Chapter 8 - Random Date

51 7 9
                                    

Happy reading<3
×××

Hari ini cuaca sangat cerah sekali sampai rasanya cahaya matahari menusuk sampai ke kulitku. Tak terasa hari sabtu telah tiba, hari dimana aku dan Alka akan pergi. Tadi aku sudah memberi tau Alka alamat rumahku agar dia bisa langsung menghampiriku di rumah. Aku yang biasanya jarang pergi ketika liburan ini sampai membuat keluargaku terheran-heran di pagi hari aku sudah rapi saja akan pergi.

Ting..
Alka kakel : aku udah didepan

Aku buru-buru mengambil tas selempang milikku dan membenarkan jilbab yang kupakai. Aku berjalan sedikit lebih cepat untuk sampai di gerbang depan. Diselingi aku berpamitan kepada Mama yang sedang temu kangen dengan tanaman-tanamannya di halaman.

Grakkk..

"Ayo Mas" ajakku pada Alka yang masih berada di atas motornya. Dia pun menoleh ke arahku, lalu turun dari motornya.

"Bentar dulu, orang tuamu ada di rumah?" Tanyanya sambil melirik ke dalam pagar rumahku yang berongga.

"Ada, aku udah pamitan tadi." Balasku

"Kamu udah pamitan tapi aku kan belum pamitan. Masa mau bawa anaknya pergi nggak pamit dulu. Ayo masuk." Ajaknya, Aku hanya menurut toh hanya berpamitan saja. Orang tuaku tidak se-strict itu sampai tidak memperbolehkan anaknya pergi dengan lawan jenis, kakakku saja sudah punya pacar.

Mama yang sedang menyirami tanaman menyadari kedatangan kami, Mama memasang muka bertanya. Mungkin heran melihat aku yang tadi terburu-buru malah kembali lagi ke dalam rumah.

"Loh Sha, kok balik lagi?" Tanya mamaku penuh keheranan. Aku hanya tersenyum canggung karena untuk pertama kalinya ada seorang laki-laki yang datang menghampiriku ke rumah apalagi sampai masuk ke dalam rumah, walaupun hanya sampai halaman.

"Tante saya Alka, saya mau ijin bawa Neisha main. Boleh tan?" Mama terlihat meneliti lagi wajah Alka, lalu melihatku dan Alka secara bergantian. Rasa rasanya aku ingin menyembunyikan badanku di belakang tubuh tinggi Alka agar tidak terserang tatapan menelisik dari Mama.

"Tante kaya pernah lihat kamu, kapan ya?" Aku baru ingat, Alka kan pernah membantu Mama ketika hari penerimaan raporku beberapa minggu lalu.

"Itu Ma, yang bantu ambilin rapornya Aisha kemarin" Sahutku mencoba mengingatkan Mama tentang siapa itu Alka. Alka yang ada disampingku terlihat tersenyum ketika mendengarku mengingatkan Mama.

"Ooo ternyata kamu to. Boleh, bawa aja ini anaknya tapi pulangnya jangan kemaleman ya" Mama mengangguk memperbolehkan aku untuk pergi bersama Alka.

"Berarti kalau kepagian boleh dong tan?" Aku reflek menyenggol pelan lengan Alka. Yang benar saja masa dia mau memulangkanku besok pagi. Bisa-bisa omongan tetangga menjadi-jadi.

"Ya nggak gitu dong konsepnya. Kalau pulangnya pagi nggak boleh pergi sama Neisha lo." Mama berkacak pinggang sambil memasang muka galak yang dibuat-buat, aku saja sampai sedikit menahan senyum ketika melihat Mama.

"Hehehe, ndak jadi kepagian kok tante. Yaudah kita berdua pamit dulu ya tan, dijamin Neisha pulang dengan selamat aman sentosa." Alka mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Mama, aku pun mengikuti hal itu. Hingga pada akhirnya aku dan Alka berhasil pergi dari pelataran rumahku.

×××

Aku dan Alka hanya diam penuh kecanggungan di sepanjang perjalanan, tiba-tiba kami diam seribu bahasa ketika bertemu di dunia nyata bukan hanya sekedar berbalas pesan seperti biasa. Aku menghilangkan kebosananku dengan melihat pemandangan rumah-rumah yang berada di sepanjang jalanan yang kami lalui. Eh, aku baru saja tersadar bukankah ini arah jalan menuju ke luar kota S? Sebenarnya mau dibawa kemana aku ini?.

"Mas, ini kita sebenernya mau kemana sih?" Aku sedikit mencondongkan badanku ke depan agar Alka dapat mendengar suaraku yang beradu dengan angin.

"Bentar lagi sampai, tunggu dulu." Balas Alka, aku hanya dapat terus pasrah menunggu jawaban Alka yang tidak pasti tujuan kita kemana. Jujur aku sedikit menanti-nanti akan dibawa kemana aku ini.

Alka melambatkan laju motornya, lalu membelokkan motornya menuju ke terminal bis. Aku sangat amat kebingungan, maksudnya orang ini apa ya? Padahal kan kita pakai motor sendiri, kenapa malah belok ke terminal bis?. Atau dia ada keperluan di terminal bis ini?. Sumpah rasanya kepalaku ingin meledak karena pertanyaan-pertanyaan yang berkeliaran di benakku.

"Mas, kita ngapain kesini? Kamu ada urusan disini?" Daripada terbebani beban pikiran lebih baik aku bertanya langsung kepada orang yang bersangkutan setelah ia berhenti dan memarkirkan motornya.

"Kita perginya dari sini, kamu tau kan bisnya Kota Q baru aja peresmian. Nah tujuan kita sekarang adalah nganyari⁹ bisnya." Alka membalasku sambil melepas helm dari kepalanya. Aku turun dari motor dengan tercengang, yang benar saja sepertinya baru kali ini ada orang yang mengajak pergi tetapi randomnya mengalahi ujung semesta.

"Lah, terus tadi kesini kenapa bawa motor kalau mau naik bis? Memangnya motor aman kalau ditinggal disini?." Tanyaku memastikan kembali kenapa sedari awal dia tidak bilang saja ingin naik bis, secara tersirat tentu saja.

"Mosok mau jemput anak orang pakai bis, gak laki banget dan juga yakin ajalah motor aman, walaupun nggak  ada yang pasti di dunia ini." Balasnya. Tentunya aku hanya dapat menuruti keinginannya yang ingin pergi menaiki bis baru milik kota Q, berdoa saja semoga perjalanan kali ini betulan seperti yang dikatakan Alka, Selamat sehat sentosa dan tidak akan kecewa.

×××

⁹. Mencoba/merasakan benda yang masih baru

Diketik : 25-10-23
Dipublish : 6-11-23

Mirari : Melodi Semesta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang