Happy reading<3
+++Hari ini hari senin dan aku masih di Kota S. Aku mengambil jadwal Penerbangan menuju Kota J pada sore hari. Masih butuh waktu cukup lama dan aku akan menggunakan waktu itu untuk hunting jajanan yang tidak bisa aku temukan di Kota J, karena rasanya berbeda. Kalau beli jajanan seperti ini naik motor memanglah yang paling efisien, mau parkir pinggir jalan pun tidak akan makan tempat.
Bertahun-tahun sudah berlalu dan Kota S tetap sama seperti dulu. Mungkin yang berubah adalah orangnya. Beberapa jajanan sudah datang kepelukanku, sekecil ini saja aku sudah senang. Kapan akan datang manusia laki-laki yang tidak brengsek, setia, sayang, baik hati datang padaku. Amit-amit kalau dapet modelan kaya yang kemarin.
Sekilas sepertinya aku melihat Alka sedang berlari. Aku melihat sekitarku, loh inikan daerah sekitaran rumah Alka yang dulu. Akhirnya aku melajukan motorku menuju ke Taman Komplek, setelah selesai membayar jajanan yang aku beli tentunya. Alasanku mendekati Alka karena motoku cuma satu, pepet terus sampai buka mulut. Mau dia mengelak sedemikian rupa aku akan tetap akan membuat dia buka mulut dan akhirnya misiku beres lalu semuanya bisa diserahkan kembali pada pihak keluarga.
Ketika sudah bertemu dengan inti masalahnya, semuanya akan bisa diselesaikan dengan mudah. Untuk klien spesial seperti Alka, tentunya jawabannya juga akan memuaskan ego masalaluku yang belum pernah kenyang. Toh aku juga perlu penjelasan yang masuk akal tentang kepergiannya dulu. Untung saja komplek ini bukanlah komplek yang terlalu dijaga keketatannya, jadi aku bisa keluar masuk dengan bebas.
Kondisi Taman ini cukup ramai, mengingat hari ini adalah hari libur Nasional jadilah para pekerja dan pelajar semuanya diliburkan. Aku mencari bangku yang kosong, sambil melihat sekeliling apakah Alka ada disini. Aku melihatnya, dia sedang berlari cukup jauh dari tempatku berdiri. Aku akan duduk dulu saja, biar dia sendiri yang sadar. Kalau tidak sadar-sadar ya pulang.
"Kaneisha?." Aku menoleh, target masuk ke dalam perangkap.
"Pagi pak, kok bapak ada disini?. Bukannya di Kota J?." Aku basa-basi dengan Alka, padahal aku sudah tau dari kemarin kalau Alka ada disini. Tapi aku bertemu dengan Arkan dan Kai bukan Alka, jadilah Alka pasti tidak tau kalau kemarin bertemu aku.
"Saya juga manusia, butuh liburan. Kamu kok bisa disini rumahmu kan bukan di daerah sini." Tanpa izin dariku Alka duduk tepat di sampingku, parfumnya yang bercampur dengan keringat malah menambah kesan maskulin pada dirinya. Duh pikiranku jadi kemana-mana.
"Saya habis jajan di sana, terus akhirnya mampir kesini buat makan. Bapak Mau?." Aku menyodorkan jajananku pada Alka, Alka menggeleng tanda menolak.
"Tidak teirmakasih, saya habis olahraga. Kaneisha kamu merasa aneh atau tidak?." Aku menaikkan alisku kebingungan dengan pertanyaan Alka yang menurutku aneh, inilah yang dirasakan Arkan ketika aku tanyai kemarin, bingung.
"Aneh bagaimananya Pak?."
"Jangan panggil saya Bapak, saya merasa aneh mendengarnya. Saya sudah menahannya selama ini dengan telinga yang risih mendengarnya." Aku tercengang, yang benar saja. Ternyata dia selama ini kesal dengan panggilan 'bapak' dariku. Tapi kan dia atasanku, harusnya aku memanggil dengan sopan kan?.
"Tapi, anda atasan saya. Tidak sopan jika memanggil langsung dengan nama." Ada yang aneh, atasan dan bawahan mana yang duduk berdampingan memakai baju santai seperti ini. Masa bodo ah, turuti kemauan Alka saja.
"Terserah saya lah, toh kita juga kenalan lama."
"Tergantung, kalau di luar saya panggil biasa kalau di kantor saya akan formal. Tapi bapak juga harus sama, deal?." Aku menyodorkan tanganku mengajak Alka untuk berjabat tangan lalu di terima oleh Alka.
"Deal. Disini sudah makin panas, kamu mau mampir dulu ke rumah?." Aku langsung mengangguk, kapan lagi aku bisa mengambil kesempatan untuk mengorek informasi.
"Aku bawa motor mas, ambil motor dulu ya." Kali ini aku benar-benar de javu. Aku seperti kembali pada saat kita berpacaran dulu. Kali ini sepertinya aku akan jatuh pada lubang yang sama untuk kedua kalinya. Lubang yang berbahaya, lubang yang memporak-porandakan dunia seorang Kaneisha.
"Mana kunci motormu." Aku merogoh tas selempangku lalu memberikan kunci motor kepada Alka. Kami berdua pergi ke rumah Alka dengan berboncengan. Rumah Alka bisa dikatakan cukup jauh dari taman komplek ini, letak rumahnya ada di ujung komplek.
Ini kalau misal anak-anak kantor melihat bos dan asistennya berboncengan seperti ini pasti heboh seheboh-hebohnya kantor. Bos yang notabenenya 'steril' dari para wanita sekarang sedang memboncengkan asisten barunya yang bertajuk mantan. Tapi apa peduliku? Aku tidak kenal dengan mereka dan ini adalah hidupku. Aku tidak ingin hidupku diatur oleh mulut-mulut orang yang tidak memberiku penghidupan apalagi mereka hanyalah orang asing. Sampai sekarang pun, aku hanya sekedar mengenal orang-orang penting di perusahaan. Selebihnya, yang aku lakukan hanyalah mendekam di dalam ruanganku ataupun di dalam ruangan Alka. Selalu saja seperti itu.
+++
Diketik : 8-12-23
Dipublish : 15-12-23
![](https://img.wattpad.com/cover/330506972-288-k606385.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mirari : Melodi Semesta [END]
Fiksi Remaja[PART MASIH LENGKAP] Menurutmu apa definisi keajaiban? Menurutku, keajaiban adalah bertemu kamu ditengah peliknya hari-hari yang ku lalui. . Neisha tidak tahu bahwa terjerumus dalam pesonanya adalah suatu hal yang berbahaya bagi dirinya, dan bagi ha...