Chapter 29 - Laporan

25 3 0
                                    

Happy reading<3
+++

Hari ini aku pulang lebih awal dari kantor untuk bisa mampir ke klinik, aku sudah membuat janji dengan pak Baskara untuk melaporkan perkembangan tugasku selama satu bulan ini. Banyak hal yang aku cerna dan aku rangkum dalam satu diagnosa awal.

"Pak saya sudah melakukan diagnosa, Alkaezhar mengidad DID --Dissociative Identity Disorder--, dia memiliki kepribadian lain bernama Kai dan dia kehilangan ingatan sebagian ketika berpindah indentitas. Setelah saya amati perilakunya selama satu bulan ini, rasio dia merubah identitas terhitung hanya dua kali. Saya bisa mengidentifikasi perbedaan dari keduanya lewat perubahan pada iris mata Alkaezhar yang lebih menggelap ketika menjadi Kai." Aku menjelaskan secara rinci keadaan awal dari Alka. Pak Baskara menganggu paham.

"Saya paham. Tapi Kaneisha tugasmu dari ibu Rania bertambah, jika kamu tidak bisa menyembuhkan setidaknya kamu harus tau penyebab kunci dari DID yang diderita Alka adalah karena apa. Ibu Rania tidak bisa mendekati Alka, mungkin hal ini juga menjadi penyebab dari masalah kesehatan mental yang diderita Alka." Aku menegang, DID memang kecil kemungkinan bisa sembuh. Tapi haruskah aku mencari tau apa yang terjadi selama delapan tahun ini. Alka saja membangun tembok tinggi di hadapanku.

"Saya tidak bisa berjanji pak, tapi akan saya usahakan. Saya hanya bisa memberikan beberapa tindakan pencegahan dari perilaku yang membahayakan diri klien. Laporan saya sudah selesai pak, saya pamit undur diri terlebih dahulu." Aku menjabat tangan Pak Baskara lalu meninggalkan klinik tempatku bekerja. Permintaan dari ibu Rania cukup mengganggu otakku, haruskan aku mengorek luka masa lalu Alka dan juga luka masa lalu diriku sendiri. Mengambil tugas ini menjadi bumerang untuk hidupku sendiri.

+++

"Kaneisha saya mau tidur." Suara dari interkom memecah fokusku pada layar laptop yang menampilkan data-data untuk rapat yang akan diadakan sore hari ini. Aku mengecek jam, Alka ini alarm waktunya sangat tepat sekali. Baru juga masuk jam tidur siangnya, sudah dipanggil saja.

Aku mengambil laptop dan permen yang setia mengatasi rasa ingin mengunyahku ketika bersama dengan Alka. Aku membuka pintu penghubung ruangan kami. Alka sudah berbaring di sofa yang ada di ruangan ini, aku menghampiri Alka dan duduk di sofa single yang ada. Alka tanpa mengucapkan apapun langsung memejamkan matanya. Aku juga melanjutkan pekerjaanku yang tertunda.

Aku gelisah sambil mengecek pesan yang aku kirim kepada Bara, tidak seperti biasanya dia tidak menjawab pesanku dari semalam. Aku memiliki firasat buruk dengan ini semua tapi aku mencoba mengenyahkannya dari pikiranku. Mungkin ini hanya perasaanku saja, dan mungkin saja memang Bara sedang sibuk dengan pekerjaannya karena ini sudah akhir bulan dan dia pun pasti harus lembur.

Ting..Ting..

Bel dari ruangan Alka tiba-tiba berbunyi, aku menoleh dan melihat siluet seorang wanita yang berdiri di depan pintu. Alka terlihat mengerutkan kening karena merasa terganggu oleh bel yang terus berdering. Aku tidak ingin membuat Alka bangun di tengah tidurnya karena pasti nanti dia akan dalam keadaan mood yang buruk. Aku bangkit dari dudukku dan meletakkan laptop dari pangkuanku ke meja.

Melalui remote control aku sedikit membuka pintu ruangan Alka agar tidak sepenuhnya menampakkan isi ruangan dimana Alka sedang tertidur. Lalu keluar ruangan dan menutup pintu kembali.

"Maaf Pak Kai sedang tidak bisa diganggu, apakah anda memiliki janji temu?."  Dia tidak terlihat seperti pekerja di kantor ini, badannya lebih tinggi dariku dan dia lebih mirip model daripada pekerja kantoran.

"Kamu siapa? saya tunangan dari Alka, kamu tidak ada hak untuk menghalangi saya. Minggir saya mau masuk." Wanita ini mencoba menggeserku dari depan pintu, mau dia menggeserku sampai ujung dunia pun pintu itu tidak akan terbuka karena aku yang memegang remote controlnya.

"Sekali lagi mohon maaf Ibu tidak bisa masuk, Pak Kai sedang benar-benar tidak bisa diganggu. Saya akan menyampaikan kunjungan Ibu kepada Pak Kai, silahkan kembali lagi besok ataupun sore hari setelah rapat selesai dijalani." Tanpa berkata apa-apa wanita ini mendengus lalu berbalik pergi meninggalkan aku seorang diri di pintu. Alka ini dapat dari mana sih cewek modelan seperti ini, tidak ada sopan santunnya sama sekali. Respect 0% untuk tunangan Alka.

Aku kembali masuk ke dalam ruangan Alka. Mataku langsung tertuju pada Alka yang bergerak gelisah di atas sofa yang hanya mampu menampung dirinya seorang. Matanya masih terpejam tapi bulir-bulir keringat sudah membasahi dahi sampai lehernya.

"Mas, Mas, Mas Alka tenang tidak akan ada yang terjadi semuanya akan baik-baik saja." Aku buru-buru mendekati Alka dan mencoba membangunkan Alka yang mengalami mimpi buruk dengan sedikit mengguncang badan Alka dan mengatakan kata-kata penenang.

Kata itu meluncur dari bibirku dengan sendirinya, panggilan yang selama ini aku simpan seorang diri bagaikan sihir yang membuat Alka kembali tenang. Aku menghela nafas lega, biarlah ini semua aku pendam sendiri. Sebenarnya seberapa parah luka masa lalu di hatimu?.

+++

Diketik : 26-11-23
Dipublish : 4-12-23

Mirari : Melodi Semesta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang