Sudah dua hari sejak aku datang ke kantor Lurah. Aku sudah menyelesaikan bagian proposal yang di suruh ubah oleh dospem di bimbingan sebelumnya. Hari ini aku akan mengirim revisi proposal kepada pak Arif dospem ku. Beliau juga sudah setuju selama aku penelitian disini, bimbingan nya bisa dilakukan secara online dengan cara mengirim file kepada bapak itu. Karena jika bolak balik ke kampus cukup jauh dari rumah ku. Sekali lagi aku baca proposal itu dengan teliti sebelum mengirim nya."Okey.. Sepertinya sudah tidak ada yang salah, mari kita kirim" Ucapku pada diri sendiri, sambil menekan tombol send yang ada di laptop ku.
Aku melihat sekeliling kamar, huh sangat membosankan. Sebaiknya aku turun ke bawah melihat mama sedang apa.
🍃🍃🍃
Setelah mencari mama keliling rumah, akhirnya aku melihat mama di taman belakang sibuk memotong daun-daun bunga yang kering.
"Maa.. " Panggil ku.
Mama melihat ke arah ku.
"Eh kak, kenapa sayang?" Mama terlihat asyik dengan kegiatan nya
"Gak ada ma, bosan aja" Ujar ku lesu
"Ooh, udah siap ngirim proposal nya kak? Kalau enggak ada kerjaan bantuin mama dong ngumpulin daun-daun kering ini biar gampang buang nya" Mama menunjuk ke arah daun kering yang sudah di gunting nya tadi
"Udah kakak kirim ma, tinggal nunggu dospem nya aja balas"
Perlahan aku mulai memungut daun-daun kering itu dan mengumpulkan nya di keranjang sampah.
"Bagus deh kalau gitu, semoga enggak banyak perbaikan lagi ya kak" Ucap mama sambil melihat ku.
"Iyaa semoga aja ma" Ya semoga saja tak ada perbaikan yang parah lagi.
Aku teringat sesuatu.
"Emm.. Ma, kakak mau tanya dong" Aku sudah penasaran tentang ini sejak beberapa hari yang lalu.
"Tanya apa kak?" Mama masih asyik menggunting daun-daun. Tapi dia masih mendengar ku
"Semalam kan kakak ke kantor lurah tuh, tapi pak lurah nya lagi di luar kota. Jadi ketemu sama sekretaris nya deh, tapi masa ya ma, sekretaris nya itu senior nya kakak waktu sekolah. Kaget dong kakak. Emang sejak kapan dia jadi sekretaris di kantor lurah ma?" Aku bercerita dan bertanya pada mama tentang lelaki itu.
"Ohh.. Pak Nasril ya kalau mama enggak salah. Baru dua tahun ini deh jadi sekretaris lurah, kan dia udah tamat kuliah kak dan jurusan hukum juga jadi ya bisa-bisa aja dia kerja di kantor lurah" Jelas mama padaku.
"Lagian bagus dong kak, apalagi dia kakak kelas kamu bisa la minta tolong sama dia. Kalau bisa pepet kak biar jadi pacar. Ganteng loh orang nya, kakak kan jomblo juga" Mama menggoda ku sambil tertawa
"Apa sih ma, aneh-aneh aja deh pikiran mama tuh" Aku mengerucut kan bibir ku kesal dengan ucapan mama. Jadi pacar? Dengan kulkas dua pintu itu? Yang benar saja ucap ku dalam hati.
Ku lihat mama masih tertawa ke arah ku. Segera ku kumpulan daun-daun kering yang masih tersisa agar aku bisa kabur dari sini, mama mah enggak asik.
"Udah selesai ni ma, daun-daun nya udah kakak kumpulin. Kakak mau ke kamar aja, mana tau dosen kakak udah balas" Aku beranjak dari situ menuju ke arah rumah, mama hanya tertawa melihat ku. Puas deh tuh ngetawain anak nya.
🍃🍃🍃
Aku melihat HP ku yang terletak di atas tempat tidur. Tampak di layar depan ada dua notifikasi pesan baru dari dospem ku. Buru-buru aku membuka pesan tersebut
Pak Arif dospem📩
'Proposal kamu sudah saya baca, tidak banyak perbaikan. Cuma tolong tambahkan permasalahan nya lagi dan cari jurnal pendukung nya yang terbaru'
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hani
Fiksi UmumNasril Khairi, seorang pemuda yang cukup populer dikalangan wanita, tapi sikap dingin nya tak jarang membuat wanita menganggap nya pria yang sombong. Sedangkan Hani Pratiwi adalah gadis yang baik, ceria, dan mandiri, banyak lelaki yang menyukai nya...