Bab 22 - The power of Patah hati

497 21 0
                                    

Emosi ku seketika memuncak, tangan ku terkepal erat. Jadi ini alasan pak Putra mengacuhkan ku akhir-akhir ini. Ternyata dia lagi enak-enakan selingkuh. Kalau kemarin aku masih menyangkal bahwa dia berselingkuh kali ini aku sudah yakin. Tidak mungkin jika rekan kerja atau saudaranya semesra itu. Dasar Berengsek, umpat ku dalam hati.

"Han, lu enggak ada rencana mau ngelabrak kan?" Putri terlihat cemas melihat aku yang masih diam

Aku masih memperhatikan mereka, sepertinya mereka akan keluar setelah membayar belanjaan yang mereka beli. Aku menarik tangan Putri menyusul mereka keluar.

"Mbak titip dulu, nanti saya bayar" Aku menitipkan keranjang belanjaan ku pada mbak kasir.

"Han lu serius? Jangan aneh-aneh deh malu diliatin orang. Pulang aja yuk" Putri membujuk ku.

"Udah lu diam ikut gue aja, kalau lu enggak mau ikut lu tunggu disini" Ucapku datar. Akhirnya Putri mengikuti ku. Sepertinya dia masih takut aku berbuat macam-macam. Padahal aku hanya ingin memberikan sedikit pelajaran saja.

"Wah.. Wah... Siapa ni? Surprise" Aku melipat tangan ku di dada lalu menatap ke arah pak Putra tajam

Pak Putra tampak kaget melihat aku yang berdiri di depan nya.

"Kamu kenal mas?" Tanya wanita itu

"Saya pacar nya kak Putra" Aku memperkenalkan diri.

"Serius kamu pacaran sama dia mas? Masa kamu selingkuhin aku sama bocah ingusan sih mas" Ucap wanita itu sambil menatap ku remeh

Aku semakin emosi mendengar ucapan wanita itu, dasar tante girang maki ku dalam hati.

"Mbak tuh yang selingkuhan nya, woii kak Putra ngomong lu" Ujar ku keras di depan pak Putra. Aku kesal melihat dia diam saja

"Hani maaf, ini pacar saya. Kamu enggak usah teriak malu diliatin orang" Ujar pak Putra

Apa katanya? Pacar? Trus gue ni apa?

"Kakak bilang apa? Pacar? Trus aku ini apa? Jawab!! " Bentak ku merasa tak terima.

"Heh bocah, mas Putra ini pacar saya, kita pacaran udah setahun lebih" Ucapan wanita itu tentu saja membuat ku kaget.

Surprise sekali, berarti disini aku yang selingkuhan nya.

Plak... Aku menampar wajah Putra sakin kesalnya. Bisa-bisanya dia buat aku jadi selingkuhan.

"Anji**g lu, bodoh banget gue ketipu sama omongan manis lu. Untung ketauan sekarang, buang-buang waktu gue aja lu. Bangsat". Aku mengeluarkan emosi yang dari tadi ku tahan

" Kamu yang bodoh kenapa mau sama saya, jelas-jelas kamu cuma buat mainan saya aja. Enggak mungkin saya jatuh cinta sama kamu, Bisa apa gadis polos kayak kamu" Ucap Pak Putra tak Terima aku tampar.

"Udah Han, ayok pergi. Diliatin orang tuh" Putri berusaha menarik ku menjauh

"Selamat ya karna lu udah berhasil buat gue jadi mainan, dan lu tante girang lu jaga tuh cowok lu yang mata keranjang. Hati-hati lu tante, gue yakin masih banyak wanita-wanita lain diluar sana"

Setelah mengatakan itu kepada mereka berdua aku menarik Putri kembali ke dalam supermarket. Aku menghampiri mbak kasir dan membayar tagihan belanjaan ku. Tanpa banyak bicara aku mengajak Putri pulang. Aku sudah tak melihat pak Putra dan wanita tadi, sepertinya mereka sudah pergi.

Seakan mengerti akan suasana hatiku, Putri tak langsung mengantar ku pulang. Dia membelokkan motornya menuju danau dekat taman kota. Kami duduk di salah satu kursi kosong yang ada di sana.

"Nih minum dulu biar tenang, pasti tenggorokan lu serak habis teriak-teriak" Sindir Putri sambil menyodorkan minuman kaleng yang sempat kami beli tadi.

My HaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang