oleh Alka. Aku termenung di dalam ruanganku. Setelah sekian lama aku baru tau ternyata malam itu terjadi hal yang begitu menggemparkan di rumah Alka. Aku menyesal. Semua kata andai terputar seperti kaset rusak di dalam pikiranku.

Andai dulu hal itu tidak terjadi apakah sekarang Alka masih akan tetap bersamaku?. Aku tidak tau, jawaban dari pertanyaan itu sangatlah rancu. Dan aku pun tau, perasaan yang aku rasakan kali ini bukan lagi perasaan suka ketika dulu aku masih menjalin hubungan dengan Alka tetapi hanya seutas rasa menyesal yang menggerogoti dada. Semuanya sudah padam setelah 8 tahun kami tidak saling bertukar kabar, sekedar tau dimana Alka saja tidak.

Aku menganalisis semua kemungkinan yang ada ketika aku mengambil misi ini. Kemungkinan terburuk yang akan aku alami adalah, Alka tidak ingin aku berhadapan dengannya dan semua masa lalu antara kami akan terbongkar. Aku memejamkan mata dan memijat pelipisku dengan lelah, sandaran pada kursiku ikut menopang semua keluh kesahku selama ini.

Tok..tok..

"Masuk." Aku membenarkan posisi dudukku dan menunggu siapa gerangan yang akan masuk ke dalam ruanganku.

"Permisi Mbak Kaneisha, diminta Pak Baskara untuk menemui beliau di ruangannya." Ternyata yang datang adalah Anin, asistentu yang baru. Setelah kemarin aku meminta untuk ganti asisten, Pak Baskara langsung cepat tanggap mengganti asistenku dengan yang baru.

Aku mempersilahkan Anin untuk kembali lalu segera bergegas menuju ke ruangan Pak Baskara. Aku menyusun berbagai skenario di dalam otakku, mencoba berfikir cepat untuk mengambil keputusan.

Ruangan ini terasa begitu tegang, aku sekarang heran. Kenapa dari sekian banyak psikolog yang lebih profesional daripada aku, suatu keajaiban dunia aku bisa menjadi salah satu kandidat yang dipilih untuk menangani kasus Alka yang aku katakan lebih rumit daripada kasus-kasus yang pernah aku tangani sebelumnya.

"Jadi Bagaimana Kaneisha? Kamu sanggup menerima tugas ini?." Walaupun dengan senyuman, aku merasakan suasana di sekitarku terasa begitu mencekam. Ini lebih dramatis daripada klienku biasanya.

"Saya harus melihat kontraknya terlebih dahulu pak, jika kontraknya tidak sesuai, dengan berat hati saya akan menolak tugas ini." Aku tidak ingin nantinya ada kontrak kerja yang memberatkanku dan berujung aku merugi. Bukankah semua hal memang harus difikirkan secara matang-matang?.

"Saya tau kamu pasti akan memikirkan perihal isi dari kontrak ini, kamu boleh mengutarakan pendapatmu jika merasa kontrak ini tidak sesuai." Pak Baskara memberikankus satu map yang berisi banyak sekali rentetan kontrak kerja yang harus aku penuhi jika aku menerima misi ini.

Aku mengernyitkan dahi ketika melihat tidak adanya batas waktu dalam kontrak ini, tidak biasanya suatu misi diberikan tanpa jangka waktu tertentu. Paling singkat misi dijalankan selama 3 bulan jika intensif dan 1 tahun jika tidak intensif, sedangkan bisa dikatakan misi ini akan dilakukan secara intensif karena diharuskannya melakukan tugas selama 24 jam dengan menjadi asisten dari Alka. 

"Pak, kenapa disini tidak tercantum batas waktu lama dari tugas ini?." Aku langsung menanyakan degan terus terang kepada Pak Baskara, aku merasa sedikit aneh ketika melihat raut wajah Pak Baskara sepersekian detik berubah. Apakah ada yang salah dengan pertanyaanku?.

"Tugas ini tergolong sedikit lebih rumit dibandingkan dengan biasanya, apakah kamu dapat menjamin dapat menyelesaikan tugas dalam tenggang waktu yang ada?." Aku sepertinya melewatkan sesuatu yang penting disini. Menurut pandangan psikologis ku, Pak Baskara pasti menutupi suatu hal yang aku pun tidak bisa memperkirakan hal tersebut berbahaya bagiku atau tidak.

"Pak dalam kasus yang biasa kita tangani pasti klien ataupun kita akan memberikan tenggang waktu, jika klien tidak bisa diredakan gejalanya oleh seorang psikolog maka pasti akan di alih tugaskan kepada seorang psikiater yang memiliki ilmu mengenai gangguan mental secara lebih mendalam dalam rumpun medis. Sedangkan saya disini adalah sebagai seorang psikolog yang memiliki batas waktu sebelum nantinya dialih tugaskan ke tingkat yang lebih tinggi yaitu psikiater." Aku mencoba mendebat Pak Baskara. Di dalam hatiku terjadi pergolakan batin yang begitu hebat, jauh di lubuk hatiku yang terdalam aku tidak ingin menerima misi ini tapi disisi lain hati nuraniku sebagai manusia sosial ingin membantu meringankan gejala yang diderita Alka.

"Saya akan menuruti kamu, kamu ingin tenggang waktu berapa bulan atau berapa tahun?."

"6 bulan paling lama, jika sebelum itu saya sudah selesai maka saya dapat mengakhiri kontrak ini kapan saja. Saya hanya ingin ini selebihnya saya masih bisa menerima." Akhirnya hati nuraniku yang menang, aku akan mencoba membantu Alka. Dan juga membantu hatiku agar bisa segera lega dan tidak terbayang-bayang lagi tentang apa yang terjadi di masa lalu.

"Baik, saya terima persyaratan kamu. Kamu bisa mulai bekerja minggu depan dan tenang saja selama 6 bulan ini jadwal konsultasimu akan di alihkan oleh Anin." Aku mengangguk paham, semoga saja keputusanku kali ini tidak salah.

+++

Note : Badan Psikologi ini hanyalah karangan belaka dan tidak ada di dunia nyata.

Diketik : 21-11-23
Dipublish : 29-11-23

Mirari : Melodi Semesta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang