- UPDATE SETIAP HARI
- DUA EPISODE PERHARI
- JANGAN LUPA BERIKAN VOTE, KOMENTAR, DAN FOLLOW AKUN WATTPADKU.* * *
Gista tiba di depan kantor Polisi tempat Bian bekerja sebelumnya. Ia pergi menggunakan mobilnya sendiri kali itu, sesaat setelah menerima pesan dari Dela. Setibanya di sana Ia memilih untuk parkir di seberang jalan, tepat di samping sebuah minimarket. Gista mencoba mencari tahu soal laki-laki bernama Hari, yang tidak lain adalah orang yang mengkhianati Bian ketika masih bertugas di kantor tersebut. Foto yang Dela kirimkan padanya benar-benar sangat jelas, sehingga akan memudahkan Gista untuk menemukan yang ia cari.
GISTA
Aku lagi makan es krim sambil mengawasi kantor lamanya Bian. Kalau es krimku habis, aku berencana makan ramen noodle cup beserta odeng dan sosis pedas. 🍜Setelah mengirim pesan itu kepada Dela, Gista segera melayangkan tatapnya kembali ke arah kantor lama Bian. Ia menatap lurus dari balik kacamata hitam yang ia kenakan. Ia sengaja mengenakan kacamata hitam agar tidak ada satu orang pun menyadari, bahwa dirinya sedang mengawasi seseorang. Ketika ponselnya bergetar beberapa saat kemudian, Gista sudah tahu kalau itu adalah pesan balasan dari Dela.
DELA
Kamu berencana mengawasi Hari, atau memang sedang ingin mukbang seperti para food vloger yang sering kamu tonton di YouTube? Kok sepertinya sangat terencana sekali daftar keinginan makanmu hari ini? 🤔GISTA
🤣 Maklumlah, Del. Kapan lagi aku bisa makan enak sambil kerja? Mengawasi kantor lamanya Bian ternyata lebih menyenangkan, karena kantornya terletak tepat di depan sebuah minimarket. Minimarketnya punya beragam jenis mie import dan juga macam-macam cemilan. Aku serasa ada di surga saat masuk ke minimarket ini. 😍DELA
Jangan terlalu berlebihan makan, Gis. Takutnya nanti kamu terkena infeksi lambung lagi seperti beberapa tahun lalu. Makan sedikit-sedikit saja, yang penting perutmu terisi. Intinya kamu harus mengawasi Hari. Itu yang lebih utama. 🤭GISTA
Siap. Aku enggak akan makan terlalu berlebihan. Aku akan lebih fokus mengawasi Hari. Oh ya, bagaimana kabar yang lainnya? Apakah semuanya baik-baik saja?DELA
Siapa itu yang lainnya? Apakah yang kamu maksud adalah Rozi? 😂 To the point sajalah, Gis. Tidak usah pakai basa-basi. 😆GISTA
Sudah dulu, ya, Del. Aku lihat Hari baru saja keluar dari kantornya.Gista pun buru-buru bangkit dari kursi yang tengah ia duduki dan menuju ke mobilnya. Hari tampak masuk ke mobil pribadinya dan meninggalkan parkiran kantor tak lama kemudian. Gista mengikuti dari belakang sambil menjaga jarak agar aman. Karena bagi Gista, Hari tidak boleh menyadari bahwa dirinya sedang diikuti oleh seseorang.
Mobil milik Hari terlihat berbelok ke arah sebuah pemukiman. Tampaknya Hari menuju ke suatu tempat yang sudah biasa laki-laki itu datangi. Gista terus mengikutinya, sampai akhirnya ia melihat kalau Hari ternyata pulang ke rumah dan disambut oleh seseorang yang mungkin saja adalah istrinya. Gista segera mengambil beberapa foto dari dalam mobil, lalu mengirimkannya kepada Dela.
GISTA
Coba tanya Bian, apakah Hari sudah menikah atau belum? Apakah perempuan dalam foto yang aku kirim ini adalah istrinya atau bukan?Hari masuk ke dalam rumah bersama perempuan yang menyambutnya tadi. Gista menunggu dengan tenang di dalam mobilnya, sambil memperhatikan area sekitar rumah yang Hari datangi. Balasan dari Dela masuk tak lama kemudian, sehingga Gista kembali menatap layar ponselnya.
DELA
Menurut Bian, Hari memang sudah menikah. Tapi perempuan yang ada di dalam foto itu bukanlah istrinya Hari.GISTA
Bukan istrinya? Maksudmu, perempuan itu adalah selingkuhannya Hari? Aku tadi lihat mereka berciuman saat masih berada di halaman rumah, Del. Jadi tidak mungkin kalau perempuan itu tidak punya hubungan apa-apa dengan Hari.Sebuah pesan lain masuk ke ponsel Gista tak lama kemudian, setelah ia mengirim pesan balasan kepada Dela. Gista segera membuka pesan tersebut, karena ternyata itu adalah pesan dari Rozi.
ROZI
Assalamu'alaikum, Dek. Kamu sedang mengikuti Hari? Kamu ditemani sama siapa? Kenapa tidak besok saja perginya, Dek? Biar aku bisa temani kamu. Aku khawatir dan takut terjadi apa-apa sama kamu kalau pergi sendiri.GISTA
Wa'alaikumsalam, Mas. Iya, aku sedang mengikuti Hari sejak tadi. Aku tidak bisa menunda hal ini, Mas. Maaf. Tapi Mas Rozi tenang saja, Insya Allah aku akan menjaga diri baik-baik meski tidak ada yang menemani.Gista kembali beralih pada pesan yang masuk dari Dela. Sesekali ia menatap ke arah rumah yang kini pintunya tertutup sangat rapat. Ia tidak mau kecolongan, karena bagaimana pun ia harus mengumpulkan bukti agar bisa menyusun rencana untuk membantu Bian.
DELA
Kalau begitu jelas sudah pasti perempuan itu adalah selingkuhannya Hari. Bian baru saja mengirimkan foto istrinya Hari dan juga alamat rumah mereka. Akan segera aku kirimkan padamu.Gista kemudian mengamati foto yang Bian punya, lalu memperhatikan alamat yang Dela sertakan di bawah tersebut.
"Daerah ini jelas tidak sesuai dengan alamat rumah Hari yang Bian ketahui. Berarti ada kemungkinan kalau rumah yang Hari kunjungi saat ini adalah rumah selingkuhannya," batin Gista.
Pesan dari Rozi kembali masuk pada ponselnya. Hal itu membuat Gista tersenyum selama beberapa saat sebelum membukanya.
ROZI
Oke, aku akan percaya padamu bahwa kamu bisa menjaga diri. Tapi tolong, jangan lupa kabari aku sesering mungkin. Demi Allah aku ingin tahu apakah kamu baik-baik saja atau tidak. Aku ingin menyusulmu, tapi jelas tidak bisa kulakukan karena Bian dan Mira butuh dijaga oleh salah satu dari kami di sini.GISTA
Iya, Mas. Insya Allah aku akan selalu memberi kabar agar Mas bisa tenang. Sekarang aku fokus dulu bicara dengan Dela. Nanti akan aku hubungi lagi Mas Rozi setelahnya.Ia kemudian membuka papan chat bersama Dela dan langsung mengetik pesan yang akan dikirim.
GISTA
Aku akan mencari bukti sebanyak mungkin soal perselingkuhan mereka. Setelah itu barulah aku akan mengirimkan bukti perselingkuhan Hari kepada istrinya.DELA
Hati-hati, Gis. Keselamatan kamu lebih penting daripada keberhasilan membalas perbuatan Hari terhadap Bian. Kalau bisa, segeralah menjauh setelah kamu mendapatkan bukti yang cukup.GISTA
Oke, Del. Aku paham.Gista menyiapkan ponselnya untuk kembali mengambil beberapa foto. Ia menghabiskan waktu untuk menunggu selama hampir satu setengah jam. Ketika akhirnya Hari keluar dari rumah itu bersama perempuan tadi, mereka terlihat seperti baru saja selesai mandi. Rambut mereka masih basah dan baju yang Hari pakai belum benar-benar dirapikan. Sekali lagi, Gista melihat mereka berpelukan dan berciuman begitu intim di halaman rumah. Setelah itu Hari langsung pergi dari sana, dan membuat Gista kembali mengikuti laju mobilnya. Gista telah mendapatkan foto perempuan itu yang jauh lebih jelas daripada sebelumnya. Dan hal itulah yang akan menjadi bahan bagi Gista untuk memberikan pelajaran kepada Hari.
"Berkhianat tampaknya adalah hobi yang begitu sulit untuk kamu tinggalkan, Hari. Ternyata bukan hanya Bian yang kamu khianati, tapi juga istrimu sendiri. Mari kita lihat, sejauh mana kamu bisa menghadapi badai yang akan datang ke dalam hidupmu. Apakah kamu akan menjadi setangguh Bian ketika kamu membantu Eka mendatangkan badai ke dalam kehidupan Bian? Atau ... kamu akan menyerah lebih cepat dan berkubang dalam kehancuran?" pikir Gista, seraya tersenyum begitu tenang.
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
DENDAM
Horror[COMPLETED] Dela sedikit merasa aneh dengan undangan reuni yang ia terima dari SMP tempatnya belajar di Purwodadi. Pasalnya, ia hanya belajar di SMP tersebut tak sampai dua tahun, karena dulu dirinya terpaksa harus pindah sekolah ketika orangtuanya...